Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Chapter 10

Kevin, Anny, Billy, dan Thomas saat ini tengah berada di taman belakang sekolah, mereka berempat berhasil memanjat tembok dan melompat masuk ke area sekolah.

"Mereka di gudang?" Tanya Thomas yang saat ini tengah bersembunyi di semak-semak yang letaknya tidak jauh dari gudang.

"Sepertinya iya, lampu gudang terlihat menyala," jawab Billy yang berada di sampingnya.

"Bukankah di gudang ada CCTV? Mereka bisa terkena masalah," ucap Anny yang berdiri di samping Thomas.

"Mereka memang bodoh," jawab Kevin yang berdiri di samping Anny.

"Sudahlah biarkan saja mereka, kita harus ke perpustakaan," ucap Thomas seraya berbalik meninggalkan area itu yang di ikuti oleh teman-temannya.

Keadaan sekolah di malam hari terasa jauh berbeda, kelas-kelas yang gelap tanpa penerangan ditambah suasana sunyi dan sepi menambah kesan menyeramkan malam itu. Langkah kaki mereka pun bergema ke seluruh penjuru sekolah. Anny terus melihat ke kanan dan ke kiri begitu pun dengan Billy. Langkah Billy terhenti kala ia melihat bayangan hitam yang melintas tepat di seberang sana.

"Ada apa?" Tanya Thomas yang ikut menghentikan langkahnya.

Kevin dan Anny pun melakukan hal yang sama dan melirik ke arah Billy yang saat ini tengah memicingkan matanya seolah tengah melihat sesuatu.

"Aku melihat ada siluet seseorang disana," tunjuk Billy ke arah ruang kelas satu.

Kevin, Anny, dan Thomas mengikuti arah telunjuk Billy, namun tidak ada apa-apa disana, hanya lorong gelap tanpa pencahayaan sedikitpun. "Tidak ada apa-apa disana Bill, jangan membuatku takut," ucap Anny.

"Aku serius, Ann,"

"Apa mungkin, di sekolah ini ada orang lain selain kita?" Tanya Kevin.

"Jika maksudmu Angel dan teman-temannya, iya," jawab Thomas yang membuat Billy mendengus kesal.

"Bukan itu maksudku!"

"Bagaimana jika yang Billy lihat adalah salah satu teman Angel?" Tanya Anny.

"Bisa jadi, tapi..." Thomas tiba-tiba mengehentikan ucapannya saat ia mendengar langakah kaki yang mendekat ke arah mereka, saat Billy akan mengatakan sesuatu Thomas langsung memberi isyarat untuk diam.

Thomas melirik teman-temannya dan memberi kode untuk segera bersembunyi, untung bagi mereka karena tepat dibelakang mereka ada ruang kelas dan tidak terkunci, dengan cepat mereka masuk kedalam dan langsung menundukkan diri mereka tepat dibalik pintu, keadaan kelas yang gelap cukup mendukung mereka untuk tidak terlihat.

Jantung mereka berdetak lebih cepat dari biasanya, keringat dingin mulai membasahi kening mereka saat langkah kaki itu semakin mendekat. Anny membekap mulutnya sendiri ketika indra pendengarannya menapkan suara seperti sebuah besi yang diseret, tanpa sadar tangan kirinya menggenggam lengan Kevin yang membuat Kevin menoleh ke arahnya. Kevin yang melihat ekspresi ketakutan di mata Anny langsung saja ia menarik Anny kedalam pelukannya.

Langkah kaki itu terdengar semakin jelas, bahkan suara besi yang di seret pun semakin terdengar nyaring. Billy menahan nafas saat suara langkah kaki itu berhenti tepat didepan pintu tempat mereka bersembunyi. Hening untuk beberapa saat sampai langkah kaki itu terdengar mulai menjauhi tempat mereka bersembunyi.

Secara bersamaan mereka menghela nafas lega, Kevin pun membalikkan tubuhnya seraya bersandar pada pintu dengan Anny yang masih berada di pelukannya. Hal yang sama dilakukan oleh Billy dan Thomas.

"Siapa dia sebenarnya?" Tanya Billy pelan dengan nafas yang masih berantakan.

"Entahlah," jawab Thomas.

"Selanjutnya apa? Apa kita masih akan meneruskan pencarian kita?" Tanya Kevin.

"Kita sudah sejauh ini, sebaiknya kita lanjutkan," ucap Thomas.

"Lalu... bagaimana dengan orang yang tadi? Perasaanku mengatakan jika dia bukan orang baik," ucap Billy.

"Perpustakaan ada di ruangan ke tiga dari tempat ini, jika kita sudah berada di perpustakaan aku yakin, kita akan baik-baik saja," jawab Thomas.

"Bagaimana dengan Angel dan yang lainnya?" Tanya Anny yang saat ini masih bersandar di dada Kevin.

"Aku yakin mereka bisa mengatasinya, lagi pula akan bahaya jika kita keluar dan menemui mereka, akan ada banyak pertanyaan nantinya," jelas Thomas.

"Benar juga," ucap Billy.

Kevin mengusap pelan kepala Anny dengan tangan kanannya, sedangkan tangan kirinya ia gunakan untuk memeluk pinggang Anny, "Ann, kau masih bisa bertahan?" Tanya Kevin yang membuat Anny menengadahkan kepalanya kemudian tersenyum dan mengangguk.

"Baiklah, kita pastikan keadaan sekitar aman lebih dulu, setelah itu kita pergi ke perpustakaan," ucap Kevin yang dijawab anggukkan oleh Billy dan Thomas.

Billy bangun dari tempatnya kemudian berjalan ke arah jendela, ia memperhatikan keadaan sekitar. Walaupun diluar sana nampak gelap, namun Billy masih bisa melihat meski samar-samar, "Aku rasa keadaan sudah aman," ucap Billy yang membuat Thomas menoleh ke arahnya.

"Kau yakin?" Tanya Thomas.

"Untuk saat ini keadaan terlihat aman, jadi... sebaiknya kita bergegas," ucap Billy.

"Kalau begitu, ayo pergi," ucap Thomas seraya berdiri yang di ikuti oleh Kevin dan Anny.

Thomas membuka pintu dengan sangat pelan dan juga hati-hati, setelah terbuka setengahnya, ia menolehkan kepalanya ke kanan dan ke kiri, setelah dirasa aman, Thomas memberi kode kepada teman-temannya untuk keluar. Satu persatu mulai dari Kevin, kemudian Anny, dan terakhir Billy keluar dari tempat persembunyian mereka dan mulai berjalan menuju perpustakaan.

Anny terus menggenggam erat tangan Kevin, kepalanya ia tolehkan kesana kemari untuk melihat sekitar, pandangannya terhenti pada area lapangan bola basket entah penglihatannya yang bermasalah atau memang ia baru saja melihat sosok Emelly melintas, dengan cepat ia menggelengkan kepalanya dan saat ia kembali menoleh ke arah lapang disana sudah tidak ada siapa-siapa.

Billy yang melihat Anny tiba-tiba menggelengkan kepalanya pun dibuat penasaran, namun saat ia akan bertanya tiba-tiba Thomas berhenti yang mau tidak mau Billy pun berhenti. Thomas memandang pintu kayu besar dihadapannya disana tertulis perpustakaan, tanpa menunggu lama, Thomas merogoh saku celananya dan mengeluarkan sebuah kunci yang membuat Billy bertanya-tanya, "Darimana dia bisa mendapatkan kunci itu?" Tanya Billy dalam hati.

Thomas memasukan kuncinya hingga terdengar suara 'Ceklek' setelah itu ia memutar knop pintu dan terbuka, "Terbuka," ucap Thomas seraya menolehkan kepalanya menghadap teman-temannya.

"Bagus, ayo masuk," ucap Kevin yang dijawab anggukkan oleh Thomas.

Thomas membuka pintu perpustakaan kemudian masuk diikuti oleh teman-temannya, sesampainya di dalam keadaan benar-benar gelap, hanya ada cahaya bulan yang masuk dari celah-celah pentilasi udara di ruangan itu. Thomas kembali menutup pintu dan tidak lupa menguncinya ia kemudian mengambil senter kecil yang memang sudah disiapkan.

Billy melihat rak-rak tinggi yang berisikan banyak sekali buku, pikirannya mulai melayang-layang ia membayangkan ada yang melompat dari rak satu ke rak yang lainnya, Billy merinding sendiri oleh pemikirannya.

"Untuk saat ini, aku saja yang menyalakan senter," ucap Thomas yang dijawab anggukkan oleh teman-temannya.

"Bill, pukul berapa sekarang?" Tanya Kevin.

"Saat ini pukul 11.45," jawab Billy seraya melirik arlojinya.

"Baiklah ayo mulai misi kita malam ini," ucap Kevin.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel