Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 11 Melepas kesucian

Hwang Jun cukup terkejut dengan tindakan Ah Nian, dia sama sekali tidak menyangka Ah Nian berani memancingnya sampai sejauh ini. Situasi sudah terlanjur tegang.

Karena Hwang Jun juga sangat menyukai Ah Nian Hwang Jun sengaja membalas dan tidak berniat menahan diri untuk tidak berbuat lebih jauh. Hwang Jun meletakkan tongkat Ah Nian dari genggaman tangannya lalu menahan pinggang ramping Ah Nian untuk tetap tinggal dan merapat pada tubuhnya.

Ah Nian spontan menyudahi ciuman bibirnya dan menggeliat untuk mencoba melepaskan diri tapi Hwang Jun tidak berencana melepaskan tubuh Ah Nian. Ah Nian tidak berpikir Hwang Jun akan melakukan tindakan lebih jauh.

“Saya pikir Dokter Hwang yang terhormat tidak akan berani bertindak kurang ajar tapi sepertinya penilaianku salah,” sindir Ah Nian dengan ekspresi kesal disertai pukulan kecil kedua tangannya pada dada Hwang Jun.

Hwang Jun mengukir senyum manis pada bibirnya lalu membisikkan sesuatu pada telinga Ah Nian sambil tetap mendekapnya.

"Nona Nian sudah berhasil dan membuatku tergoda, jadi aku tidak akan menahan diri lagi."

Hwang Jun menekan ujung hidungnya pada daun telinga Ah Nian dengan sengaja.

Ah Nian mulai panik dan langsung menjauhkan kepalanya ke samping.

"Dokter Hwang, tolong berhenti memperlakukanku seperti ini!" Perintah Ah Nian pada Hwang Jun dengan suara tertahan. Meski sangat panik saat ini Ah Nian hanya mengajukan protes sambil menggeliat dari rengkuhan Hwang Jun.

Dari reaksi tersebut, Hwang Jun bisa melihat bahwa Ah Nian sama sekali tidak memiliki niat untuk membuat reputasi Hwang Jun terlihat buruk di rumah sakit.

"Kamu sudah memancingku, kamu tahu aku cemburu pada Juan Lin, sekarang aku tidak akan berpura-pura lagi atau menjaga sikap hormat di depanmu Nian," ujar Hwang Jun tepat di depan wajah Ah Nian yang kini condong ke belakang lantaran tidak ingin memperburuk keadaan di antara mereka berdua.

Ah Nian berhenti untuk meronta dan menerima pelukan erat Hwang Jun. Ah Nian merasakan napas memburu dari hidung Hwang Jun menyapu hangat wajah Ah Nian.

"Tuan Muda Hwang, Anda pria terhormat, maafkan tindakan saya tadi," ucap Ah Nian dengan sopan.

Kedua tangan Ah Nian yang tadinya terus memukul dan meronta kini masih menempel pada dada atletis Hwang Jun.

"Jangan bersikap formal denganku, hubungan antara kita bukan sekedar dokter dengan pasien lagi," tegas Hwang Jun lalu kembali melumat bibir Ah Nian dengan lumatan lembut. Ah Nian memejamkan kedua matanya dan menerima perlakuan hangat Hwang Jun, getaran dalam dada Ah Nian tidak bisa reda, bahkan kini jemari tangannya mulai meremas lembut dada atletis Hwang Jun yang terus melumat bibirnya.

Beberapa menit kemudian Hwang Jun sudah membawa Ah Nian bersandar di balik daun pintu. Napas Hwang Jun masih tetap memburu meski ciuman panas itu sudah berakhir.

"Tuan ...." Ah Nian berbisik lirih. Dadanya semakin berdebar kencang lantaran kehangatan yang baru dia rasakan, Ah Nian tidak bisa menyembunyikan perasaannya karena sensasi itu membuatnya larut dan nyaman.

"Kalau kamu tetap tinggal di neraka itu jangan salahkan aku jika aku tidak akan menahan diri lagi dan mengambilnya sebelum Juan Lin," ucap Hwang Jun lalu meremas lembut bukit Ah Nian dari luar gaunnya.

Ah Nian tidak menolak, dia menerima remasan lembut Hwang Jun.

"Ssshh, Tuan Muda Hwang ...." Desis Ah Nian seraya memeluk tengkuk Hwang Jun.

Hwang Jun mulai menciumi leher Ah Nian serta menarik turun gaun Ah Nian, Hwang Jun menyapa kedua bukitnya dengan lidahnya yang panas. Kulit Ah Nian begitu bersih dan lembut. Puas menikmatinya jemari tangan Hwang Jun mulai berselancar turun dan tinggal di sisi dalam paha Ah Nian.

"Tu-Tuan Muda Hwang, oohh, Anda mengacaukannya ...." Rintih Ah Nian seraya meremas kuat pinggang Hwang Jun.

Hwang Jun merasakan cairan hangat pada jemarinya, dia sudah tidak bisa menahan diri lagi dan segera menarik penutup dari area intim Ah Nian hingga gaun dan benda tipis itu jatuh ke lantai. Berikutnya jas putih milik Hwang Jun dilepas dan dilempar begitu saja ke meja.

Tanpa melepaskan seluruh pakaian Hwang Jun menggendong tubuh Ah Nian dan melakukannya.

"Akh, Tuan Muda, sakit," lirih Ah Nian ketika Hwang Jun memasukinya pertama kali.

"Pejamkan kedua matamu, peluk erat tubuhku, aku akan melakukannya dengan perlahan," bisik Hwang Jun dengan serius.

Rengekan dan desahan napas Ah Nian dalam gendongannya membuat Hwang Jun sangat menikmati hubungan intim tersebut. Meski melakukannya dengan perlahan dan hati-hati keduanya pun mencapai puncak hasrat yang diinginkan bersamaan. Setelah selesai Hwang Jun menurunkan tubuh Ah Nian di kursi tak jauh dari posisi mereka, lalu memakaikan kembali penutup yang dia lepaskan dari sisi intim Ah Nian.

Ah Nian sangat malu sekali, dia tidak tahu apa yang harus dia katakan pada Hwang Jun. Ah Nian terlanjur melepaskan kegadisannya, aktivitas panas selama hampir satu jam berlangsung di ruangan kerja Hwang Jun beberapa menit yang lalu.

Hwang Jun menyadari sikap canggung Ah Nian disebabkan karena terlibat hubungan lebih jauh dengannya.

"Apa yang kamu pikirkan? Aku serius dan melakukannya dengan sadar," tutur Hwang Jun.

Ah Nian meremas sisi gaun dengan jemari tangannya, wajahnya menunduk dalam. Ah Nian mengelak untuk mengakui perasaan dalam hatinya.

"Aku tidak tahu, aku sepertinya sudah terlena sesaat dan lupa siapa Dokter Hwang," ucapnya gugup seraya berdiri dari kursinya untuk mencari tongkatnya.

Hwang Jun mencekal lengan Ah Nian.

"Situasi barusan bukan peristiwa untuk dilupakan begitu saja, jika kamu berkeras mengelak dengan segala macam alasan maka jangan salahkan aku kalau aku melakukan lebih jauh lagi dan mengulanginya berkali-kali untuk membuatmu yakin bahwa aku sadar penuh atas tindakanku," tegas Hwang Jun seraya memeluk erat tubuh Ah Nian.

Ah Nian menyandar pasrah, air matanya mulai mengalir, disentuhnya pipi Hwang Jun dengan telapak tangannya.

Baru saja dia menyerahkan tubuhnya dan bertaruh dengan seluruh hidupnya bahwa Hwang Jun sungguh-sungguh mencintai dan bersedia melakukan apapun untuk memperjuangkannya.

"Aku harap ini bukan mimpi, Tuan Muda Hwang ...."

Hwang Jun menganggukkan kepalanya lalu melumat lembut bibir Ah Nian sejenak.

"Tentu saja, apapun keputusan dan tindakanmu di rumah itu, aku akan ada di belakang punggungmu untuk menguatkan mu, aku sangat mencintaimu Nian," bisik Hwang Jun.

Ah Nian tahu Hwang Jun adalah pria terhormat dan selalu perhatian padanya. Hanya saja di masa lalu Ah Nian tidak cukup percaya diri untuk menerima ketulusan hati Hwang Jun. Saat ini setelah semuanya terjadi tidak ada alasan lagi bagi Ah Nian untuk menolak uluran tangan Hwang Jun.

"Aku harus kembali," ujar Ah Nian tiba-tiba.

"Aku akan mengantarmu ke mobil," ucap Hwang Jun cepat sambil membantu Ah Nian keluar dari dalam ruangan kerjanya.

Keduanya berjalan di koridor rumah sakit, meski situasi di antara mereka berdua tidak secanggung sebelumnya tetap saja Ah Nian merasa malu dan tetap bersikap formal dengan Hwang Jun.

Ah Nian memilih diam, sementara Hwang Jun selalu mencuri pandang ke samping untuk menatap wajah cantik Ah Nian. Wajah gadis yang dia cintai itu bersemu merah dan ekspresi Ah Nian tetap terlihat gugup dan malu.

"Tidak ada batasan lagi antara aku dan kamu, kenapa tetap bersikap seperti ini?" Gurau Hwang Jun dengan sengaja dengan suara rendah disusul tawa renyah khas Hwang Jun.

"Dokter!" Protes Ah Nian dengan bibir cemberut, wajah Ah Nian semakin memerah karena malu.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel