Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Part 7

Sejak pulang kemarin, Salma belum menegok garasi mobilnya di bawah. Karena ia yakin tidak akan ada maling di area rumahnya. Penjagaan security dan cctv 24 jamnya sangat ketat di lingkungan perumahannya. Bahkan selain penghuni wajib meninggalkan kartu identitas ketika akan masuk lingkungan perumahan.

"Hari ini gue ketemu Nada, para cacing bersabarlah, kalian segera mendapatkan asupan gizi," kata Salma dalam hati.

Ketika Salma melangkahkan kakinya menuju garasi rumahnya. Betapa kagetnya ia karena mobilnya sudah tidak ada dan di ganti mobil sport Ferarri berwarna merah.

"Mobil Ferarri gue kok ganti warna dan tipe begini? Ini pasti kerjaan om Tom," omel Salma seketika sambil menatap mobil tersebut.

Buru-buru Salma menekan angka 3 di Handphonenya, khusus panggilan cepat ke Tom. Ketika panggilan diangkat oleh Tom, amarah Salma sudah tidak bisa dibendung lagi.

"Hai, Sal?"

"Om Tom! Om kemanain mobil aku? Kenapa ini ada Ferarri dirumah dengan versi lebih baru?"

"Om cuma tuker mobil kamu sama yang baru karena yang kemarin kan sudah dua tahun dipakai."

"Om Tom sadar nggak sih ini itu berlebihan? Aku nggak suka!"

"Kalo enggak suka ya nggak usah dipakai."

"Terus gimana kalo aku mau pergi kaya sekarang?"

"Ya terserah kamu. Sudah ya, Sal, Om mau ketemu sama investor dulu."

Tom mematikan teleponnya lebih dulu daripada Salma. Jarang sekali ia melakukan ini kepada Salma, tapi jika tidak disudahi, Tom yakin Salma akan kuat berdebat dengannya walau sampai sehari semalam hanya karena perkara sebuah mobil.

Dengan perasaan dongkol, Salma memasuki satu satunya mobil dirumahnya. Mobil Ferarri merah yang Tom berikan kepadanya. Salma kemudian melajukan mobil ke sebuah butik kebaya langganannya dan para sahabatnya di daerah kota Gede.

Ketika ia turun dari mobilnya. Semua pandangan orang mengarah padanya. Apalagi ketika ia masuk, ia sudah menemukan Deva di dalam.

"Onde mande, Kalo kaya gini, lo kelihatan beneran konglomerat, Sal," kata Deva sambil nyemil Nastar di toples, yang Salma yakin itu buatan Nada.

"Diem lo!" kata Salma sambil duduk di sebelahnya, tampangnya sudah sekusut perasaannya.

"Lo kenapa? Punya mobil baru kok muka kaya cucian nggak disetrika gitu."

"Gue sebel sama Om Tom, dia ngeganti mobil gue seenaknya tanpa tanya-tanya dulu ke gue."

"Lo gimana sih, mobil lo di ganti sama Ferarri terbaru dan limited edition, Sal. Ya harusnya lo kasih ucapan terimakasih. Emang kadang lo itu rada sinting. Aneh bin ajaib."

"Dev, jangan lupain satu hal. Di dunia ini itu nggak ada yang gratis."

"Ya ya ya. Udah sono buruan masuk, kebaya lo udah di siapin."

"Nada mana?"

"Lagi keluar sama Juna bentar, katanya pengen makan mie ayam."

"Lha, pesenan gue?"

"Noh tu," kata Deva menunjuk dengan dagunya. Salma bisa melihat lunch box Tupperware warna ungu.

***

Selesai fitting kebaya Salma melajukan mobil ke kantornya. Selama ini Salma memiliki jaringan toko perlengkapan bayi yang terfokus pada penjualan diapers sekali pakai dan susu. Menurut Salma, bisnis diapers dan susu bayi serta anak tidak akan termakan oleh jaman, karena selalu orang akan membutuhkannya kecuali semua orang sudah menganut childfree.

Kini Salma memasuki kantornya dan disambut oleh para karyawannya.

"Selamat siang, Bu Salma, lama nggak pernah kelihatan?"

"Siang, bukannya kalian seneng kalo saya nggak ke kantor?" Kata Salma basa basi.

"Ya nggaklah, Bu. Kalo ibu sering masuk kita bisa ngirit makan siang, soalnya sering di traktir."

Jawaban jujur karyawannya membuat Salma tertawa. Salma memang tidak pernah pelit soal mentraktir karyawan. Karena buat apa memiliki uang banyak tetapi ia tidak ada keluarga serta teman untuk berbagi segalanya.

"Oh iya, Bu Salma, laporan penjualan selama ibu tidak berangkat sudah saya siapkan dimeja ibu. Ibu tinggal evaluasi."

"Okay, kalo begitu saya ke dalam dulu. Kerja yang giat ya kalian semua, besok saya akan traktir pizza."

"Siappp, Bu."

***

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel