Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 6 Kegelisahan Hwang Jun

Tebakan Ah Nian benar, Juan Lin mendengar semua yang dikatakannya dan langsung berkata. “Pelayan sialan! Apa yang kamu katakan tentangku, hah?” bentaknya pada Nuan dari posisi berdiri. Juan Lin meremas pagar lantai atas dengan tangan kanannya. Dia ingin mengejar dan memarahi Nuan tapi tidak bisa karena mabuk.

Ah Nian tidak menjawab, dia hanya terus berjalan menuju lantai utama.

Sampai di lantai utama, Ah Nian segera bertanya pada Nuan.

“Di mana letak ruang makan?” tanyanya pada Nuan.

“Bolehkah saya membantu Nona untuk memimpin jalan? Saya tidak cukup pandai, takutnya salah arah kalau hanya menunjukkan dengan kata-kata,” ucap Nuan.

Ah Nian menganggukkan kepalanya, dia mengulurkan lengan kirinya pada Nuan. Nuan segera menuntunnya menuju ke ruang makan. Ah Nian dengan cepat bisa membaca di mana letak ruang makan di kediaman megah tersebut. Samar-samar Ah Nian bisa mendengar suara percakapan antara Hwang Jun dan Wei Zhang dari arah ruang makan dan suara tersebut semakin terdengar jelas.

Di ruang makan, Hwang Jun merasa lega begitu melihat Ah Nian masuk ke dalam ruang makan.

Nuan menarik kursi untuk ditempati Ah Nian, posisi kursi tersebut tidak jauh dari Hwang Jun. “Nona, silakan,” ucap Nuan pada Ah Nian.

“Terima kasih, Nuan,” sahut Ah Nian dengan suara rendah.

“Sudah menjadi tugas saya untuk melayani Nona di kediaman ini,” bisik Nuan pada Ah Nian.

Wei Zhang melihat Ah Nian sudah duduk di ruang makan, dia segera membuka kata.

“Nian sudah bergabung dengan semua orang di sini, mari, silakan dinikmati Tuan Muda Hwang,” ujar Wei Zhang pada Hwang Jun.

Nuan berdiri di belakang Ah Nian untuk melayaninya. Nuan lah yang akan mengambilkan menu makanan dan meletakkannya di piring Ah Nian.

“Apa yang ingin Nona makan? Saya akan menyebutkan menunya satu-persatu, Nona katakan saja pada saya, saya akan mengambilkan untuk Nona,” ucap Nuan pada Ah Nian dengan suara lirih.

“Ambilkan menu pokok dan lauk,” jawab Ah Nian pada Nuan. Ah Nian menyentuh piring di meja dan meraba sendok di sisi samping piringnya.

“Sangat merepotkan! Makan malam dengan gadis cacat sepertinya membuatku kehilangan nafsu makan!” sungut Lian Er memecah keheningan di ruang makan kemudian melengos kesal. Saat menoleh ke arah Hwang Jun, tanpa sengaja tatapan mata mereka bertemu, kemarahan yang tadinya tersirat jelas dari kedua mata Lian Er. Ketika tatapan matanya bertemu dengan Hwang Jun Lian Er dengan cepat mengubah ekspresi kesal di wajahnya dengan dipenuhi senyum cerah dan wajah bahagia, Lian Er juga mengukir senyuman termanis untuk ditunjukkan pada Hwang Jun dengan tujuan agar membuat Hwang Jun tertarik pada dirinya.

Hwang Jun bisa mendengar setiap keluhan yang keluar dari bibir Lian Er, dalam hati dia ingin sekali tertawa.

“Gadis seperti ini ingin kalian berikan padaku? Ha ha ha ha! Lucu sekali! Bahkan perilaku pelayan di kediamanku saja lebih baik darinya! Lian Er tidak lebih dari seonggok sampah!” bisik Hwang Jun dalam hati.

“Silakan dinikmati Tuan Muda Hwang,” ucap Lian Er pada Hwang Jun.

Ah Nian tidak mengatakan apa-apa, dia hanya duduk sambil menikmati makan malamnya.

Setelah makan malam bersama keluarga Hua selesai, Hwang Jun masih duduk-duduk di ruang makan sepanjang bersama Wei Zhang. Lian Er juga selalu menyahut untuk mengambil andil dalam percakapan. Beberapa kali Hwang Jun menoleh ke arah Ah Nian yang sejak tadi diam tanpa berkata apa-apa.

Tidak lama kemudian Ah Nian segera berdiri untuk berpamitan pada semua orang di ruang makan.

“Tuan Wei, Nyonya Hua, saya ingin jalan-jalan di taman sebentar,” pamitnya.

Hua Mei tidak sudi menjawab AH Nian, dia hanya menatap Ah Nian dengan tatapan mata penuh kebencian.

Wei Zhang melihat cara Hua Mei memperlakukan Ah Nian dan dia hanya bisa menghela nafas panjang.

“Nuan, kamu temani Nian,” perintah Wei Zhang pada pelayan yang bertugas menjaga Ah Nian.

“Baik, Tuan Besar,” jawab Nuan dengan patuh lalu segera memegangi lengan Ah Nian dan membantu untuk menunjukkan jalan menuju ke taman.

“Sayang, kamu terlalu memanjakannya!” omel Hua Mei pada Wei Zhang.

“Kamu tahu sendiri, Nian tidak bisa melihat, kalau dia terjatuh dan terluka maka akan lebih merepotkanmu karena harus merawatnya,” sahut Wei Zhang pada Hua Mei.

Melihat itu Hwang Jun langsung berdiri dari kursinya. “Sangat disayangkan, ternyata waktu cepat sekali berlalu, sekarang hampir larut malam, seperti saya harus undur diri. Tuan Wei, Nyonya Hua, terima kasih atas undangan makan malamnya, saya mohon pamit,” ucap Hwang Jun dengan sopan.

“Tuan Muda Hwang tidak perlu sungkan, sering-seringlah datang ke rumah ini, kami sangat senang Tuan Muda Hwang bersedia datang untuk memenuhi undangan makan malam sederhana di rumah kami,” balas Hua Mei pada Hwang Jun.

Hwang Jun membungkuk hormat lalu segera keluar dari ruang makan.

Lian Er tidak ingin ketinggalan, dia segera menyusul Hwang Jun. Akan tetapi saat berhasil mengejar dia melihat Hwang Jun sedang mengejar Ah Nian di luar rumah.

Lian Er melihatnya dan terus mengawasinya dari kejauhan.

“Ah Nian sialan! Selalu saja mencari kesempatan untuk menarik perhatian Hwang Jun! Aku tidak akan membiarkan gadis cacat itu mendapatkan Hwang Jun!” geram Lian Er.

Ah Nian sedang berjalan pelan di taman ditemani oleh Nuan. Ketika Hwang Jun berjalan mendekat, Nuan segera menahan langkah kakinya. Nuan tidak ingin mengganggu Hwang Jun.

Ah Nian bisa mendengar suara langkah kaki berasal dari tiga orang berbeda, langkah Nuan pelayannya yang tertahan jauh di belakang punggungnya, langkah kaki Lian Er berhenti di teras lalu terdengar irama lain oleh Ah Nian, langkah kaki seorang pria mendekat dengan tergesa-gesa menuju ke arahnya dengan tiba-tiba .

“Dari irama langkah kaki dan parfum ini seperti Hwang Jun mengikutiku ke sini, apa yang ingin dia lakukan?” tanya Ah Nian dalam hati.

Ah Nian sengaja berhenti, pikirnya mungkin Hwang Jun memarkir mobilnya di halaman tak jauh dari posisi saat ini jadi mengharuskan Hwang Jun melewati jalan setapak yang sama dengan Ah Nian.

Ah Nian hanya menoleh ke samping ketika Hwang Jun hampir melewatinya, mengiranya Hwang Jun akan berlalu pergi tapi ternyata Hwang Jun malah berhenti tepat di sebelahnya.

Ah Nian tidak ingin terjadi kesalahpahaman, Ah Nian segera mengambil langkah menjauh dari Hwang Jun dengan tergesa-gesa.

Hwang Jun menatap ke belakang, dia tidak tahu kalau Lian Er mengawasi dari kejauhan. Hwang Jun tanpa ragu mengejar dan mencekal pergelangan tangan Ah Nian. Ah Nian langsung menarik tangannya tetapi Hwang Jun tidak bersedia melepaskannya.

“Tuan Muda Hwang, jangan sampai membuat orang salah paham denganku, apa kamu sama sekali tidak tahu tujuan Tuan Wei dan Nyonya Hua mengundang Anda datang ke sini?” tanya Ah Nian pada Hwang Jun. Ah Nian tahu kalau Lian Er mengawasi dari teras rumah. Karena Hwang Jun tidak segera melepaskan pergelangan tangan Ah Nian kembali membuka kata, “Lian Er memperhatikanmu, cepat lepaskan genggaman tanganmu!” perintah Ah Nian pada Hwang Jun.

“Jangan berbohong, pasti hanya alasan saja! Nona bahkan memanggilku dengan sebutan Tuan Muda, aku tidak mengira kamu tidak berbeda dari semua orang,” tuduh Hwang Jun pada Ah Nian dengan nada tidak senang.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel