Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Keputusan Yang Menyakitkan ( Dara & Mike )

Sementara itu Dara dan Mike baru saja selesai bergulat. Gadis itu masih saja cemberut, Mike menghela nafas pelan, memeluk tubuh polos wanitanya. Hanya karena mantan kekasihnya mengomentari postingannya di sosial media, Dara langsung ngambek.

"Kamu masih suka sama dia, nyatanya kamu follow akun dia 'kan? " ketus Dara sinis.

"Maaf sayang aku lupa unfoll, lagian bukan berarti aku masih suka sama Rinjani. " ucap Mike dengan lembut. Dara mencebik kesal, mendengar nama mantan kekasih Mike itu. Moodnya benar benar buruk, wanita itu menyibak selimutnya dan pergi ke kamar mandi, membiarkan tubuhnya menjadi tontonan sang tunangan.

Mike mengusap wajahnya kasar, dia segera membersihkan diri di kamar mandi bawah. Setelah selesai bersih bersih, pria itu segera menghampiri Dara, mengajak wanitanya berbicara.

"Cukup Mike, berhenti membelanya aku muak. Hatinya panas mendengar tunangannya terus membela sang mantan kekasih.

"Kenapa tidak kau nikahi saja dia, daripada aku yang hanya pemuas nafsumu, bukankah aku kekanakan. " pekik Dara emosi.

"Dara. " tatapan Mike berubah nyalang, kesabaran pria itu habis dengan tingkah Dara yang kekanakan menurutnya.

"Hentikan sikap konyolmu, berhentilah mencurigaiku dengan pikiranmu yang tak masuk akal itu. Sudah aku bilang, aku lupa unfol akun sosmed dia! Melihat kemarahan di wajah Mike, Darapun mengatupkan bibirnya rapat.

"Kalau sikapmu seperti ini terus, cemburu berlebihan, lama lama aku tak tahan Dara! Dara menghembuskan nafas berat, manik matanya menatap datar kearah Michael.

"Baiklah kalau begitu, kita putus. Bukankah kamu tidak tahan dengan sikap cemburuku yang kelewatan, mungkin memang kita tak akan pernah cocok, soal urusan di mana kamu mengambil harta berhargaku, anggap saja kompensasi karena selama ini kamu mengalah demi aku. " tegas Dara. Wanita itu terlanjur sakit hati, kecewa dan marah, dia memilih pergi meninggalkan tunangannya.

Mike menatap nanar kepergian Dara, tak lama terdengar suara umpatan dari dalam apartemen. Dara menghiraukannya, menangis tergugu, berjalan cepat dengan perasaan campur aduk.

"Dara. " teriak Mike dari kejauhan namun tak di pedulikan Dara. Dara menekan dadanya yang terasa sesak, mungkin selama ini dia egois karena membuat Mike tertekan dalam hubungan mereka. Mungkin sudah saatnya dirinya melepas pria itu, meski sakit dia harus merelakan Mike mencari kebahagiaan pria itu sendiri.

"Percintaan kita tadi, ternyata percintaan terakhir kita Mike. Aku memang kekanakan, tidak tahukah kamu bagaimana rasanya di khianati Mike, ibuku pernah mengalaminya rasanya sangat sakit. " Dara teringat masa lalu, orang tuanya bertengkar karena sang papi memiliki wanita lain, wanita itu masa lalu dari papinya.

"Ternyata aku begitu murahan, mungkin saja Mike merasa bosan dan jenuh padaku setelah dia menyentuhku berkali kali. " gumam Dara tersenyum getir.

Adara Karenina Edeline, putri pasangan dari Tuan Anton dan Nyonya Novia. Semenjak perpisahan orang tuanya, membuatnya tak lagi percaya pada laki laki. Gadis itu teringat bagaimana kejamnya sang papi mengkhianati maminya karena kehadiran mantan. Pertemuannya dengan Mike melalui cinta satu malam, membuatnya berubah pikiran. Dia yakin Mike tidak akan seperti Papinya tapi lagi lagi dia di patahkan oleh kenyataan.

Realita tak seindah ekspektasi!

Di dalam taksi gadis itu menangis tergugu, hatinya hancur berkeping keping. Beberapa saat berlalu, gadis itu turun dan berlari menuju ke sebuah jembatan. Di sana dia melampiaskan emosinya, berteriak sekeras kerasnya.

"Aku membencimu Michael, aku benci. " teriaknya putus asa. Dia melepaskan cincin dari jarinya, lalu melemparnya ke bawah jembatan. Seseorang memperhatikannya, berlari kearah Dara dengan wajah panik.

Grep

"Bodoh, apa kamu sudah bosan hidup

nona. " suara datar nan dingin memenuhi gendang telinganya. Dara memberontak, berusaha melepaskan diri namun pria itu menahannya dengan kuat. Gadis itu pasrah kala tubuhnya di bawa menjauh dari Jembatan.

"Ini bukan urusanmu, kenapa kamu ikut campur hah. " teriak Dara tepat di depan wajah pria asing. Pria di depannya menatap tajam padanya, bagaimana mungkin ada wanita bodoh yang justru menyalahkan dirinya daripada berkata terima kasih.

Dara kembali menangis seperti anak kecil, pria itu menghela nafas kasar. Membiarkan Dara menangis sepuasnya tanpa berkata apapun lagi. "Dasar anak kecil, kamu gak malu di lihatin orang orang? "

Dara mengusap air matanya kasar, menatap tajam pada pria di depannya saat ini. Pria itu langsung menyeretnya pergi dari sana, Dara mengumpat kasar dan di abaikan pria itu. "Siapa nama kamu nona? " tanya pria itu setelah keduanya berada di mobil.

"Adara. " ketusnya tanpa menoleh.

"Di mana rumah kamu? "

"Kenapa sih nanya nanya, antar saja aku ke hotel. " jawab Dara kesal. Lagi lagi terdengar suara helaan nafas, pria itu sepertinya mencoba menahan amarahnya. Dara tidak peduli jika pria di sebelahnya marah, dia hanya ingin melampiaskan kekecewaannya pada orang.

"Memangnya kamu tidak takut jika ada yang berbuat jahat padamu kalau tinggal di hotel? "

Dara tersenyum getir, mengatupkan bibir mendengar pertanyaan pria di sebelahnya. "Bukankah aku wanita tak lagi berharga, mana ada pria yang menginginkan tubuhku, wanita kekanakan yang pencemburu gila. " gumamnya lirih.

"Aku tak akan bertanya lagi. " suasana kini tampak hening, pria itu kembali fokus lurus ke depan. Dara menatap jalanan, bukan kearah hotel. Kemana pria asing ini akan membawanya?

"Hei om? "

"Benjamin Daffin Hale, itu namaku. Sejak kapan aku menikahi bibimu, hingga kau memanggilku om!

Dara mendengus pelan, sebal akan jawaban dari pria di sebelahnya. Gadis itu memilih diam, memblokir nomor Mike. Dia belum ingin berbicara pada pria itu setelah apa yang terjadi di antara mereka tadi. Apakah hubungannya dengan Mike akan berakhir sampai sini, memang selama ini saat berpacaran hubungan mereka terlibat putus nyambung namun sekarang ini puncaknya.

"Mungkin ini karma untukku!

"Mami maafkan Dara, Dara ngecewain Mami, maafin Dara mi. " batin gadis itu miris. Setelah memasuki gerbang, Ben segera memarkirkan mobilnya, terdiam mendengar isakan kecil dari gadis di sebelahnya. Pria itu menoleh, melihat Dara yang menangis namun dia tak berbuat apapun.

Dasar kanebo kering!

"Ih lap tuh ingus kamu. " sindir Ben dengan nada mengolok. Dara menoleh, mengumpati ucapan pedas pria di sebelahnya, Ben tampak acuh.

"Enak aja ingus, dasar kanebo kering. " balas Dara sebal. Wanita itu memalingkan wajahnya, suasana kembali hening setelah keduanya berdebat kecil. Dara juga belum siap memberitahu Yurika, dirinya tahu jika sahabatnya itu juga memiliki masalah yang rumit, dia tak ingin menambah beban Yurika.

"Jika ada orang yang om sayang menyakiti dan mengecewakan om Ben, apa yang akan om lakukan? " Dara menatap serius pria di sebelahnya, menunggu jawaban Ben.

"Aku lempar dia ke kandang Isabelle!

"Eh Isabelle? " Melihat Dara yang kebingungan membuat Ben berdecak pelan.

"Isabelle itu sejenis leopard atau macan tutul, hewan kesayanganku! Dara terkejut mendengarnya, menatap horor kearah Benjamin. Gadis itu hanya bisa melongo, bagaimana bisa macan tutul di nama kan Isabelle seperti manusia pikirnya.

"Ayo masuk. " Ben turun lebih dulu di susul Dara, melangkah ragu memasuki penthouse mewah milik Benjamin. Pria itu peka, jika Dara sedikit menjaga jarak darinya namun dia tak peduli, dia sudah berbaik hati membantu gadis itu membiarkannya menginap di penthousenya.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel