Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Pertemuan Pertama

"Ya ampun bocor. " gumam seorang gadis kesal, dia adalah Eugenia Erika Yuna, sahabat dari Zilla. Gadis itu terlihat buru buru pagi ini, namun mobilnya justru bocor di tengah jalan.

"Sial. " umpatnya pelan.

Tin tin

"Ada yang bisa saya bantu nona. " suara serak seorang pria membuat Erika menoleh, pria tampan dengan mobil lamborgini berwarna merah berhenti di depannya.

"Aku buru buru ke butik namun mobilku bocor tuan. " keluh Erika.

"Naiklah ke mobil, biar aku antar. " tawar pria itu. Erika mengangguk, gadis itu segera menghubungi pihak bengkel untuk mengurus mobilnya. Dia merasa lega, keberuntungan berada di pihaknya saat ini.

"Terimakasih tuan, Anda mau memberi saya tumpangan. saya Eugenia Erika Yuna, panggil saja Erika. " sapa gadis itu dengan ramah.

"Aku Gamal Erlangga. " jawab pria itu singkat, keduanya mengobrol ringan. Erika tak menyangka pria yang menolongnya cukup ramah dan nyaman di ajak mengobrol.

Hingga akhirnya sampai di butik, Erika buru buru turun dan masuk ke dalam di susul Gamal. Terlihat perdebatan Erika dengan Marvel kekasih gadis itu, Gamal berusaha meluruskan kesalahpahaman pria itu padanya. Erika mulai merasa lelah dengan tingkah kekasihnya itu yang mudah marah, tanpa mau mendengar penjelasan orang lain.

"Kamu masih gak percaya sama aku Marvel? " tanya Erika memastikan. Marvel hanya diam tanpa mengatakan apapun.

"Menunggu kamu seperti membuang waktuku dan waktu ibuku Rika,kau 'kan tahu bagaimana sibuknya ibuku. " geram Marvel. Erika mengusap wajahnya kasar, kesabarannya hampir menipis mendengar penuturan kekasihnya.

"Lalu maumu apa Marvel, aku sudah minta maaf dan menjelaskan alasanku padamu. " gumam Erika lirih.

"Putus iya, ayo jawab jangan diam saja. kalau iya baiklah kita putus. " pekik Erika kesal dan berlalu pergi begitu saja, sambil menarik Gamal. Marvel tertegun melihat kemarahan di manik mata kekasihnya. Pria itu segera menyusul kepergian Erika, namun sayangnya telah gagal. Gamal mengajak Erika pergi ke sebuah danau, pria itu membiarkannya melampiaskan emosinya di sana. Selama ini dia telah banyak mengalah dan bersabar menghadapi sikap Marvel dan keluarga pria itu.

Tes

Erika terisak, selama ini berusaha tegar dan menyembunyikan masalahnya dari Zilla dan orang tuanya. Orang tuanya pasti akan menyalahkan dirinya, lebih membela Marvel daripada dirinya. Setelah tenang Erika mengusap air matanya, menoleh kearah Gamal.

"Maafkan aku, kamu jadi terseret dalam pertengkaran aku dengan Marvel. " sesal Erika. Gamal tak mempermasalahkan hal itu, pria itu justru berusaha menghiburnya. Erika mengatakan bagaimana hubungannya dengan Marvel selama ini, Gamal berdecak pelan.

"Bagaimana bisa kamu masih bertahan dan hampir merencanakan pernikahan bersama pria toxic seperti Marvel. " ujar Gamal tak habis pikir.

"Jika aku putus pasti orang tua aku akan memarahiku, sekarang aku tak peduli lagi jika mama dan papa akan marah besar. " Erika menghela nafas berat, kepalanya terasa pusing memikirkan masalahnya ini. Dia selama ini memilih memendamnya, dia tak ingin Zilla yang sudah punya masalah sendiri terbebani dengan masalahnya.

"Bodoh!

Erika hanya diam, memang dirinya benar benar gadis bodoh. Gamal meminjam ponsel gadis itu, mengetikkan nomornya ke dalam ponsel Erika. Erika menatapnya tak percaya, bagaimana bisa Gamal mau membantunya kabur dari cengkraman Marvel, dirinya yakin Marvel tak akan tinggal diam.

"Ayo ikut denganku. " Gamal bangkit, mengulurkan tangannya di sambut tangan Erika. Keduanya pergi dari sana, Gamal tak mengatakan ke mana mereka akan pergi, membuat Erika penasaran.

Gamal menariknya ke dalam Villa, terlihat banyak orang yang berkumpul di sana. Semua orang terkejut melihat Gamal yang membawa seorang gadis, sedangkan Erika tengah kebingungan saat ini. "Mereka semua keluargaku Rika, ayo kita ke sana. " ujar Gamal tanpa basa basi. Erika mendadak terkejut, bagaimana bisa Gamal membawanya ke rumah keluarga pria itu.

"Mom, Dad kenalkan ini Erika. " ujar Gamal singkat.

"Gam, apa dia calon istrimu nak. " Erika terkejut mendengarnya, menoleh kearah Gamal dengan cepat. Gamal hanya diam tak mengatakan apapun, pria itu justru melirik kearah Erika.

"Kenalkan siapa nama kamu nak? " sapa wanita paruh baya itu.

"Eugenia Erika Yuna tante! Erika merasa salah tingkah, semua orang memperhatikannya. Gamal menghela nafas panjang, hafal dengan sikap keluarganya saat ini. Mereka semua memperlakukan Erika dengan baik, tak jarang menggodanya karena berhasil menarik perhatian Gamal. Erika hanya bisa merutuki kebodohan Gamal, bagaimana bisa pria itu tenang tanpa menjelaskan yang sebenarnya.

"Maaf tante, saya dan Gamal cuma teman. Kami bertemu di jalan, Gamal membantuku karena mobilku bocor. " ujar Erika dengan jujur agar semua orang tak salah paham. Mendadak raut nyonya Sita kecewa, Erika tentu saja merasa bersalah melihat wanita tua itu sedih.

"Rika sudahlah, abaikan saja raut wajah mommy. mommy hanya akting saat ini, kau memang belum tahu bagaimana karakter anggota keluargaku. " celetuk Gamal. Mommy mengerutuki ucapan putranya yang begitu jujur, padahal dia ingin Erika menjadi calon istri Gamal.

Mommy bangkit, beliaupun pergi sebentar. Tak lama kembali, duduk di dekat Erika. Erika terkejut melihat wanita di depannya memasangkan gelang di tangannya. "Tante, maaf apa maksudnya ini? "

"Ini gelang pemberian ibuku nak, sekarang aku berikan padamu Rika. " ucap nyonya Sita dengan senyuman hangatnya. Erika tak tega menolaknya, diapun hanya bisa mengucapkan terimakasih. Erika memberi kode pada Gamal, Gamal mengangguk segera minta izin pada kelurganya. keduanya pergi ke teras untuk berbicara berdua.

"Kenapa kamu diam Gamal, mereka akan semakin salah paham. Apalagi aku tak mau memberikan harapan lebih pada ibumu. " geram Erika kesal.

"Kamu lihat 'kan Rika, keluargaku menyambut hangat kehadiran kamu. Jadi satu satunya cara menghindari Marvel dan keluarganya, kamu harus masuk ke dalam keluargaku menjadi anggota bagian keluarga kami. " ujar Gamal enteng. Erika mendesah frustrasi, kesal lama lama menghadapi sikap Gamal yang menyebalkan.

Ini sama saja keluar dari kandang buaya masuk ke dalam kandang macan secara halus.

"Tahu gitu aku gak ikut kamu Gamaludin. " ketus Erika pusing. Gamal terkekeh, merasa lucu melihat wajah Erika yang tampak kesal. Pria itu mengacak acak rambut Erika, Erika menepisnya kasar.

"Terima saja Rika, bukankah kau harusnya senang memiliki calon tunangan yang tampan sepertiku. " ujarnya narsis. Erika mendengus geli, ingin sekali menjambak rambut Gamal hingga botak.

"Ini efek kelamaan jomblo kamu Gam, menyebalkan. " makinya sebal. Gamal hanya tertawa mendengarnya, pria itu terus menggodanya habis habisan mengenai gelang.

"Kau menerima gelang ini, tandanya kamu segera akan menjadi anggota keluarga Winston. " ucap Gamal dengan nada serius. Erika ternganga, diapun tak punya pilihan lain. Haruskah dia menerima tawaran Gamal atau menolaknya yang berujung kembali dalam belenggu hubungan toxic dengan Marvel.

"Pikirkan lagi tawaranku dengan baik baik!

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel