Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 5 Berharap pada Tuan Putri

Derap langkah kaki seekor kuda jantan yang ramai melalui banyak halus jalan yang begitu menerjang, ditambah lagi dengan hujan yang deras, membuat penglihatan mereka memudar.

Yu Qian menarik kudanya dengan paksa dan sangat cepat mengarah ke arah istana Kaisar. Firasatnya sekarang ini benar. Terdapat banyak anak panah yang bergelimpangan di setiap celah pohon dan bekas sayatan pedang yang terukir pada pohon-pohon yang berdiri.

Salah satu pengawal, mempercepat laju kudanya untuk menghampiri Yu Qian yang berada di barisan terdepan. Pengawal tersebut berkata, "Nona! Apakah kita harus bergerak secepat ini?"

Yu Qian membentak, "Semuanya harus cepat! Jika ada yang menghambat tinggalkan saja!"

Derap langkah kuda Putri Mahkota terus dipercepat hingga ia kembali memberhentikan langkah kaki kudanya karena satu hal yang menghalanginya untuk kembali berjalan, begitu juga dengan para pengawalnya yang berada di belakangnya.

Salah satu pengawal yang berada di barisan belakang berteriak padanya, "Nona! Apa yang telah menghalangi anda untuk berjalan?!"

Setumpuk mayat, kali ini membuat Yu Qian terhenti langkahnya. Dia merasa, kali ini lawannya bukanlah lawan yang biasa! Tidak mungkin ada orang yang memiliki kemampuan untuk menghancurkan hutan seperti ini terkecuali dia seorang Dewa! Hanya tinggal sedikit lagi untuk sampai!

Yu Qian berteriak pada para pengawalnya, "Lanjutkan berlari! Aku yakin kali ini lawan kita, bukanlah lawan yang biasa!"

Sementara ini, sang Kaisar yang sedang bersama murid-murid lainnya, sedang mengangkat pedang mereka melawan para orang-orang mafia yang sekarang ini sedang menentang mereka. Yang mereka incar sebenarnya adalah, tentunya untuk membunuh Sang Kaisar dan untuk mengambil tahta kepemimpinannya, seluruh rakyatnya sangat bergantung pada Yu Qian dan berharap dia akan lebih cepat kembali.

Pemimpin kelompok mafia itu, berdiri di depan kaisar dengan pedang yang sudah berkarat karena darah yang menutupi di setiap sisi pedang logam tersebut. Sudah ada banyak orang-orangnya yang terbunuh karena kelompok mafia ini yang membunuh secara diam-diam dan menyerang langsung menggunakan anak panah yang diluncurkan secara bersamaan.

"Untuk apa, kau menghancurkan banyak dari orang-orang ku dan berniat untuk mengambil alih tahta ku?"

Laki-laki itu berdiri dengan senyum tipis yang menghiasi wajahnya. Dia sangat yakin jika dia akan memenangkan pertarungan ini apalagi, dia mendengar jika Kaisar yang memimpin negara kaya seperti Yi Ju ini sangat lemah dan hanya mengandalkan kekuatan dari orang-orangnya saja. "Apa kau sama sekali tidak menyadari jika kau itu sangat lemah dan hanya mengandalkan kemampuan dari orang-orangmu saja? Apakah kau, bisa terus bersama dengan mereka yang tidak lain akan tewas di tangan kami?"

Kaisar Wu sangat memegang keras pedangnya itu dan perlahan, matanya menunjukan sosok yang bercahaya dan memiliki rambut perak sama sepertinya yang sedang berlari menunggangi kudanya. Sosok itu berlari ke arahnya, dengan membawa pedang di tangan kanannya yang mengeluarkan cahaya biru menyala, lebih dari apapun itu pedang itu tampak senang membunuh banyak orang yang berani menghalangi langkahnya.

Yu Qian masih menunggangi kudanya, dia melesat jauh dengan memakai pedang pusaka miliknya Xue Yue yang membuat beku seluruh orang yang telah berani melawannya.

"Memangnya siapa, yang telah menghancurkan negara ini hingga berantakan seperti kapal pecah?"

Yu Qian banyak membawa bala bantuan di belakangnya berupa para pengawal serta jenderal yang berpangkat tinggi yang siap untuk melindungi Kaisar mereka. Akan tetapi, sepertinya Yu Qian tidak akan bertarung melawan pemimpin mereka dan akan melawan seseorang yang memiliki pedang pusaka yang akan sangat berbahaya jika dibiarkan begitu saja.

Sementara ini, dalam ruangan Kaisar, sudah terdapat banyak bercak darah yang ada dimana-mana karena pertarungan antara kedua belah pihak yang berbeda dan masing-masing memiliki pedang pusaka yang tidak bisa diremehkan sama sekali.

Mayat keduanya, terlihat saling menumpuk di depan Li Shang Chen yang juga sedang terluka parah karena terdapat benang-benang spiritual di dalam tubuhnya yang sebelumnya bertujuan untuk mengikat jantung Li Shang Chen secara perlahan.

Saya sama sekali tidak menyangka, akan terluka separah ini hanya karena melawan panglima sampah seperti dia!

Li Shang Chen melepas satu persatu benang yang ada pada dada kirinya dan setelah dia selesai melakukannya, Yu Qian mendobrak dan memecahkan jendelanya ketika dia ingin menemui seseorang yang dia duga juga memiliki pedang pusaka seperti dirinya.

Serpihan kaca yang sebelumnya telah di pecahkan, tampak tidak terlihat sedikitpun yang menembus kulit halus Yu Qian. Wajah pertama yang dikenalnya adalah mayat jenderal Mo yang sedang menindih tubuh seseorang yang berada di bawahnya. Yu Qian sama sekali tidak bisa melihat siapa yang berada dibawah mayat jenderal Mo karena wajahnya telah hancur terseret pedang yang masih menancap di wajahnya.

Tapi, dilihat dari pakaiannya yang sepertinya sangat familiar, bukankah itu Panglima Jin?

Yu Qian menekan pedangnya dan memasang wajah penuh amarah, Yu Qian menggertakan giginya dan berkata, "Apa kau yang membunuh mereka?"

Li Shang Chen menaruh pipi kanannya di atas tangannya yang sedikit diangkat, seperti sedang merendahkan Yu Qian yang sedang sedang berdiri di depannya dan berkata padanya dengan nada rendah, "Lagipula, siapa yang menantangku lebih dulu? Mereka hanya tidak mengetahui siapa yang menjadi lawan mereka sebenarnya."

Dari pedang yang dipegangnya sekarang ini, Yu Qian langsung mengetahui jika pedang itu bukanlah sebuah pedang biasa melainkan pedang yang sama dengan Xue Yue miliknya. Yu Qian awalnya merasa senang karena menemukan seseorang yang sama dengannya karena diberikan keberuntungan untuk memiliki sebuah pedang pusaka yang pastinya sangat istimewa dan hanya diberikan pada orang-orang terpilih saja yang bisa menggunakannya dengan baik. Tapi, dengan meninggalnya kedua kartu unggulan istana Guang Yu dan didengar oleh orang banyak, pastinya akan membuat musuh-musuh negara Yi Ju apalagi para mafia yang berkeliaran diluar sana akan membawa banyak pasukan untuk menyerang istana ini demi menginginkan harta mereka!

Yu Qian berkata, "Apa tujuanmu datang kemari adalah untuk mengambil tahta ayahku?"

Li Shang Chen menjawab, "Itu hanyalah tujuan pemimpin saya. Tujuan saya kemari dan menyerang istana Guang Yu, hanyalah untuk bersenang-senang dan melatih pedang Xiaye."

Yu Qian berkata dalam benaknya, "Aku sudah menduganya!"

Yu Qian mengangkat pedangnya dan memulai penyerangan terhadap Li Shang Chen, menggunakan pedang arwahnya yang memiliki cahaya spiritual biru yang kemudian di hentakan di atas lantai tersebut hingga terbelah. Puing-puing bangunan itu terus berhamburan kemana-mana, mengikuti langkah Li Shang Chen yang berusaha menghindari serangan tersebut dengan hati-hati. Li Shang Chen juga mengayunkan Xiaye kembali untuk menghancurkan banyak serpihan batu besar yang mengarah ke arahnya dan bergerak melesat dari atas sana, mengarah kembali ke arah Yu Qian dan mengayunkan kembali Xiaye. Namun serangan tersebut akhirnya bisa terbaca oleh Yu Qian dan langsung ditepis dengan baik olehnya tanpa meninggalkan goresan pedang pada kedua tangannya.

Li Shang Chen kembali bergerak menjauh darinya dan membuka sebuah mantra yang membunuh lawan dari jarak jauh.

Yu Qian yang mengetahui, Li Shang Chen yang ingin melakukan taktik jarak jauh seperti itu, segera berlari mendekatinya dan dengan kecepatan yang mengalahkan Li Shang Chen, Yu Qian menendang tubuh Li Shang Chen dan membuatnya terjatuh dengan tangan dan pedang yang sudah terlempar, Yu Qian menaruh ujung pedangnya di atas leher Li Shang Chen.

Yu Qian berkata dengan dingin, "Aku mengetahui jika kau sama sekali tidak bisa menggunakan pedang itu dengan sepenuhnya. Kau pasti lelah karena melawan mereka berdua karena itu, aku membiarkan Kaisar yang akan memutuskan apa hukuman yang akan kau dapatkan."

Li Shang Chen tidak menerima dirinya akan kalah ditangan seorang Putri Mahkota yang sangat tidak bermartabat dan mengambil sebuah pisau belati dari balik pakaiannya yang kemudian dilemparkan ke arah Yu Qian yang sedang berdiri di atasnya.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel