Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Chapter 7

Anny berjalan dilorong sekolah menuju kelasnya, saat Anny akan melewati lapangan sepak bola, ia terkejut karena ada Emelly disana tengah berdiri di tengah lapangan.

"Dia..."

"Anny!!" Teriak seseorang dari arah belakang, dengan segera ia menolehkan kepalanya dan mendapati Billy yang tengah berlari ke arahnya.

"Billy?" Tanya Anny saat ia sudah berada didepannya.

"Apa yang sedang kau lakukan disini bodoh?!" Tanya Billy yang membuat Anny mengangkat sebelah alisnya.

"Tentu saja sekolah, memangnya apa lagi? Bermain Golf?"

"Apa kau tidak bercermin pagi ini? Wajahmu seperti Zombie Ann, dan aku yakin kepalamu masih terasa pusing bukan?" Tanya Billy yang membuat ia tertegun, karena ia memang masih merasa sedikit pusing.

"Dan aku yakin, jika Kevin melihatmu ada di sekolah, kau akan mendapat ceramah darinya selama satu minggu penuh,"

"Aku sudah bertemu dengannya pagi ini,"

"Apa?! Benarkah? Lalu?"

"Dia mengatakan hal yang sama denganmu, tentang tampilanku yang menyerupai Zombie,"

"Lalu?"

"Kami berangkat bersama," jawab Anny lagi yang membuat Kevin melongo.

"Benarkah? Lalu setelah itu apa yang terjadi?"

"Tidak ada yang terjadi Bill, sudahlah aku mau ke kelas," ucap Anny seraya meninggalkan Billy, namun, ia melihat sekilas ke arah lapang, dan tidak mendapati Emelly disana.

"Ann, tunggu!!" Teriak Billy kemudian menyusul Anny berjalan ke kelas mereka.

...

Selama pelajaran berlangsung kepala Anny terasa berdenyut-denyut dengan pandangan yang mulai mengabur, sesekali ia akan memperhatikan ke arah papan tulis, setelah itu ia akan menundukkan kepalanya seraya memijat pelan pelipisnya.

"Sial!" Ucap Anny pelan seraya menggelengkan kepalanya.

Dan beruntungnya Anny, lima menit kemudian lonceng tanda berakhirnya pelajaran pun berbunyi, guru yang mengisi pelajaran hari itu pun berhenti menjelaskan dan menutup bukunya kemudian beranjak ke luar kelas, setelah sebelumnya ia memberi anak muridnya tugas untuk mengerjakan halaman tiga puluh tujuh.

Anny menghela nafas lega, saat guru itu keluar dari kelasnya, "Aku harus ke perpustakaan," ujar Anny dalam hati.

"Ann, mau ke kantin?" Tanya Angel.

"Tidak, aku akan pergi ke perpustakaan,"

"Perpustakaan? Untuk apa?" Tanya Angel lagi.

"Tentu saja mencari buku, kau pikir mau apa aku pergi ke sana selain berurusan dengan buku?"

"Tidak aku pikir kau kesana ingin berduaan dengan seseorang," ucap Angel seraya menaik turunkan kedua alisnya.

Anny hanya memutar kedua bola matanya seraya melempar Angel dengan pulpen yang membuat Angel menatap tajam ke arahnya.

"Sudahlah aku pergi," ucap Anny seraya berdiri kemudian berjalan meninggalkan kelas.

Bella yang baru selesai menulis mendongakkan kepalanya seraya melihat Anny yang keluar kelas, iapun kemudian menutup bukunya dan menolehkan kepalanya ke belakang, untuk melihat Angel yang saat ini tengah memasukkan bukunya ke dalam ransel.

"Angel!!"

Anggel yang merasa terpanggil pun mendongakkan kepalanya seraya menatap Bella, "Apa?"

"Anny, dia mau kemana sepertinya buru-buru," tanya Bella.

"Oh... dia bilang di mau mencari buku di perpustakaan,"

"Benarkah? Sejak kapan dia ingin mengunjungi perpustakaan?"

"Entahlah, mungkin pagi ini dia salah meminum obat," jawab Angel yang membuat keduanya tertawa.

Tanpa mereka berdua sadarai ternyata dari tadi Kevin mencuri dengar tentang obrolan mereka, setelah selesai ia memasukkan buku-buku miliknya, ia langsung berjalan keluar kelas menuju kantin.

...

Anny mulai mencari rak yang berisi tentang data-data siswa sekolahnya, di perpustakaan itu tidak ada siapa-siapa kecuali guru yang tengah berjaga disana juga dirinya. Anny menghembuskan nafasnya kasar, sudah tiga rak ia telusuri namun belum juga menemukan apa yang di cari.

Anny menatap rak buku yang ada didepannya, berkali-kali ia menghembuskan nafasnya kesal, "Dimana sebenarnya mereka menyimpan data-data sialan itu?!" Tanya Anny kesal.

"Apa yang kau cari?" Tanya seseorang dari arah belakang yang membuat Anny terlonjak kaget, dengan cepat ia menolehkan kepalanya ke belakang dan mendapati Kevin disana dengan kedua tangannya ia masukkan kedalam saku celana.

"Kau sudah dua kali membuatku hampir terkena serangan jantung, kau berencana membunuhku?!" Tanya Anny kesal.

"Untuk saat ini, aku belum memikirkan hal itu, mungkin nanti,"

"Kau benar-benar sialan! Aku membencimu!" Ucap Anny kesal kemudian memalingkan wajahnya yang membuat Kevin tersenyum tipis.

"Benarkah? Aku baru ingat jika kemarin kau terus memelukku dan mengatakan jangan pergi," ucap Kevin yang membuat Anny menatap ke arahnya dengan mata melotot disertai pipi yang merah merona, membuat Kevin terkikik geli.

"Kau... kau menyebalkan!!" Ujar Anny seraya menghentakkan kakinya kemudian berbalik dan melangkahkan kakinya meninggalkan Kevin, namun baru beberapa langkah ia berjalan, tiba-tiba Kevin menarik pergelangan tangannya hingga ia berbalik dan menubruk tubuh tegap Kevin.

Entah ada keberanian dari mana, Kevin melingkarkan tangan kanannya di pinggang Anny, sedangkan tangan kirinya memeluk pundak Anny, "Kau berisik, apa kau lupa ini adalah perpustakaan?" Ucap Kevin pelan tepat disamping telinga kanan Anny.

Sedangkan Anny? Sudah bisa dipastikan jika wajahnya memerah seperti kepiting rebus, bukan hanya itu saja, tapi jantungnya pun berdetak lebih cepat dari biasanya.

"Ada yang ingin aku bicarakan, tapi tidak disini," ucap Kevin masih posisi memeluk Anny.

Tidak ada jawaban dari Anny, ia hanya diam, Kevin melepaskan pelukannya yang seketika membuat Anny sadar dari keterkejutannya, ia melihat Kevin yang saat ini tengah tersenyum manis padanya, yah... senyuman itu hanya akan ia tunjukkan pada orang-orang tertentu saja.

"Ikut aku," ujar Kevin seraya menarik pergelangan tangan Anny, namun saat mereka berdua akan tiba di pintu keluar Anny segera menghentikan langkahnya yang membuat Kevin pun melakukan hal yang sama.

"Ada apa?" Tanya Kevin seraya melihat ke arah Anny yang tengah menatapnya.

"Kau akan membawaku kemana?" Tanya Anny dengan posisi Kevin masih memegang tangan Anny.

"Bukankah aku sudah mengatakannya, aku ingin berbicara denganmu,"

"Aku tahu, tapi dimana?"

"Taman belakang sekolah," ucap Kevin yang membuat Anny mengangguk.

"Tapi... bisakah kau pergi lebih dulu?" Tanya Anny yang membuat Kevin mengerutkan keningnya.

"Ann..."

"Aku tidak mau membuat masalah disini, beban ku sudah terlalu banyak, jadi... tolong," ucap Anny.

Kevin menghela nafasnya seraya mengangguk, "Baiklah aku pergi lebih dulu," ucap Kevin yang dijawab anggukkan oleh Anny, namun sebelum ia meninggalkan gadis itu, Kevin menyentil kening Anny lebih dulu yang membuatnya mengaduh kesakitan seraya mengusap keningnya.

"Ingat, taman belakang sekolah," ujar Kevin seraya mengacak pelan rambut Anny.

"Iya aku ingat," ujar Anny seraya memalingkan wajahnya karena malu.

Kevin kemudian berjalan meninggalkan Anny yang masih merona. Sadar akan posisinya masih di perpustakaan, Anny pun mengalihkan pandangannya ke segala arah, untuk memastikan tidak ada yang melihatnya dengan Kevin, jika ada, bisa bahaya. Beruntungnya ia karena tahu jika perpustakaan benar-benar kosong, bahkan guru yang tadi berjaga pun hilang entah kemana.

Saat jarak antara dirinya dan Kevin sudah cukup jauh, barulah Anny berjalan ke luar dari perpustakaan menuju area taman belakang. Sepanjang jalan menuju taman Anny memikirkan kenapa Kevin memilih taman belakang untuk mereka bicara, kenapa tidak diperpustakaan saja? "Apa mungkin dia berpikir jika suasana di taman belakang begitu sepi karena jarang ada yang ke sana?" Pikir Anny.

Anny memasuki area taman, ia terus berjalan dengan kepala yang menoleh ke kanan dan ke kiri mencari Kevin, sampai ia menemukan orang yang dicarinya tengah duduk bersandar dibawah pohon pinus beserta Billy dan Thomas. Anny mengerutkan keningnya ketika dua mahluk itu ada disana.

Anny menghentikan langkahnya saat ia sudah berada tepat dihadapan teman-temannya.

"Hai, Ann," sapa Billy seraya mengangkat sebelah tangannya.

"Hai, Bill," jawab Anny seraya ikut duduk tepat disebelah Thomas.

"Hei ada dengan wajahmu itu? Oh... apa kau tidak suka, jika aku ikut acara KENCAN antara kau dan Kevin?" Tanya Billy dengan menekankan kata kencan.

Kevin yang sedari tadi diampun memukul kepala Billi dengan ranting yang ada di sampingnya, yang membuat Billy menatap tajam ke arah Kevin.

"Jadi... ada apa?" Tanya Anny langsung yang mengabaikan ejekan Billy.

"Aku ingin membicarakan tentang masalah kemarin," ucap Kevin yang membuat Anny tertegun.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel