Pernikahan Rahasia
"Sebenarnya ada apa dokter, kenapa Anda meminta izin kami untuk Yurika tinggal bersama Anda dokter Sagara? " tanya Mommy dengan lembut.
"Saya hanya ingin membalas kebaikannya karena tempo hari menolong saya Nyonya, selain itu saya akan menjaga putri anda dengan baik. " Sagara menjelaskan alasannya pada kedua orang tua Yurika, pria itu memang sengaja berbohong. Jika publik sampai tahu bisa bisa imagenya sebagai dokter akan tercoreng nantinya.
Yurika tersenyum kecut mendengarnya, ternyata pria yang kini menjadi suaminya memiliki alasan lain. Orang tua Yurika memberikan izin pada Sagara, Sagara dan Yuri langsung berpamitan pulang. Yurika memilih memejamkan mata, kepalanya terasa pusing. Sagara menoleh sekilas, melihat istrinya telah terlelap.
Sagara turun, membopong tubuh istrinya dan membawanya ke dalam. Dia rebahkan Yurika di atas ranjang, Yurika membuka matanya. Gadis itu bangun sambil memegangi kepalanya. "Ada apa? "
"Kepalaku pusing Dokter!
"Tunggu di sini. " Sagara segera mengambil obat dan kembali, Yurika meminum obat, menelannya menggunakan air putih. Sagara merebut gelasnya, menaruhnya di nakas. Pria itu ikut berbaring di sebelah sang istri, Sagara memperhatikan Yurika yang diam saja.
"Kenapa melamun, sebaiknya kau beristirahat Yuri! Yurika mengangguk, memejamkan kedua matanya.
Tepat pukul 07.00 petang, Yurika terbangun. Merasakan hawa dingin, menyapu kulitnya yang lembut dari balik dressnya. Sagara masuk ke dalam, melihat tubuh istrinya yang mengigil. "Kau kedinginan Yurika!
Yurika menoleh, mengangguk kecil pada suaminya. Pria itu segera menutup jendela kamar, lalu naik ke atas ranjang melepas pakaiannya membuat Yurika melotot. "Apa yang kamu mau lakukan dokter? " ujarnya panik.
"Tentu saja menghangatkanmu, kau tahukan apa maksudku. " bisik Sagara pelan sambil melepas pakaian Yuri, setelah itu Sagara menindih tubuh sang istri.
Pria itu mulai menciumnya,awalnya Yurika memberontak namun lambat laun ikut menikmatinya. Dia membiarkan suaminya menyentuh setiap inchi tubuhnya. Sagara begitu terbuai dengan kehalusan kulit sang istri. Suara merdu Yurika memenuhi ruangan kala Sagara mulai menyatukan tubuh mereka. Malam yang sunyi dan dingin kini terasa panas, akibat pergumulan panas sepasang suami istri.
Larut malam kegiatan itu berhenti, Yurika melihat kepuasan di wajah suaminya, hal itu membuatnya kesal. "Kau menganggap aku layaknya pemuas hasratmu Tuan, jelas sekali tak ada cinta di antara kita apalagi pernikahan kita telah di rahasiakan. " gumamnya lirih.
Yurika hendak bangun, tangan kekar itu menariknya hingga tubuh wanita itu berada dalam pelukan Sagara. Pria itu kembali menciumnya penuh hasrat, lalu mengakhirinya. "Apa aku pernah mengatakan jika kamu alat pemuasku Yurika? " ujar Sagara dengan sorot tajam nya.
"Jika ingin aku menerima hadirmu, maka lupakan masa lalu kamu tentang pengkhianat itu Yurika, terimalah kenyataan jika akulah suamimu, pria yang mengambil mahkotamu. " tegas Sagara.
Yurika memeluk erat tubuh sang suami, mengangguk pelan dalam dekapan Sagara. Pria itu membisikkan sesuatu, membuat Yurika melotot. "Aku harap bibit premiumku akan segera tumbuh dalam rahimmu My Lily. "
"Kenapa saat pertama kali bertemu, aku merasa kamu selalu memperhatikanku mas Gara? " tanya Yurika pelan. Hati Sagara menghangat, mendengar panggilan Yurika untuknya er terdengar manis.
"Karena kau telah menarik semua eksistensiku semenjak kedatanganmu, seperti ada magnet yang menarikku untuk menatapmu lebih lama My lily. " Sagara terperangah melihat senyuman manis istrinya yang pertama kali. Dia juga terkejut, merasakan bibirnya di cium oleh istrinya itu.
"Terimakasih mas, kehadiranmu mulai mengobati luka hatiku. " Sagara kembali menciumnya lagi dan lagi, keduanya segera beristirahat.
Pagi ini Yurika bangun lebih dulu, setelah menyelesaikan aktivitasnya, wanita itu menyiapkan pakaian sang suami. Terakhir dia membangunkan pria yang masih terlelap di ranjang. "Mas Gara bangun, ayo mas ini udah pagi lho. "
"Eungh. " Sagara membuka matanya, tersenyum tipis melihat sosok istrinya yang telah berpenampilan cantik. Pria itu bangun, menciumnya sekilas lalu merengkuh tubuh istrinya.
"Mas Gara, aku udah mandi lho. " Yuri merasakan geli, suaminya terus menerus mencium lehernya. Sagara menghentikan aksinya, menatap lekat wajah Yurika.
"Baiklah aku tak akan menggodamu, kau tunggu di sini, aku mandi dulu honey. " Pria itu turun, suara istrinya memekik membuat Sagara terkekeh. Dokter tampan itu memang sengaja menjahili istrinya. Yurika memalingkan wajahnya, kedua pipinya nampak merona.
Selesai mandi dan berganti pakaian, keduanya turun ke bawah, bersiap untuk sarapan bersama. "Mas, apa hari ini kamu ada jadwal di rumah sakit? " tanya Yurika memulai obrolan.
"Tidak, memangnya kenapa honey? "
"Aku ingin berkencan dengan kamu
sayang. " ucapnya malu malu. Sagara menahan senyumnya, melihat tingkah malu istrinya. Merekapun sarapan bersama, suasana kembali hening.
Drt
drt
Sagara mengambil ponselnya, terlihat mengobrol dengan seseorang. Pria itu terlihat menyesal pada sang istri, mengingkari janji yang baru ia ucapkan tadi. "Maaf sayang, kencannya lain saja ya. Orang tuaku memintaku untuk pulang."
"Em gak papa mas, kalau begitu pergilah. " jawab Yurika sambil tersenyum. Sagara mencium keningnya singkat, beranjak pergi dari sana. Yurika memang kecewa namun dia tak menyalahkan sang suami, dia tak boleh egois. Dirinya harus sadar dan tak boleh baper, pernikahan mereka itu rahasia tanpa ada yang tahu. Menghela nafas berat, membereskan meja namun di ambil alih salah satu maid. Karena di larang ini itu, Yurika memilih bersantai di ruang tamu, menonton acara tv.
Yurika POV
Apa aku dan mas Gara akan saling mencintai nantinya! Apa pernikahan kami akan di restui oleh orang tua kami, apa pernikahan ini berakhir bahagia atau justru sebaliknya. Berbagai kemungkinan kini memenuhi otakku, ada ketakutan dalam dirinya. Entahlah, diapun tak mengerti dengan itu.
"Kenapa hidupmu kian rumit seperti ini!
"Oh ya aku belum menghubungi Dara, dia pasti sangat khawatir padaku. " Yurika bangkit, kembali ke kamar dan mengambil ponselnya berusaha menghubungi Adara namun tak mengatakan kejadian sebenarnya.
"Raga kita memang telah menyatu mas, namun aku sama sekali tak tahu tentang kamu, tentang keluarga kamu. " Yurika tak bisa membayangkan bagaimana pernikahan mereka ke depannya nanti.
"Kenapa Mi? " tanya Gara tanpa basa basi. Wanita yang di panggil mami itu mendengus jengkel dengan sikap putra balok esnya.
"Kenapa kamu kemarin tidak datang ke restauran untuk berkencan dengan salah satu anak teman mami nak. " protes Mami Claudia.
"Karena aku ada urusan pribadi Mami, berhenti berbuat konyol dengan menyuruhku melakukan kencan buta Mam. " geram Sagara kesal. Mami Claudia menghela nafas kasar, mencoba menahan kekesalannya. "Kalau begitu siapa wanita yang tengah kau kencani sekarang!
"Belum saatnya mami dan papi tahu, aku hanya perlu waktu yang tepat untuk menaklukannya sebelum dia bertemu kalian. " kekeh Sagara dengan senyum miringnya. Mami merasa putranya begitu bertele tele menurutnya.
"Dan mami harap kamu memiliki wanita yang baik baik bukan sebaliknya, karena mami tak akan suka jika wanita itu seorang kriminal ataupun lainnya. " tegas Mami tak terbantah. Sagara hanya mengangguk, bibirnya melengkung mengingat sosok Yurika. Dia merasa bersalah pada istrinya karena menyembunyikan pernikahan mereka, ada alasan khusus mengapa dia menyembunyikan statusnya pada orang tua.
"Percayalah baby, aku tak pernah menganggapmu sebagai pemuasku. " batin Sagara teringat ucapan istrinya semalaman. Mami menatap curiga putranya yang terlihat aneh menurutnya.