Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Chapter 9

Jam dinding menunjukkan pukul tujuh malam, itu artinya Anny akan segera berangkat untuk bertemu dengan teman-temannya di taman kota. Sesuai perjanjian tadi siang, mereka akan melakukan penyelidikan malam ini. Anny mematut dirinya sekali lagi di cermin, rambut pirang lurusnya ia ikat seperti ekor kuda, tubuh rampingnya ia balut dengan Hoodie berwarna peach yang dipadukan dengan celana jeans hitam panjang yang ia lipat hingga di atas mata kaki, selanjutnya untuk melengkapi penampilannya, ia menggunakan Sneakers berwarna putih.

Setelah memastikan semuanya terlihat sempurna Anny pun mengambil tas selempang kecil miliknya dan berjalan ke luar kamar. Anny berjalan menuju dapur dimana ada Ibunya yang tengah memasak sesuatu.

"Bu," ucap Anny yang membuat Ny. Hilada menghentikan kegiatannya dan menolehkan kepalanya untuk melihat anak semata wayangnya sudah bersiap seperti akan pergi.

"Ann... kau mau kemana?"

"Aku ada keperluan sebentar Bu, jadi aku ijin pergi sebentar,"

"Kau akan keluar sendiri?"

"Tidak, Kevin..."

"Jadi kau akan keluar dengan Kevin? Tunggu... apa itu artinya kau akan pergi kencan, Ann?"

"Ibu... kami hanya..."

"Sudah, jangan bicara lagi, sebaiknya kau cepat temui Kevin, oh apa Kevin sudah ada diluar? Apa Ibu harus menemuinya? Tapi... Ibu rasa itu akan mengganggu, sampaikan saja salam Ibu padanya,"

"Bu..."

"Sudah cepat pergi sana," ucap Ny. Hilda seraya mendorong pelan Anny.

Anny hanya bisa menghela nafasnya pasrah, ia pun kemudian pergi menuju pintu keluar, dan tanpa diduga saat ia membuka pintu, Kevin sudah berdiri didepan rumahnya dengan tampilan yang err sangat tampan.

"Akhirnya kau keluar juga," ucap Kevin seraya menghampiri Anny.

"Sudah berapa lama kau berada disini?"

"Mungkin lima belas menit yang lalu," jawab Kevin seraya mengangkat kedua bahunya.

"Kenapa tidak masuk saja?"

"Ibumu tidak akan melepaskanku jika aku masuk ke dalam," jawab Kevin yang dijawab anggukkan oleh Anny.

"Kau sudah meminum obatmu?" Tanya Kevin.

"Belum," jawab Anny yang membuat Kevin mengerutkan keningnya.

"Jika aku meminum obatku bisa dipastikan aku akan tertidur beberapa menit lagi," jawab Anny cepat sebelum Kevin memberinya ceramah.

"Terserah kau saja, ayo berangkat, Thomas dan Billy sudah menunggu kita," ujar Kevin seraya berjalan menuju mobilnya yang terparkir tepat dibalik gerbang rumah Anny.

"Dia marah," ujar Anny pelan kemudian berjalan mengikuti Kevin.

...

Kevin dan Anny sudah berada ditaman kota bersama Billy dan juga Thomas. Suasana malam itu ternyata cukup ramai, ada banyak pasangan muda-mudi yang tengah menghabiskan malam mereka disana.

"Kau yakin kita akan berangkat sekarang? Maksudku ini masih pukul tujuh, aku yakin Mr. Larry belum meninggalkan sekolah," ucap Billy.

"Benar juga, aku baru ingat, jika Angel dan beberapa anak yang lain akan melakukan ritual pemanggilan arwah malam ini," ucap Anny yang membuat Thomas mengerutkan keningnya.

"Pemanggilan arawah? Untuk apa?" Tanya Thomas.

"Bella mengatakan padaku, jika tadi siang, ada beberapa murid yang pingsan di toilet setelah melihat arwah siswi yang meninggal empat tahun lalu," ucap Billy.

"Apa itu Emelly?" Tanya Kevin.

"Entahlah," jawab Anny.

"Kita akan ke sekolah jam sepuluh saja, aku rasa itu waktu yang tepat, dan Mr. Larry pun pasti sudah meninggalkan sekolah," ucap Kevin.

"Lalu bagaiman dengan Angel dan yang lainnya? Bisa gawat jika mereka mengetahui keberadaan kita" ucap Anny.

"Bagaiman jika kita ke Cafe yang letaknya didepan sekolah?" Tanya Billy yang membuat Kevin memukul kepala Billy.

"Hei apa yang kau lakukan sialan!!"

"Membetulkan otakmu yang sedikit bergeser," jawab Kevin.

"Sialan!! Aku mengajak kalian kesana untuk mengamati keadaan di sekolah, dan memastikan apakah memang Angel dan yang lainnya akan ke sekolah malam ini, setelah itu baru kita menyusun rencana," jelas Billy.

"Itu ide yang bagus, aku setuju dengan Billy," jawab Anny.

"Kalau begitu ayo pergi," ucap Kevin seraya menarik pergelangan tangan  Anny meninggalkan Billy dan Thomas.

"Hei kau!! Dasar sialan! Kau harus minta maaf!! Kevin..."

"Diam bodoh! Kau membuat semua orang melihat ke arah kita," ucap Thomas yang langsung berlalu meninggalkan Billy menyusul Kevin dan Anny.

Billy menolehkan kepalanya ke kanan dan ke kiri, benar saja, orang-orang yang ada di taman saat ini tengah melihat ke arahnya dengan berbagai macam ekspresi, ia pun berdehem kemudian membetulkan letak jacketnya dan mulai berjalan meninggalkan area taman.

...

Dua jam sudah Kevin dan teman-temannya berada di Cafe yang letaknya tidak jauh dari sekolah, namun mereka belum melihat adanya tanda-tanda Angel dan yang lainnya datang ke sekolah.

"Apa mereka membatalakan rencananya?" Tanya Billy seraya memakan kentang goreng kesukaannya.

"Aku tidak tahu, mungkin mereka memilih masuk lewat pintu belakang," jawab Anny.

"Kenapa pintu belakang?"

"Jika mereka melewati gerbang itu, bisa dipastikan mereka akan bertemu dengan Mr. Larry dan kemungkinan besar Mr. Larry akan mengusir mereka," jawab Kevin.

"Benar juga," ucap Billy seraya menganggukkan kepalanya.

"Bodoh," ucap Thomas yang langsung mendapat pelototan dari Billy.

"Bicara soal Mr. Larry aku belum melihatnya keluar dari sekolah, apa dia sudah pulang sebelum kita sampai disini?" Tanya Anny.

"Benar juga, padahal sudah dua jam kita disini," ucap Thomas.

Tidak lama kemudian mereka melihat ada dua buah mobil berwarna hitam melaju menuju belakang sekolah,"Itu mereka?" Tanya Billy.

"Ya," jawab Thomas.

"Jadi... apa renacananya bagaimana sekarang?" Tanya Anny.

"Pertama, kita harus tahu lebih dulu mereka akan melakukan ritual itu dimana, baru setelah itu kita pergi ke perpustakaan," jelas Thomas.

"Lalu bagaimana dengan CCTV yang ada di sekitar sekolah?" Tanya Anny lagi.

"Pada malam hari, mereka mematikan sebagian CCTV, jadi tidak semuanya aktif, yang menyala hanya di gerbang depan, kantor, ruang tata usaha, dan gudang," jelas Kevin.

"Lalu bagaiamana dengan kunci perpustakaan? Kita tidak akan bisa masuk jika kita tidak memiliki kuncinya," ucap Billy.

"Kita tidak butuh kunci untuk masuk ke sana," jelas Thomas yang membuat Billy mengerutkan keningnya tidak mengerti.

"Apa maksudmu?"

"Biarkan otak jeniusku saja yang bekerja, kau hanya butuh diam dan menonton," ucap Thomas yang membuat Billy mendengus kesal.

Pandangan ke empat orang itu tiba-tiba saja tertuju pada gerbang sekolah saat mendengar deru mesin motor keluar dari sana, dan benar saja dugaan mereka, ternyata Mr. Larry baru saja selesai bertugas, namun ia tidak keluar sendirian melainkan bersama dua orang lainnya yang Kevin dan teman-temannya tidak tahu.

"Dia sudah meningglkan sekolah," ucap Billy.

"Tapi siapa dua orang itu? Apa mereka penjaga baru di sekolah kita?" Tanya Thomas.

"Aku tidak tahu, aku belum pernah melihat mereka sebelumnya," jawab Kevin.

"Mungkin teman Mr. Larry," ucap Anny.

"Sudah lupakan saja, mari kita mulai rencana kita," ucap Kevin yang langsung dijawab anggukkan oleh ketiga temannya.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel