Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Hilangnya Mahkota

Langit telah berubah gelap, sesuai janjinya Yurika memilih ikut Dara dan Mike ke Bar. Saat ini dia mengenakan gaun berwarna hitam yang cukup seksi di tubuhnya. Suara bising dan keramaian membuat suasana di bar semakin seru.

"Aku satu ya. " ujarnya pada Bartender. Ketiganya meneguk minuman, Yurika hanya diam saat Dara dan Mike memilih berduaan. Gadis itu mengedarkan pandangannya, tak ada yang menarik fikirnya. Tanpa dia sadari sejak tadi ada yang mengawasi pergerakannya. Yuri terus meneguk minuman beralkohol itu berkali kali, gadis itu meracau tak jelas.

Bruk Yurika tak sadarkan diri, seorang pria datang dan membopongnya pergi setelah memberi bill. Pria itu Dokter Sagara, dialah yang saat ini membawa Yurika ke luar dari Bar. Tanpa banyak bicara Sagara membawa Yurika ke sebuah hotel.

Pria itu membaringkan tubuh Yuri di atas ranjang, Yurika tiba tiba menariknya. "Kau jahat Jerry, jahat. Bagaimana bisa kau mengkhianati aku begitu saja. " racaunya tanpa sadar.

Tiba tiba Yurika menciumnya, Sagara terkejut dan tak lama membalas ciuman gadis itu. "Aku mencintaimu Jerry, mencintaimu hiks. "

Yurika mulai melepas jas lalu melemparnya, membuka kancing kemeja Sagara hingga pria itu bertelanjang dada. "Aku sangat menginginkan kamu. "

"Ini keinginan kamu, ingat jangan

menyesal. " suara serak Sagara yang telah berpacu dengan gairahnya. Sagara mulai melepaskan pakaian Yurika, kemudian dirinya hingga keduanya sama sama polos. Dengan tergesa gesa, Sagara mulai menyentuhnya di mana mana tanpa terleat, Yurika mendesah keras.

"Aakh. " teriak Yurika kala Sagara menyatukan tubuh mereka, Sagara tak menyangka jika dirinya begitu kesulitan menembus pertahanan Yurika. Sagara menambah tempo gerakannya mendengar suara merdu Yurika yang membuat gairahnya berkobar.

Tak hanya sekali mereka bercinta namun berkali kali, Sagara mengempurnya tak membiarkan Yurika tidur. Hingga pada puncaknya pria itu baru mengakhiri satu malam mereka yang penuh gairah. Sagara langsung terlelap, menyusul Yuri yang lebih dulu terbang ke alam mimpi.

Cahaya matahari membuat tidurnya terjaga, Yurika membuka matanya dan mengerutkan kening, merasakan sekujur tubuhnya terasa remuk. Dia menunduk, terkejut melihat tubuhnya yang hanya terbalut selimut.

"Aaakh. " pekiknya. Sagara ikut terbangun, pria itu bangun dan bersandar, membiarkan dada bidangnya polos tak tertutup hanya sebatas pinggang.

"Ada apa, kenapa kamu berteriak? " suara bariton Sagara, membuat Yurika menoleh dan terkejut.

"Dokter Sagara, bagaimana bisa? "

"Kita baru saja menghabiskan waktu semalaman apa kau lupa Yurika. " ujar Sagara datar.

"Kau menodaiku, kau kejam dokter. " Yurika menangis, memukuli dada Sagara melampiaskan kemarahan sekaligus kecewanya. Sagara menahan kedua tangannya, menatap lekat wajah Yurika.

"Kau mabuk, kau juga yang menginginkan aku Nona!

Yurika mengingat kejadian semalam, gadis itu menangis histeris merutuki kebodohannya. "Tapi kau bukan Jerry, kau bukan dia dokter hiks ".

Sagara menghela nafas panjang, segera memakai celananya, menarik tubuh Yurike membawanya ke atas pangkuan. "Kau masih menginginkan pria brensek itu hm, pria yang jelas jelas mengkhianatimu!

Yurika menghapus air matanya, dia menatap lekat wajah Sagara. Gadis itu bungkam, tak bisa berkata apa apa untuk saat ini. "Aku antar kamu ke kamar mandi, bersihkan dirimu setelah itu kita bicara. " tegas Sagara dengan wajah datarnya.

Pria itu bangkit, membopongnya ke kamar mandi. Sementara Yurika mandi, dia menghubungi asistennya untuk membawakan pakaian. Setelah selesai mandi, Yurika menerima paperbag yang di bawa Sagara, lalu segera memakai pakaian itu.

Sagara telah mengganti pakaiannya, mereka sama sama ke luar dari hotel, masuk ke dalam mobil. "Tolong antar saya pulang dokter, saya ingin segera istirahat. " ucapnya tanpa menoleh kearah Sagara.

Sagara melajukan roda empatnya tanpa menanggapi permintaan Yurika. Tanpa banyak bicara pria itu membawa Yurika ke suatu tempat. Yurika tentu saja terkejut saat tahu di mana mereka sekarang. Sagara dan Yurika telah menandatangi surat nikah, Yurika tentu saja terkejut dan tak bisa berkata kata. "Mulai sekarang kau istriku, tanggung jawabku. " ujar Sagara.

"Mulai sekarang kau akan tinggal bersamaku Yurika, aku akan segera menghubungi orang tuamu dan meminta izin. " jelasnya.

"Tapi. "

"Jangan keluarkan suaramu, aku tidak menerima bantahan apapun. " ketusnya. Yurika mengatupkan bibirnya, belum kering luka hatinya karena Jerry berkhianat di tambah harta berharganya di renggut dan sekarang dirinya di nikahi oleh Sagara secara diam diam. Tanpa adanya sebuah pesta?

"Ya Tuhan apa salahku, kenapa ini semua terjadi padaku. " batin Yurika miris.

Selama perjalanan tak ada lagi yang bersuara, Yurika tenggelam dalam pikirannya sendiri. Banyak hal yang kini tengah dia fikirkan saat ini. "Sudah

sampai, ayo turun. "

Yurika tersentak dari lamunannya, menyadari jika mereka telah sampai di kediaman keluarganya. Terdengar helaan nafas berat, Yurika segera turun dari mobil. Keduanya bersama sama menemui keluarga Yurika.

"Mommy, Daddy. " ucap Yurika memanggil orang tuanya sedikit berteriak. Daddy datang bersamaan dengan mommy yang di gandeng Daddy.

"Ada apa sayang, kenapa kamu berteriak? " tanya Mommy lembut.

"Eh ternyata kamu bareng dokter Sagara, Yuri?

"Saya ke mari karena ingin melamar puteri Anda nyonya! Mommy dan Daddy terkejut mendengar pernyataan Sagara. Sagara memberikan alasan palsu nya di depan orang tua Yurika. Yurika hanya diam, menunggu reaksi dari orang tuanya.

"Maafin Yuri mom, dad!

"Bagaimana hubunganmu dengan Jerry sayang? "

Mendengar nama Jerry, dadanya kembali terasa sesak, gadis itu memaksakan senyumnya di depan orang tuanya. "Kami putus mom, Jerry berselingkuh dari aku. "

Suasana mendadak hening, Yurika sekuat tenaga menahan tangisnya di depan kedua orang tuanya. "Mom, Dad aku pergi ke taman dulu ya. "

Gadis itu bangkit setelah melepas tautan tangannya, pergi menuju ke gazebo yang letaknya di sisi kanan mansion. Sagara menatap kepergian istrinya dengan tatapan sulit di artikan. Mommy dan Daddy membiarkan puterinya pergi.

Yurika tak lagi menahan tangisnya, wanita itu menangis tersedu sedu. Dia memang mencoba terlihat tegar, namun sejujurnya begitu rapuh.Tubuhnya luruh ke tanah yang dia pijak, dalam dua hari dia menghadapi masalah bertubi tubi.

"Apa kau tidak lelah terus menerus menangis seperti ini. " suara bariton membuat Yurika berhenti menangis. Pria itu berjalan kearahnya dengan sikap angkuhnya, mengangkat dagu Yurika hingga manik mata mereka bertemu.

"Kau tidak sedang mencari simpatiku bukan? " tanyanya datar.

"Harusnya kau senang, aku telah bertanggung jawab padamu. di luar sana banyak wanita yang ingin berada di posisimu seperti sekarang!

Setiap kata yang terucap dari bibir Sagara begitu menusuk hatinya, sakit hati tentu saja namun Yuri memilih diam. "Tapi aku tak pernah menginginkan hal ini terjadi, kejadian semalam itu bagaikan mimpi buruk bagiku Dokter!

"Aku juga tak minta pertanggung jawabanmu, di malam itu terjadi karena kebodohanku. " pekiknya kesal sekaligus frustrasi. Sagara membantunya berdiri, menuntunnya duduk di gazebo. Yurika hanya pasrah, membiarkan tubuhnya kini berada dalam dekapan Sagara, suaminya.

"Kenapa takdir begitu kejam padaku, kenapa. " lirihnya pelan namun masih bisa di dengar Sagara. Sagara hanya diam tak mengatakan apapun pada gadis yang ada dalam pelukannya saat ini. Tak lama kembali terdengar suara isak tangis dalam pelukan Sagara, Sagara membiarkannya.

"Aku harap setelah ini, kau menerima takdirmu Yurika. " ujar Sagara tegas. Yurika tak menjawab, gadis itu larut dalam tangisannya.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel