Iri dan Dengki
"Mi kita berhasil membuat Daddy membenci Zilla, lalu langkah selanjutnya apa? " tanya Monica. Nyonya Veronica berbisik sesuatu pada putrinya, entah apa yang mereka rencanakan kali ini. Monica tersenyum penuh arti pada maminya, keduanya tertawa bersama. Gadis itu mengirim pesan pada Leon, menerima tawaran makan malam dari kekasihnya itu.
"Sepertinya kalian terlihat bahagia, ada apa emangnya? " Daddy Antonio menyela pembicaraan istri dan anak sambungnya, Monica memberi alasan agar ayah tirinya itu percaya.
"Mami, Daddy aku pergi dulu ya. Aku tadi mengajak Leon untuk pergi jalan jalan, sekarang dia menunggu di luar. Monica bangkit, melenggang pergi setelah berganti pakaian. Gadis itu tersenyum lebar, mencium bibir kekasihnya lalu masuk ke dalam mobil.
Di mall, suatu yang menarik membuat Monica tersenyum miring, mereka tanpa sengaja bertemu dengan Zilla yang tengah bersama Zayn. Monica dengan sengaja menggandeng mesra lengan Lain di depan Zilla.
"Oh pantas kamu tak lagi menangis, rupanya kamu telah menemukan pengganti Leon. " seru monica sinis. Leon memberikan tatapan tajam kearah Zilla, pria itu sepertinya tak suka Zilla bersama pria lain.
Zilla menghela nafas panjang, jengah dengan sikap monica saat ini. "Kau tak bosan mengusikku terus, setiap apa yang aku miliki kamu rebut, apa memang kamu suka dengan barang bekasku?
Monica geram, tak suka dengan ucapan Zilla barusan. Zilla tersenyum miring, memeluk tubuh Zayn dengan posesif. "Kau tahu kekasihku ini jauh di atas segalanya dari pada si Leon. " celetuknya
"Zilla. " bentak Leon marah akan penghinaan yang di lakukan Zilla padanya. Pria itu hendak menariknya, Zayn mencekalnya kemudian menepisnya kasar.
"Jangan menyentuh wanitaku! Zayn menatap dingin kepada Leon, pria itu memeluk Zilla dengan posesif. Zilla bernafas lega, melihat kedatangan kekasihnya itu. Zayn segera memastikan keadaan kekasihnya, dia tak akan membiarkan siapapun menyakiti Zillanya.
"Kalian ini memang pasangan yang klop, yang satu tukang drama dan satunya tak sadar diri dengan kesalahannya. " cibir Zilla mengajak Zayn pergi, moodnya hancur. Keduanya tak mempedulikan teriakan Monica yang mengumpati mereka.
Zayn segera melajukan roda empatnya, dia paham jika mood kekasihnya lagi buruk setelah pertemuan mereka dengan kedua manusia sampah itu. Tiba di mansion, entah siapa yang memulai namun kedua bibir itu saling tertaut, Zilla mengalungkan tangannya ke leher Zayn kala tubuhnya melayang dalam gendongan sang kekasih.
"Ah. " Zilla mendesah kala keduanya telah menyatu, Zayn menggerakkan pinggulnya seirama dengan gerakan Zilla, pria itu semakin cepat bergerak membuat Zilla terus menyerukan namanya. Peluh mulai membasahi tubuh keduanya, Zilla terkekeh sambil mengusap peluh di dahi Zayn.
Ronde pertama berakhir, Zilla menarik selimut menutupi tubuh mereka. Zayn kembali menciumnya sekilas, menatap penuh damba kekasihnya. "Kau selalu bisa membuatku puas sayang. "
"Benarkah? " Zilla tersenyum menggoda, tangannya masuk ke dalam, Zayn melenguh dan menggeram kesal. Keduanya kembali menyatu, gerakan keduanya semakin liar dan panas.
Hingga menjelang malam kegiatan itu baru terhenti, Zilla mengatur nafasnya yang tersengal. Wanita itu menatap kekasihnya dengan bibir mencebik, Zayn tertawa melihatnya merajuk. Pria itu mendekapnya dari belakang, mencium bahu polos kekasihnya tercinta. Dia bisa merasakan deru nafas kekasihnya yang begitu memburu, Zilla begitu puas dengan Zayn yang begitu perkasa.
"Aku tak sabar kamu mengandung benihku sayang!
Zilla terdiam ada sedikit keraguan mendengar penuturan Zayn barusan, wanita itu membalik tubuhnya dan menatap lekat wajah Zayn. "Sayang, bisakah kita menundanya dulu, aku harus membalaskan dendamku pada Monica dan ibunya serta Leon. " ujarnya dengan hati hati.
"Apa kau meminum pilnya honey? "
"Em. " Zilla mengangguk pelan, dia takut membuat Zayn kecewa dan marah padanya. Zayn menciumnya singkat, dia mengerti dengan perasaan Zilla saat ini.
"Aku mengerti sayang, tapi jika tanpa kita sadari jika benih itu hadir dalam rahimmu, jangan menolaknya ya! Zilla mengangguk, membalas pelukan sang kekasih. Zilla merasa beruntung bisa bertemu dan mengenal pria seperti Zayn.
Zayn POV
Zilla aku berjanji, aku tak akan membiarkan orang lain menyakitimu lagi. Aku akan selalu melindungi kamu sayang, aku tak akan membuatmu kembali bersedih lagi. Hanya ada senyuman yang terpancar dari wajahmu,aku pastikan aku. Terimakasih telah hadir dalam hidupku, semenjak hadirmu membuat duniaku yang kelam menjadi berwarna. Akan ku lawan dunia jika alam dan semesta menentang hubungan kita.
Di sisi lain Monica pulang dalam keadaan marah marah, dia langsung mengadu pada ayah tirinya. "Dad, tadi aku lihat Zilla bersama seorang pria, sepertinya Zilla menjadi wanita simpanan pria itu. " ujar Monica pelan.
"Apa, kamu tidak berusaha membujuknya pulang nak? " tanya Daddy Antonio pada putri tirinya.
"Sudah Dad, Zilla justru memakiku dan mengataiku wanita jaalang hiks. " gumamnya lirih sambil terisak. Daddy merasa bersalah pada Monica, paruh baya itu langsung memeluknya.
"Zilla benar benar keterlaluan, dia harusnya meminta maaf sama kamu nak. " gumam Daddy. Monica tersenyum licik, berhasil mempengaruhi ayah tirinya, dan di pastikan setelah ini Daddy akan memarahi Zilla.
Daddy melepas pelukannya, menyuruh Monica masuk dan beristirahat. Monica melenggang pergi dengan senyum kepuasan di wajahnya. Dia akan membalas Zilla berkali kali lipat atas rasa sakitnya. Di dalam kamar Daddy menatap foto mendiang istri pertamanya, pria itu menghela nafas panjang. "Aku telah gagal mendidik putri kita ma, hingga Zilla bersikap seperti ini sekarang. "
Daddy begitu kecewa dengan sikap memberontak dari putri kandungnya sendiri, dia harus apa untuk menyadarkan putrinya itu. Tanpa dia sadari, karena keegoisannya 'lah dan ketidakadilan membuat Zilla bersikap kejam seperti sekarang. "Siapa pria yang bersama Zilla, apa benar yang di katakan oleh Monica mengenai Zilla. "
"Jika benar, aku harus bertindak tegas pada putriku itu!
##
Esok harinya Zilla kembali beraktivitas seperti biasa, sambil bersenandung kecil. Dering ponslenya mengalihkan fokusnya dari majalah yang dia pegang. "Halo Rika ada apa, kenapa pagi pagi buta menghubungi aku? "
"Om Antonio tadi menghubungi aku, dia minta alamat tempat tinggal kamu Zi. " ujar Erika panik. Zilla mengerutkan kening mendengar penjelasan sahabatnya, ada tujuan apa daddynya itu menghubungi sahabatnya.
"Maafkan aku Zi, aku memberikan alamatmu pada daddy kamu!
"Its okey Rika! Zilla menutup obrolannya, terdengar bunyi bel di tekan membuat gadis itu bangkit, segera membuka pintu. Gadis itu terdiam melihat kehadiran sang daddy dengan wajah datarnya.
"Untuk apa Daddy ke sini? " tanya Zilla basa basi.
Daddy Antonio masuk ke dalam rumah putrinya, keduanya menuju ke ruang tamu. "Siapa pria yang bersama kamu kemarin Zilla? "
"Dia Zayn.. "
.
"Apa jangan jangan kamu simpanan pria itu. " sela Daddy Antonio. Zilla merasa sakit hati akan tuduhan yang di layangkan daddy-nya.
"Dia Zayn Cloudy Argantara, kekasihku. Bagaimana bisa daddy berpikiran seperti itu tentangku. Monica yang mengadu sama daddy, aku kecewa dad, Daddy lebih percaya padanya daripada aku! Zilla menghela nafas panjang, berusaha menahan air matanya di depan daddy Antonio.
"Apa memang Daddy tak pernah menyayangiku, Daddy hanya selalu mengutamakan Monica dan ibunya daripada aku anak kandung daddy sendiri! Antonio bungkam, ucapan Zilla barusan menohoknya.
"Lebih baik Daddy pulang, jangan pedulikan lagi aku. Di mata Daddy aku selalu salah bukan, maka dari itu anggap saja daddy tak pernah memiliki putri sepertiku. " usir Zilla secara halus. Gadis itu bangkit, memilih pergi ke kamarnya, tanpa mempedulikan daddy-nya lagi. Daddy Antonio menghela nafas berat, bangkit dan ke luar dari rumah anaknya.