Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 4 Malam Penyerangan

Malam harinya saat ini, ketika burung-burung sedang berterbangan melawan arah menuju istana Kaisar. Yu Qian duduk bersandar sekedar untuk beristirahat dibawah pohon yang tumbuh lebat di atasnya terdapat daun-daun yang sedang berjatuhan. Dan disanalah, Yu Qian mendapatkan perasaan buruk tentang keadaan di istananya.

Salah satu seorang pengawal berjalan menghampirinya dan bertanya padanya, "Nona Yu, apakah anda baik-baik saja?"

Yu Qian berpikir sebelum menjawab, "Apakah kau sama sekali tidak merasakan hal yang aneh disekitar sini? Maksudku hari ini, terasa lebih dingin dari sebelumnya. Apakah sudah memasuki musim salju?"

Pengawal tersebut menjawab, "Belum Nona. Seharusnya Musim salju, akan dimulai selama tiga bulan lagi dan mungkin saja, musim salju ini akan dimajukan lebih awal."

Yu Qian kembali berpikir sebelum menjawab, "Tapi, itu tidak biasa terjadi. Apa kau sama sekali tidak melihat, burung-burung yang di atas kepalamu itu berterbangan menjauhi istana?"

Keduanya kemudian mendongak melihat ke atas dan benar apa yang dikatakan oleh Yu Qian, semua burung-burung itu berterbangan menjauhi istana. Di tambah lagi dengan hawa dingin yang tidak biasa, bisa di pastikan jika ini adalah pedang berasal dari lapisan keempat alam iblis yang sedang di ayunkan menuju benda yang keras.

Tapi, urusannya di wilayah Luoye masih belum selesai, bagaimana kita harus menanggapi hal ini? Bisa saja, wilayah itu berhenti untuk berhubungan dengan Kaisar Wu. Pilihan mana yang anda pilih? Keselamatan negara anda sendiri atau tugas anda yang yang harus diabaikan kembali?

Ratusan anak panah, telah dikerahkan ke arah istana Kaisar yang saat itu berada diluar penjagaan. Kelompok mafia, langsung menjatuhkan kartu andalan mereka, dengan mendekat pada Kaisar dan melancarkan pembunuhan untuknya.

Li Shang Chen berdiri di depan singgasana Kaisar dengan membawa pedang andalannya, Xiaye miliknya. Wajahnya tidak begitu terlihat jelas karena memakai cadar hitam yang menutupi setengah dari wajahnya dan hanya memperlihatkan sorot matanya yang tajam dengan warna merah menyala ditengah-tengah istana Kaisar.

Jenderal Mo dan juga Panglima Jin, keduanya adalah orang milik Kaisar yang merelakan dirinya untuk menjadi perisai serta pedang untuk kaisar. Saat ini, mereka sedang berdiri di depan singgasana kaisar yang sudah ditinggalkan pemiliknya belum lama ini.

Li Shang Chen memiliki peran disini, yaitu sebagai penghambat orang-orang Kaisar untuk melindunginya dan membunuh kedua kartu unggulan milik kaisar ini selain putri mahkotanya sendiri.

Panglima Jin mengangkat pedangnya yang saat ini sedang dihunuskan ke arah Li Shang Chen dan berkata dengan dingin, "Siapa yang menyuruhmu untuk mendobrak pertahanan kami?!"

Li Shang Chen masih bersikap tenang dan belum sampai ia mengeluarkan pedangnya, Li Shang Chen menyempatkan diri untuk menjawab, "Sayangnya, Tuanku tidak menginginkan rencananya ini bocor ke tangan musuh. Karena itu, disini saya hanya ditugaskan untuk membunuh kartu unggulan mereka."

Jenderal Mo tertawa lepas dan berkata, "Kau pikir anak kecil sepertimu, bisa mengalahkan kami?"

Li Shang Chen langsung menjawab, "Sepertinya akulah yang akan tertawa disini. Jika kalian berperan sebagai pelindung Kaisar, kenapa dengan bodohnya kalian meninggalkan Kaisar kalian sendiri?"

Jenderal Mo menjawab, "Kami memiliki kartu emas yang melebihi apapun. Murid-murid disini, dididik dengan sangat baik dan bisa dipastikan mereka akan bisa melindungi Kaisar!"

Li Shang Chen hanya menjawab, "Benarkah?"

Xiaye kemudian dikeluarkan dari sarungnya dan mengeluarkan seluruh pesonanya yang berwarna merah seperti darah itu.

Jenderal Mo dan juga Panglima Jin, mengeluarkan pedang mereka yang tentunya masing-masing memiliki pesona yang berbeda dan saat itu juga, ruangan Kaisar yang menjadi tempat singgasananya, berubah menjadi arena pertarungan antara seorang mafia dengan anjing peliharaan Kaisar.

Jenderal Mo mulai bergerak lincah, dengan kakinya yang ringan, melompat dan tiba di atas kepala Li Shang Chen yang masih tampak tenang dan masih bisa terlihat santai saat menghadapi mereka berdua.

Sebelum jenderal Mo yang berada di atasnya melakukan serangan, Li Shang Chen sudah melakukan serangan itu saat pertama kali dia berdiri di depan kedua jenderal ini. Benang-benang halus yang sebelumnya sudah direkatkan di setiap sudut dan sisi istana, membuat jenderal Mo menjadi tidak bisa bergerak dan masih dalam posisi yang sama, dia tersangkut di atas kepala Li Shang Chen sekarang ini.

Panglima Jin, begitu memperhatikan di sekitarnya dan memang terlihat jelas benang-benang halus tidak terlihat yang sedang merekat di setiap sudut istana dan akan membuatnya sulit untuk melakukan pergerakan.

"Teknik zaman dulu, benang pengikat. Pantas saja, mata elang seperti jenderal Mo sama sekali tidak bisa melihat benang-benang yang sekarang ini sedang berada di setiap sudut ruangan. Orang ini, benar-benar lihai dalam menggunakan taktik zaman dulu yang kemudian dia kembangkan menjadi taktik yang baru. Pintar sekali." Batin Panglima Jin yang kembali memasukan pedangnya ke dalam sarungnya.

Li Shang Chen mendengus dan selalu memperhatikan gerak-gerik panglima Jin yang masih belum sama sekali melakukan penyerangan terhadapnya. Li Shang Chen tertawa kecil dan berkata, "Sepertinya, kau sudah mengetahui dimana saja aku meletakkan banyak benang-benang halus di ruangan ini, ya? Bahkan orang yang mendapatkan julukan si mata elang saja, tidak bisa melihatnya. Saya menjadi ragu jika, anda bisa melewati celah-celah benang-benang yang sudah saya susun dengan rapi. Apakah anda akan bisa melewatinya?"

Panglima Jin menutup matanya dengan sebuah kain hitam yang renggang dan kembali mengeluarkan pedangnya kali ini. Panglima Jin berkata, "Benang-benang itu pasti akan bersinar ketika mendapatkan cahaya. Dan sangat disayangkan, lilin kaisar saat ini sudah padam karena itu, saya hanya bisa mengandalkan cahaya bulan saja untuk melihatnya dan serat-serat kecil yang ada pada kain hitam ini."

Li Shang Chen menurunkan kepalanya dan berkata, "Sepertinya, seorang Panglima memanglah harus pintar mengatur strategi. Dan kebetulan sekali, saya baru saja menyusun strategi baru untuk melawan anda."

Panglima Jin bergerak maju, dia melompat menghindari banyak benang-benang yang hampir memenuhi ruangan. Panglima Jin menjadi sedikit waspada terhadap benang-benang yang tiba-tiba bergerak dan melukai sebagian wajahnya dan meninggalkan sebuah luka seperti bekas sayatan pedang pada pipi kanannya. Panglima Jin kembali mendarat, berdiri di atas lantai marmer karena merasakan jika Li Shang Chen sedang berusaha membunuh dirinya secara perlahan.

Orang ini, benar-benar membuat kesal!

Lalu, jenderal Mo yang masih berada di atas kepala Li Shang Chen karena terikat benang-benang yang tidak terlihat, salah satu tangannya yang masih bisa digerakkan itu memegang pedang dan kemudian diarahkan di atas kepala Li Shang Chen.

Tapi sepertinya, Xiaye masih menjadi pelindung tuannya dan bergerak dengan sendirinya, tanpa perintah dari Li Shang Chen, Xiaye menusuk jantung jenderal Mo dengan mudah dan tanpa pembalasan darinya.

Li Shang Chen yang merasa kepalanya telah basah karena darah yang mengalir di atas kepalanya, terus mengusapnya dan melihatnya. Saya pikir, pedang itu benar-benar menembus kepalaku tapi ternyata, Xiaye yang membunuh jenderal Elang dan bukan aku yang melakukannya. Ah, membosankan sekali melawan kalian yang mati dengan mudahnya.

Panglima Jin tampak begitu tertekan dan menguatkan tinjunya saat memegang dia pedangnya yang hampir rusak dan memasang wajah membeku saat melihat ke arah Li Shang Chen, "Akan saya pastikan, kau akan mati dengan cepat menggantikan nyawa jenderal Mo yang telah kau bunuh!"

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel