Kesalahpahaman
Amelia melangkah menuju lift sambil mengomel sendirian. Beberapa saat kemudian, dia sampai di depan pintu kamar yang dikatakan oleh pengawalnya tadi.
“Mana pakaianku, Tuan?” tanya Alen dengan cepat saat melihat pintu yang sudah terbuka.
Amelia menatap Alen dengan terkejut. Terlebih saat melihat perempuan itu baru selesai mandi dengan handuk yang masih melilit rambutnya. Ditambah lagi dengan pakaiannya yang belum terpasang. Kimono hotel memperlihatkan kulit Alen yang putih bersih. Pikiran Amelia langsung melayang-layang melihat kenyataan yang ada di depan matanya.
“Siapa dia Kean? Apa dia salah satu FWB kamu?” Amelia bertanya dengan keras dan menatap Alen dengan sinis.
Di dalam hatinya, Alen merasa tersinggung, meskipun dia tidak memiliki hubungan apapun dengan pria itu. Alen merasa bahwa tuduhan wanita cantik yang ada di depannya itu sangat kasar dan tidak berperasaan.
‘FWB? Memangnya aku terlihat seperti perempuan nggak benar?’ Alen membatin sendirian tanpa sadar dengan penampilannya. Pandangan matanya memperhatikan penampilan Amelia yang terlihat sangat modis dengan setelannya. Dengan barang-barang branded yang membungkus tubuhnya, seakan memperlihatkan kekayaan yang mereka miliki.
‘Orang kaya mah bebas bicara,’ batin Alen setelah memperhatikan penampilan Amelia.
“Bukan, Mom. Tunggu sebentar,” jawab Kean cepat saat menangkap kemana arah pikiran Mommynya. Dia tidak ingin masalah lain bermunculan setelah malam ini.
‘Jangan sampai kejadian malam ini mengacaukan semuanya.’ Kean membatin sendirian dengan wajah gusar dan panik.
Kean menghela nafas dengan panjang dan menghembuskannya dengan sesak. Dia menoleh ke arah Alen yang terkejut dan memucat. Dia takut jika Alen tersinggung dengan ucapan Mommynya.
“Ya Tuhan, Kean. Kalian baru selesai melakukannya?” Amelia menjerit saat Kean tidak menjawab pertanyaannya. Pandangan mata Amelia menatap ke arah kasur. Tanpa sengaja, dia melihat bercak merah di atas kasur. Dia menatap Kean dengan bola mata yang melebar.
“Tunggu, apa kamu telah merenggut hal yang paling berharga pada gadis ini?” tanyanya dengan suara yang menggelegar. Sebelah tangannya langsung memukul lengan Kean dengan cukup keras. Tidak berhenti sampai disitu, Amelia memukulkan tasnya ke tubuh Kean.
“Siapa yang mengajarkan hal ini kepada kamu, hah?” jeritnya dengan histeris. Tangannya terus memukul tubuh anaknya dengan tenaga yang cukup kuat.
“Tenang dulu, Mom. Aku bisa jelaskan semuanya.” Akhirnya, Kean bersuara dengan berat. Pandangan matanya menoleh ke arah Alen yang memperhatikan kejadian tersebut dengan sangat terkejut.
“Apa yang mau kamu jelaskan? Kamu sudah merusak anak gadis orang, Kean. Mommy sama Daddy tidak pernah mengajarkan hal buruk seperti ini kepada kamu. Mengapa kamu sampai melakukan semua ini?” Wanita itu lantas menangis saking terkejutnya.
“Sabar, Mommy. Semuanya tidak seperti yang Mommy lihat,” sahut Kean berusaha menenangkan Mommy Amelia seraya memijit pelipisnya. Kepalanya terasa berdenyut melihat kemarahan sang Mommy. Dia tidak habis pikir dengan semua ucapan sang Mommy yang sudah melenceng sangat jauh. Apalagi menuduhnya melakukan sesuatu.
Melakukannya? Memangnya apa yang mereka lakukan? Kean tidak melakukan apapun dengan Alen.
“Sabar kamu bilang?” Amelia lantas memukulkan tasnya kembali ke lengan Kean.
Alen yang melihat hal tersebut menjadi serba salah. Dia tidak paham kemana arah pembicaraan perempuan tersebut. Tetapi, setidaknya dia harus membantu Kean untuk menjelaskan semuanya.
“Sebentar, Nyonya. Semuanya tidak seperti yang anda lihat. Saya hanya membantu anak anda sampai ke hotel, tadi dia mabuk di klub tempat saya bekerja. Karena pakaian saya basah, makanya berganti dengan kimono hotel. Kami tidak melakukan apapun. Dan tenang saja, saya tidak akan menuntut apapun dari keluarga anda,” jelas Alen dengan cepat.
Amelia terkejut mendengar penjelasan Alen. Dia menatap Alen dengan penuh perhatian. Di dalam hatinya, dia memuji kecantikan Alen yang terlihat sangat natural tanpa polesan make up sedikitpun. Hatinya juga baik. Tidak menuntut katanya? Bagaimana bisa dia tidak menuntut setelah melihat apa yang dilakukan oleh Kean?
“Saya memang sengaja mandi agar sampai di rumah nanti bisa langsung tidur, Nyonya. Anda jangan salah paham. Saya baik-baik saja, kok. Anak anda tidak melakukan hal yang anda duga.” Alen menambahkan penjelasannya saat melihat Amelia yang terdiam menatapnya. Alen juga menatap Amelia dengan heran karena tidak menyangka jika semuanya akan menjadi seperti ini.
“Maaf ya, karena tadi saya sudah beranggapan yang macam-macam. Kami akan bertanggung jawab atas semua yang sudah terjadi dengan kamu. Oh iya, saya Amelia Archer, Mommy Kean.” Amelia mengulurkan tangannya ke hadapan Alen yang disambut oleh gadis itu dengan tersenyum manis.
“Saya Alen, Nyonya. Maaf karena telah membuat anda salah paham,” ucap Alen dengan gugup. Tangannya bahkan sampai gemetaran saat berjabat tangan dengan orang terpandang seperti Amelia Archer.
“Tidak masalah, sayang. Oh iya, jangan panggil Nyonya lagi. Panggil Mommy saja.”
“Mommy?” Alen menatap Amelia dengan kening yang berkerut heran. Begitu juga dengan Kean yang menatap Mommynya dengan bola mata yang melebar seakan tidak percaya dengan pendengarannya. Bagaimana mungkin Mommynya berkata seperti itu? Dia sangat tahu bagaimana Mommynya selama ini. Dengan Ellena saja yang kekasihnya tidak pernah Mommy berkata selembut itu. Bahkan dengan memanggilnya Mommy segala. Ada apa dengan Mommy?
“Iya, sayang. Sebentar lagi kamu akan menjadi istri Kean. Mulai sekarang dibiasakan untuk memanggil Mommy biar nanti terbiasa dan tidak canggung,” jelas Amelia yang membuat Alen dan Kean terkejut.
“Mom, apa maksud Mommy?” Kean menatap Mommy Amelia dengan terkejut.
“Kamu masih belum paham maksud Mommy? Jangan kekanakan deh, Kean. Kamu sudah merusak Alen, karena itu kamu harus bertanggung jawab. Menikahi Alen adalah satu-satunya cara. Persiapkan diri kamu!” Amelia menatap kesal kepada anaknya yang terlihat sangat terkejut.
Dia tidak mau Kean lari dari tanggung jawab. Apa kata orang diluar sana jika seorang Keanu Archer telah merenggut masa depan seorang gadis dan tidak mau bertanggung jawab? Bisa-bisa reputasinya hancur karena hal tersebut.
“Mom, kami tidak melakukan apapun,” ucap Kean dengan suara yang berusaha tenang.
Amelia tidak mendengarkan ucapan anaknya. Dia menoleh ke arah Alen.
“Semua ini hanya salah paham, Nyonya. Kami tidak melakukan apapun. Dan saya berani bersumpah bahwa saya masih tersegel dengan aman. Anak anda tidak perlu bertanggung jawab,” jelas Alen dengan sejelasnya.
Alen menjelaskan semuanya dengan tidak malu agar Amelia tidak salah paham. Meskipun dia harus mengatakan bahwa dia masih tersegel dengan aman di depan pria dewasa seperti Kean.
“Mommy!” sergah Amelia dengan mata yang melebar menatap ke arah Alen. Dia tidak suka Alen memanggilnya dengan sebutan Nyonya lagi karena Alen adalah calon menantunya. Menurutnya, dia semakin suka dengan cara Alen menjelaskan semuanya. Di dalam hatinya, Amelia tertawa bahagia. Terlebih lagi saat dia menoleh kepada anaknya yang terlihat sangat panik.