Pustaka
Bahasa Indonesia

Terjerat Miliarder Seksi

67.0K · Tamat
Ayu Andita
64
Bab
3.0K
View
9.0
Rating

Ringkasan

Zilla Xena McKenzie, seorang wanita manja yang suka berfoya foya. Dia merubah sikapnya karena satu hal, kematian ibunya membuatnya berubah total. Demi membalas sakit hatinya, Zilla berniat menggoda miliarder kaya agar bisa mencapai tujuannya, menghancurkan orang orang yang menyakitinya termasuk mantan kekasihnya dan sang ibu tiri. Akankah tujuan Zilla tercapai atau justru terperangkap pada pesona sang miliarder

One-night StandCinta Pada Pandangan PertamaKawin KontrakWanita CantikRomansaBillionaireSweetIstriDewasaMemanjakan

Melupakan

Zilla Xena McKenzie merasakan hidupnya hampa semenjak ibunya tiada, Ayahnya telah menikah kembali dengan seorang janda dengan satu anak. Bertahun tahun Zilla memilih hidup sendiri daripada tinggal satu atap dengan ibu tirinya.

Dia selama ini memilih memendam semuanya, ibu tirinya itu selalu mencari masalah dengannya, jika dia melawan ayahnya pasti akan marah padanya.

Hari ini Zilla terpaksa hadir dalam pesta yang di buat Daddynya, gadis itu melangkah malas menghampiri sang daddy. Nyonya Veronica menatap tak suka kedatangan putri tirinya itu, Zilla tak peduli. "Mami pikir kamu tidak akan datang sayang. " sapa Nyonya Veronica berbasa basi.

"Aku gak mungkin mengecewakan Daddy tante, lagian sepertinya tante kecewa karena aku datang, iyakan? " Zilla tersenyum mengejek pada wanita paruh baya di depannya. Selama ini Zilla enggan memanggil Nyonya Veronica sebagai maminya, dia hanya menganggap wanita itu orang asing.

"Tentu saja tidak sayang, mana mungkin mami tak menginginkan kamu hadir!

Zilla hanya mengumpat dalam hati, melihat wanita bermuka dua di depannya saat ini. Ibu tirinya begitu pintar memainkan sandiwaranya, mencari simpati sang daddy. Daddy langsung memeluk Zilla, melampiaskan kerinduannya,yg Zilla membalasnya sekilas. Gadis itu terus tersenyum memprovokasi nyonya Veronica.

"Gadis sialan. " umpat Nyonya Veronica. Daddy Antonio mengajak Zilla dan istrinya menemui rekan kerjanya, para pengusaha entah muda atau tua hadir dalam pesta hari ini.

Seorang gadis datang menghampiri Nyonya Veronica, raut wajah Zilla berubah datar melihatnya. Monica Edelweiss McKenzie, saudari tirinya yang dia benci. "Sayang, kamu datang juga. Mami hampir saja meledak di sebabkan oleh Zilla. " adu Nyonya Veronica pada putri kandungnya.

"Dad, lihat Zilla membuat kesal mami!

Zilla memutar bola matanya, melihat tatapan sang daddy tertuju padanya. Percuma membela diri jika dirinya tak akan di percayai, daddy justru membela dua ular betina di depannya saat ini.

"Mami, aku mengajak Leon ke sini. " ujar Monica dengan antusias, gadis itu segera memanggil sang kekasih. Zilla tersenyum sinis melihat keduanya, dia yakin jika Monica sengaja ingin pamer akan kemesraan nya dengan Leon.

"Kenapa kamu diam Zi, jangan bilang kau cemburu melihat Leon bersama Monica? " tanya Nyonya Veronica dengan sengaja.

"Cemburu buat apa tante, toh mantan memang perlu di buang, lebih tepatnya di buang di tempat sampah. " ujarnya sambil menekan kata sampah yang tertuju untuk Monica. Monica mendelik marah, merasa tidak terima akan ucapan Zilla. Leon mengepalkan tangan, bagaimana bisa Zilla berucap demikian, dirinya yakin jika Zilla hanyalah marah karena cemburu padanya.

"Zi, maafkan aku. " ucap Leon. Zilla justru membuang muka, tak peduli pada Leon, memilih menikmati pestanya. Leon menatap kepergiannya dengan nanar, Monica merengut kesal melihat sikap Leon yang masih mengejar Zilla.

Zilla memilih pergi ke sudut ruangan, mencoba mengontrol dirinya yang tengah menahan amarahnya. Dia merasa sangat kesal, ingin sekali menampar wajah Monica. Moodnya semakin buruk membuat Zilla meninggalkan pesta, Monica tersenyum puas melihat kepergian Zilla.

Waktu menunjukkan pukul 06.00 sore, Zilla memilih kembali ke apartemen. Di saat membuka pintu, dering ponselnya berbunyi. Gadis itu membaca pesan dari salah satu temannya, Erika. Dia segera membalasnya, lalu masuk ke dalam. Zilla memutuskan akan pergi ke Club, menghilangkan rasa kesalnya akibat kelakuan Monica dan ibunya.

Setelah bersih bersih, Zilla mengganti pakaiannya dengan gaun seksi berwarna merah terang. Dia mengoles bibirnya dengan lipstik, Zilla sengaja berpenampilan seksi kali ini. Setengah jam berlalu Erika datang menjemputnya, mereka bergegas pergi ke Club malam ini untuk bersenang senang.

""Kau tahu Rika, Monica tadi sengaja memamerkan hubungannya dengan Leon, aku membalasnya dengan kata kata kasar. " ujar Zilla panjang lebar. Erika ikut kesal mendengarnya, diapun menyemangati temannya itu.

Hingga mereka tiba di club, keduanya langsung masuk. Suara hingar bingar tampak ramai di dalam club, keduanya menuju bar. Erika lahgsung menawarinya minuman, Zilla menolaknya. "Aku lagi badmood Erika, aku sedang memikirkan cara untuk membalas Monica dan si nenek lampir itu. " geramnya.

"Kamu masih suka sama si singa brengsek itu Zi? " Erika menatap curiga kearah Zilla, Zilla mendengus sebal. Langsung memukul kepala Erika, gadis itu meringis kesakitan.

"Tentu saja tidak, hanya gadis bodoh yang masih mencintai pria yang telah menyakitinya dan berselingkuh. " kekeh Zilla tegas. Erika bernafas lega sekarang, memeluk tubuh Zilla sekilas.

"Kamu goda saja salah satu miliarder kaya, siapa tahu di antara banyaknya miliarder ada yang tertarik padamu, menjadikan kamu istrinya. " ujar Erika.

"Aku bukan wanita penggoda ya. " Zilla melototi sahabatnya, bagaimana bisa Erika memberinya ide konyol seperti itu. Erika cengar cengir, keduanya kembali mencari ide yang lainnya. Huft Zilla menghela nafas panjang, pusing memikirkan masalahnya, ini semua karena dua benalu itu pikirnya.

"Ah Dasar mantan sialan. " pekiknya kesal, orang orang menoleh kearahnya, Zillapun terdiam kaku. Tanpa ia sadari sepasang mata memperhatikannya dari kejauhan, entah apa yang pria itu pikirkan.

"Hei bro apa yang kau lihat. " ujar salah satu teman pria itu. Pria itu menoleh, menatap tajam ke arahnya, membuat pria satunya berdecak. Dia Zayn Cloudy Argantara bersama dua sahabat dekatnya, Gamal dan Davian. Tanpa menanggapi ucapan Davian, Zayn kembali meneguk wine di gelasnya, kembali menatap lurus kearah Zilla dan Erika.

"Dasar aneh. " gumam Davian kesal. Larut malam dua gadis itu ke luar dari Club, Zilla mengumpat kesal melihat sahabatnya mabuk. Gadis itu terus mengomel sepanjang jalan, melajukan mobil milik Erika menuju ke apartemennya. Tiba di apartemen, Zilla memapahnya menuju ke kamar, setelah itu dia langsung ke kamarnya dan beristirahat.

Drt

Zilla mengambil ponselnya, mencibir melihat pesan dari Leon. "Pria tak tahu malu, setelah apa yang kau lakukan kamu begitu mudahnya meminta maaf. "

Gadis itu segera menghapusnya, tak lupa memblokir nomor Leon. Semua hal tentang pria itu ingin dia lupakan, Zilla hanya tak ingin berhubungan lagi dengannya. Merebahkan tubuhnya di ranjang, teirngat dengan ide konyol sahabatnya, hanya itu satu satunya cara untuk membalas Monica dan ibunya. Zilla menggelengkan kepalanya, dia tak mungkin melakukan hal itu, sama saja dia merendahkan dirinya sendiri.

"Apa yang harus aku lakukan sekarang?

"Mommy, Zilla kangen sama mommy. " Teringat mendiang mommynya, hati Zilla selalu sakit menahan rasa rindunya. Seandainya ibunya masih ada, takdir hidupnya tak akan seperti ini sekarang. Zilla berharap dia bisa melewati ujian ini dalam hidupnya, juga berharap Daddynya kembali mempercayai dirinya, menyayangi nya sepenuh hati.

"Dad, Zi kecewa sama Daddy. Kenapa Daddy harus menikah lagi dan melupakan mendiang mommy begitu cepat. " gumamnya lirih.