Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 7 Antara Tugas dan Hasrat

Bab 7 Antara Tugas dan Hasrat

Derrek masih berada di ruang ganti bersama seorang fashion stylist. Bukan tanpa alasan Derrek memakai jasa fashion stylist. Sebagai seorang pengusaha dan juga anggota parlement, mengharuskan Derrek selalu tampil rapi dan membuat orang lain terkesan. Dan Derrek memiliki semua kemampuan untuk menunjang kebutuhannya tersebut.

Jas malam yang dikenakannya malam ini tidak terlalu formal, dan lebih mengarah kepada gaya seorang laki-laki yang muda dan berkuasa. Dan Derrek yakin dia bisa menarik perhatian para tamu yang hadir di pesta yang diselenggarakan Aurel Dewangga.

“Sudah selesai Tuan.”

Tomi, nama fashion stylist yang bekerja padanya berdiri di samping Derrek dengan rasa puas dan Derrek tersenyum karena sesuai dengan keinginannya. Tidak berlebihan tetapi sangat menarik.

“Terima kasih Tom. Aku sangat puas dengan hasil kerja mu.”

Derrek memandang jam tangannya dan berjalan keluar sementara Tomi masih berada di ruang ganti merapikan busana Derrek yang baru datang.

“Selamat malam Tuan. Apakah malam ini Anda memerlukan pengawalan?” tanya Andreas. Pengawal pribadi Derrek yang selalu mengawalnya saat Derrek melakukan kunjungan ke Negara bagian.

“Kamu ikut bersama ku. Malam ini mungkin aku memerlukan dirimu,” jawab Derrek saat berjalan keluar.

“Baik Tuan. Kalau begitu saya akan mengambil mobil terlebih dahulu.”

Dengan langkah tegap, Andreas meninggalkan Derrek diruang tamu. Dan tidak berapa lama sebuah mobil Bugatti Centodieci sudah berada di depan teras menunggu Derrek.

Dengan gayanya yang elegant Derrek berjalan dan membuka pintu pada bagian penumpang. Di sebelah pengemudi. Buat Derrek, Andreas lebih sebagai teman daripada pengawal dan dia sangat percaya dengannya.

Sementara itu di rumah keluarga Dewangga sudah ramah oleh para tamu. Camilla yang menyusun acara terlihat sangat trampil dan juga anggun.

Aurel sangat marah ketika Camilla mengatakan kalau dia mengundang kakak sulungnya yang akan datang bersama dengan putri sulungnya. Kemarahan Auerel sedikit reda ketika Camilla mengatakan bahwa Beth sangat mengaguminya dan ingin belajar padanya. Camilla tidak bisa membayangkan seberapa besar kemarahan Aurel kalau dia tahu bahwa Camilla bermaksud mengenalkan Beth pada Derrek.

“Jam berapa keluarga Winter akan datang?” tanya Aurel pada Camilla sementara Kharis Dewangga suaminya sudah bersama dengan teman-temannya. Sesama anggota parlement Negara bagian Alluvia.

“Aku rasa sebentar lagi mereka akan tiba,” jawab Camilla tersenyum. Dan dia member isyarat pada Aurel kalau tamu yang ditunggunya sudah datang.

“Astaga. Aku tidak mengira kalau Derrek benar-benar datang ke acara ku. Kau temui yang lainnya sementara aku menyambutnya,” perintah Aurel dan dia berjalan cepat menghampirinya sementara Camilla menghampiri tamu yang lain.

Mata Derrek mencari-cari diantara para tamu yang semuanya berdiri mengelilinginya sementara Aurel terlihat menguasai acara.

Derrek berusaha bersikap ramah karena dia membutuhkan dukungan dari mereka semuanya. Tetapi dia merasa di jebak karena dia tidak melihat Camilla di antara mereka yang berdiri di sekitarnya.

Camilla yang sedang di cari-cari oleh Derrek kehadirannya ternyata sedang duduk santai di salah satu kursi yang berada di ruang keluarga.

Camilla sudah melihat Beth dan orang tuanya saat berjalan memasuki hall tempat diadakannya pesta dansa, sementara Derrek sudah berada di dalam.

Lolita yang merupakan ibu dari Beth sangat senang setelah mengetahui kalau Derrek berada di pesta yang sama dan dia segera mendatanginya. Tidak perduli dengan wajah Nyonya rumah yang tidak suka dan menganggap mereka sebagai pengganggu.

“Tuan Collen. Aku tidak menduga kalau Anda berada di sini. Kalau saja kami tahu lebih awal, tentu saja kami tidak akan terlambat,” sapa Lolita tanpa menghiraukan Aurel.

Derrek yang melihat wajah Aurel berusaha bersikap netral dan berusaha untuk tidak mengabaikan Aurel sebagai Nyonya rumah.

“Saya juga sangat senang bertemu dengan Anda. Dan kembali bertemu dengan Nona Winter,” sapa Derrek tersenyum.

Derrek mengamati Beth Winter yang berdiri di samping Lolita dengan sikapnya yang anggun dan mempesona. Wajah gugup dan tubuh yang kaku sudah tidak ada lagi. Yang dilihat oleh Derrek adalah seorang gadis muda yang sudah mendapat pendidikan untuk menjadi wanita yang bisa mendampingi seorang suami yang berprofesi sebagai politikus.

“Aurel. Bagaimana kabar mu? Sudah lama sekali aku tidak bertemu dengan mu? Kau tahu, Beth sangat mengagumi dirimu. Dia bercita-cita suatu hari nanti bisa mendapatkan jabatan seperti dirimu. Dan aku terpaksa mengantarnya kesini karena dia mendesakku. Aku harap kamu tidak keberatan.”

Lolita berusaha bersikap manis pada Aurel setelah mengetahui Derrek menaruh perhatian pada putrinya sementara Aurel memandang mereka dengan tatapan tajam penuh permusuhan dan Lolita tidak menginginkan putrinya di ganggu oleh wanita jahat yang mempunyai obsesi begitu besar pada Derrek.

“Benarkah? Aku tidak mengira kalau Beth mengagumi diriku. Terutama dia mau belajar politik. Bukankah dia baru keluar dari sekolah?” tanya Aurel dengan menekankan kata baru keluar dari sekolah.

“Benar. Aku sangat senang kamu menaruh perhatian pada Beth. Dia memang baru lulus dan membutuhkan pengarahan. Dan aku sangat bersyukur dia sangat mengagumi dirimu.”

Kata-kata manis Lolita tidak bisa ditolak oleh Aurel. Di dalam hatinya dia memaki Lolita yang yang pandai bermain kata-kata dan memakai topeng.

Mata Aurel mengikuti Derrek yang berjalan menuju lantai dansa sementara telapak tangannya menggenggam tangan Beth yang mungil.

Beth, seperti wanita pada umumnya sangat terkejut ketika dia mengetahui kalau dia bisa bertemu dengan Derrek. Satu-satunya lelaki yang saat ini menjadi pria yang paling diinginkan. Tetapi wanita itu bukan Beth. Beth sama sekali tidak tertarik dengan Derrek. Dia datang ikut dengan orang tuanya karena Aunty Camilla mengundangnya dan Derrek salah satu tamu yang akan datang ke pesta yang di adakan oleh Aurel Dewangga.

“Kamu tidak menyukainya?” tanya Derrek menggeram.

“Benar. Seharusnya aku tidak berada di sini. Sudah lama aku tidak pernah bertamu dengan Aunty. Dan di sinilah aku sekarang.”

“Apa kamu tahu Beth!. Aku sebelumnya tidak tahu kalau Elizabeth adalah Beth Win. Untuk itulah aku berada di sini,” Derrek membalas ucapan Beth tertawa.

“Apa yang dikatakan Aunty padamu?” Aurel terkekeh sehingga Derrek terpana oleh suara tawanya.

“Bahwa aku akan menemukan gadis yang bisa aku sunting dan menjadi istriku. Dan dia menyebut nama Elizabeth Win.”

“Aunty sudah lama tidak datang berkunjung, jadi bagaimana mungkin dia bisa mengetahui apa yang aku inginkan.” Sungutnya.

“Dan bagaimana dengan orang tua mu. Apa yang akan kau lakukan bila aku menginginkan dirimu?” Derrek secara tiba-tiba merasa tertarik dengan sikap Beth yang tidak seperti wanita kebanyakan. Beth mampu mengimbangi kata-katanya tanpa di buat-buat.

“Kalau di ijinkan aku akan menolaknya.”

“Kenapa? Kau tau masa depan seperti apa yang bisa kamu miliki bila menjadi istriku?” Beth tersentak ketika merasakan sentakan lembut di pinggangnya. Dan dia menatap mata Derrek dengan berani.

“Aku tahu. Dan aku adalah gadis biasa yang tidak berharap untuk berada di puncak popularitas karena mempunyai seorang suami yang memiliki segalanya.”

“Bukankah aneh namanya sementara wanita lain justru berlomba untuk mendapatkannya.”

“Kau lupa bahwa aku bukan seperti wanita kebanyakan?” sindir Beth dan sekali lagi Derrek tertawa.

Melihat sikap Derrek dan Beth yang terlihat akrab dan Derrek yang sering kali tertawa membuat Lolita bahagia. Dan dia berjalan mendekati suaminya yang sedang berbincang.

“Maaf, apakah aku bisa meminta waktunya?” tanya Lolita pada teman bicara Sam.

Lolita membawa Sam menjauh dan menunjuk putri mereka yang sedang berdansa dengan Derrek.

“Kau lihat? Aku tidak salah bukan ketika mengatakan bahwa putri kita mampu menarik perhatian seorang Derrek Collen?”

“Tapi aku merasa Beth tidak menyukai Derrek. Dan penolakannya yang membuat Derrek tertawa,” jawab Sam memandang putrinya tanpa berkedip.

“Anak bodoh. Aku tidak percaya dia menolak seorang Derrek Collen. Bagaimana mungkin dia bisa mendapatkan seorang calon suami yang memiliki segala-galanya seperti Derrek.”

Lolita begitu marah setelah memperhatikan lebih teliti dan melihat sikap Beth yang berusaha menjauh dari Derrek.

“Aku tidak ingin kamu memaksanya Lolita. Beth masih begitu muda. Masih banyak kesempatan sebelum dia menemukan yang cocok dan sesuai dengan keinginan hatinya,” bujuk Sam dengan menepuk tangan istrinya.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel