Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Chapter 11

Kevin dan teman-temannya berjalan menuju ujung perpustakaan, disana ada sebuah pintu coklat yang tertutup. Untuk kedua kalinya, Thomas mengeluarkan kunci dari saku celananya dan langsung memasukannya kedalam lubang kunci hingga pintu itu terbuka. Tanpa di duga oleh mereka sebelumnya, ketika Thomas membuka pintu mereka terkejut karena ada tangga yang mengarah ke bawah.

"Ruang bawah tanah?" Tanya Thomas entah pada siapa.

"Untuk apa sekolah ini membangun ruang bawah tanah?" Tanya Kevin.

"Bukankah sudah jelas? Tentu saja untuk menyimpan data-data siswa," jawab Billy.

"Tapi... kenapa harus dibawah tanah?" Tanya Anny.

"Kita akan tahu jawabannya sebentar lagi, ayo pergi, dan nyalakan senter kalian," ucap Thomas.

Billy dan Kevin mengeluarkan senter mereka masing-masing kemudian mulai menapaki tangga satu persatu menuju ke bawah. Thomas yang saat ini tengah berada di depan kembali terkejut ketika matanya menangkap ada sebuah pintu lagi yang letaknya berada tepat di ujung tangga terakhir. Rasa penasarannya semakin menjadi, sebenarnya sepenting apa dokumen para siswa sehingga di simpan ditempat yang mungkin tidak semua orang tahu.

Thomas berhenti tepat di depan pintu, ia mencoba memutar knop pintu itu namun sialnya terkunci, "Pintu ini dikunci, aku tidak bisa membukanya," ucap Thomas seraya berbalik ke arah teman-temannya.

"Lalu... sekarang kita harus bagaiamana?" Tanya Billy.

Thomas terdiam sejenak, kemudian matanya menatap tas slempang yang di gunakan Anny, "Ann, apa kau membawa penjepit rambut?" Tanya Thomas yang membuat Anny mengerutkan keningnya bingung.

"Aku tidak tahu, tapi... sebentar," ucap Anny seraya membuka tas nya untuk mencari penjepit rambut, namun ia tidak menemukannya.

"Aku tidak membawanya, tapi... aku menemukan ini," ucap Anny seraya mengeluarkan sebuah penjepit kertas.

"Bagus, itu juga berguna, berikan itu padaku," ucap Thomas mengulurkan tangannya.

Anny yang masih bingung pun memberikan penjepit itu pada Thomas, setelah itu Thomas langsung berbalik dan jongkok seraya memasukan penjepit kertas pada lubang kunci seraya mengutak-ngatik sampai terdengar bunyi 'klik' pertanda jika kunci itu sudah bisa dibuka.

Thomas menolehkan kepalanya pada teman-temannya seraya tersenyum, "Terbuka," ucap Thomas.

"Bagus ayo cepat buka, hawa disini sudah mulai tidak menyenangkan," ucap Billy.

Thomas pun mengangguk dan segera memutar knop pintu itu, hal pertama yang ia lihat saat pintu terbuka sepenuhnya ialah gelap, tidak ada yang bisa di lihat disana karena keadaan begitu gelap. Dengan gerakan perlahan, Thomas mengarahkan senternya dan untuk kesekian kalinya ia dibuat bingung, bagaimana tidak, didepannya saat ini ada sebuah lorong panjang yang dindingnya masih berlapis tanah. Thomas berjalan masuk di ikuti oleh teman-temannya yang tidak kalah bingung.

"Tempat apa ini sebenarnya?" Tanya Anny seraya menatap sekeliling.

"Um... apa kalian yakin jika tempat ini adalah tempat untuk menyimpan data murid di sekolah kita?" Tanya Billy.

"Untuk apa sekolah kita mempunyai lorong bawah tanah seperti ini?" Tanya Kevin seraya mengarahkan senternya kesana-kemari.

"Aku juga tidak tahu, ayo," ucap Thomas seraya berjalan menyusuri lorong.

Anny berjalan tepat di belakang Kevin, sedangkan Billy berjalan di belakang Anny. Anny terus menolehkan kepalanya ke kanan dan ke kiri, karena ia tidak fokus pada jalanan di depannya, ia pun menabrak punggung Kevin yang tiba-tiba saja mengehentikan langkahnya.

"Ugh... kenapa tiba-tiba berhenti?" Tanya Anny seraya memukul punggung Kevin.

"Jangan salahkan aku, tanya Thomas, dia tiba-tiba berhenti," ujar Kevin. Anny dan Billy pun mensejajarkan posisinya disamping Kevin.

"Pintu lagi?" Tanya Billy yang kembali melihat sebuah pintu didepannya.

"Sebenarnya ini tempat apa? Ini sekolah atau bangunan seribu pintu? Kenapa setiap kali kita berjalan selalu menemukan pintu?!" Tanya Billy kesal.

"Diam Bill, aku juga tidak mengerti, tapi mari kita lihat, ada apa dibalik pintu ini," ucap Thomas yang kembali mengutak-ngatik lubang kunci dengan penjepit kertas Anny.

Saat Thomas tengah sibuk dengan kegiatannya, Anny tiba-tiba saja mencium bau busuk, dan samar-samar ia mendengar suara langkah kaki yang menjauh, dengan cepat ia menolehkan kepalanya ke belakang untuk melihat apakah ada orang lain selain dia dan teman-temannya. Namun ia tidak melihat siapa-siapa disana.

"Ada apa?" Tanya Kevin yang melihat Anny tiba-tiba menolehkan kepalanya ke belakang.

"Tadi aku tiba-tiba mencium bau busuk, lalu dari belakang kita seperti ada suara langkah kaki, tapi bukan mendekat ke arah kita melainkan menjauhi kita," jawab Anny.

Kevin mengerutkan keningnya dan langsung mengarahkan senter miliknya ke arah lorong. Sekilas memang tidak terlihat apa-apa, namun saat Kevin menyipitkan kedua matanya ia terkejut saat di ujung lorong ia melihat bayangan seperti seseorang tengah berlari menaiki tangga, dengan cepat ia pun berlari menuju tannga. Namun sial, ia tidak menemukan siapa pun disana, dan pintu yang berada di atas sana pun masih tertutup, "Kemana bayangan tadi pergi? Jika memang dia ke arah sini dan keluar melewati pintu itu, aku jamin seharusnya aku mendengar suara pintu tertutup, tapi aku tidak mendengarnya sama sekali," ujar Kevin dalam hati.

Karena masih penasaran, Kevin pun akhirnya menaiki anak tangga dengan gerakan pelan, sesampainya di ujung tangga, Kevin mencoba memutar knop pintu yang ternyata tidak bisa terbuka dikarenakan kuncinya saat ini berada di tangan Thomas. "Apa mugkin tadi hanya halusinasiku saja?" Ucap Kevin dalam hati. Karena tidak menemukan apa yang ia cari, akhirnya Kevin memutuskan untuk kembali ke tempat teman-temannya, namun saat ia akan berbalik tiba-tiba ia mendengar suara langkah kaki dari balik pintu, dengan cepat Kevin menempelkan telinga kanannya untuk mendengar lebih jelas, dan benar saja ada suara langkah kaki disana, "Apa ada yang masuk ke perpustakaan selain kami?" Tanya Kevin dalam hati.

"Kevin ada apa?" Ucap Billy sedikit berteriak dari bawah sana.

Kevin langsung menolehkan kepalanya dan mendapati teman-temannya disana yang tengah menatapnya dengan bingung. Dengan cepat, Kevin bergegas menuruni anak tangga hingga sampai dihadapan teman-temannya, "Kita harus segera pergi dari sini," ujar Kevin.

"Memangnya ada apa?" Tanya Anny.

"Sepertinya bukan hanya kita saja yang berada di sini," ujar Kevin yang membuat teman-temannya terkejut.

"Apa maksudmu?" Tanya Billy.

"Kita bahas ini nanti, yang terpenting kita harus keluar dari sini lebih dulu," ucap Thomas.

"Tapi bagaimana? Satu-satunya jalan keluar kita hanya pintu perpustakaan," ucap Anny, yang membuat teman-temannya terdiam.

Apa yang dikatakan Anny ada benarnya juga, jika mereka ingin keluar dari sana, itu artinya mereka harus kembali ke perpustakaan dan besar kemungkinan mereka akan bertemu dengan "orang lain," yang di maksud oleh Kevin.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel