Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

BAB 4

HAPPY READING

****

Sharon menatap layar ponselnya, ia membaca beberapa tips di website, di sana menjelaskan beberapa tips yang jitu untuk mendapatkan pria kaya raya. Website itu menerangkan kalau pria itu “beauty digger” karena selalu menginginkan wanita cantik.

Di sana bertulisan kalau dilakukan dengan cara yang pertama pada ladies ikut aktif di lingkungan yang tepat, di mana pria sukses dan kaya sering beraktifitas yang akan meningkatkan peluang untuk bertemu, misalnya di acara amal, galeri seni, klub golf, scuba diving, tenis, berlayar, atau konferensi bisnis dan acara networking di mana sering dikunjungi orang-orang dengan profil kekayaan level atas.

Yang kedua di sana juga bertulisan sesekali dicoba mengunjungi tempat butik-butik ternama misalnya di Grand Indonesia, Pacific Place atau Plaza Indonesia, pergilah ke butik-butik desainer di sana, amati pria lajang pria di sana sambil berbelanja.

Di sana juga menganjurkan untuk ikut seminar-seminar tentang kesehatan yang dihadiri oleh para dokter, dan acara relawann atau liaison officer sebuah konferensi, jangan menyarankan ladies untuk mendaftarkan diri.

Tipis selanjutnya ladies harus datang ke lounge dan fine dining. Di hotel berbintang biasa lounge buka 24 jam, sering menjadi tongkrongan pengusaha yang sedang melakukan perjalanan bisnis. Duduk di bar, lalu pesanlah lagu pada band yang tampil agar keberadaanya diketahui. Belajar untuk percaya diri, tapi harus diingat jangan mendekati pria terlebih dahulu. Biarkan si pria melakukan tugasnya, yang jelas ladies harus mencari perhatian sambil menikmati makanan berkualitas.

Lalu selanjutnya yang disuruh naik kelas “frist class”, ini disarankan jika traveling harus menjangkau first class seat di pesawat, dan juga first class lounge. Datang lebih awal dan duduk di dekat pria yang duduk sendiri, amati apakah mengenaka cincin kawin atau tidak. Jika di pesawat atau bandara, biasanya orang cenderung mudah ngobrol, oleh karena itu, ladies jangan ragu untuk menyambut percakapan mereka.

Dan terakhir di sana memberi tips berteman dekat dengan pria-pria kaya, cari persamaan dengan mereka, jadilah diri sendiri, meskipun mereka sukses secara finansial. Mereka tetaplah pria normal seperti pria lainnya.

Sharon menarik napas, dan lalu meletakkan ponselnya di meja. Ia menutup wajahnya dengan tangan kembali menghela napas. Sementara Lauren memperhatikan Sharon.

“Bagaimana?” Tanya Lauren penasaran, ia ingin mendengar langsung tanggapan dari Sharon setelah membaca tips di sana.

“Ya tipsnya bagus sih, boleh juga diikutin,” ucap Sharon.

“Terus lo mau lakuin?”

Sharon mengangguk, “Iya.”

“Yang mana?”

“Kita ikut seminar tentang kesehatan yang ada dokter Marcel-nya, dia kan dokter spesialis.”

“Kita kan bukan dokter Sha, nggak bisa ikut seminar kesehatan, biasa yang ikut seminar gituan ya mahasiswa kedokteran.”

“Ya, kita bawa aja nama yayasan.”

“Tetep nggak bisa, nggak nyambung.”

Lauren membaringkan tubuhnya di tempat tidur, dia mencari informasi tentang Marcel, sambil membaca tips-tips yang ada di website. Ia melirik Sharon yang sedang masuk ke dalam kamar mandi dan mereka berdua masih tampak bingung bagaimana caranya ingin berkenalan dengan dokter Marcel tapi tidak terlihat ingin berkenalan.

______

Sementara Sharon di dalam kamar mandi, dia melepaskan pakaiannya. Sebelum tidur ia memang harus mandi terlebih dahulu. Kini air hangat membasahi tubuhnya, Sharon mulai berpikir apa benar ia harus mengejar dokter Marcel yang sama sekali tidak ia kenal? Kenapa terlintas dipikirannya langsung ingin mengincar dokter Marcel? Background-nya seorang dokter, bagaiamana cara menyesuaikan hati, pikiran, prilaku, harapan, komunikasi dan semuanya? Sedangkan dirinya sama sekali bukan dibidang yang sama.

Secara pribadi ia tidak pernah kepikiran untuk pacaran dengan seorang dokter. Kenapa ia harus mengejar dokter? Apa karena tadi papi-nya membicarakan dokter Marcel yang katanya golongan old money dan sangat eksklusive, yang sangat pantas untuknya.

Dirinya sejak dulu sudah menanamkan budaya ‘wanita itu menunggu’ ia selalu melakukannya hingga jodoh itu datang sendiri bukan dirinya kejar. Sekarang ia harus mengejar pria? Dirinya sendiri sebenarnya malas untuk menjalin hubungan dengan pria karena lelah ujung-ujungnya putus.

Namun kali ini harus mengejar karena factor umurnya yang tidak muda lagi, kebanyakan pria seumurannya sudah pada menikah dan sangat sulit dicari. Satu-satunya, tentu rekomendasi dari sang ayah untuk berkenalan dengan pria bernama Marcel? Bagaimana caranya berkenalan tapi dirinya tidak terlihat mengejar.

Lama merenungi nasibnya sebagai wanita jomblo, dan ia memutuskan untuk mengenal dokter Marcel sesuai dengan tujuannya di awal. Bagaimana cara mereka harus berkenalan. Jodoh atau tidak, itu urusan belakang, yang penting mereka sudah berusaha. Sharon lalu keluar dari kamar mandi, ia melihat Lauren di tempat tidur.

“Sha…” ucap Lauren, ia menatap Lauren yang baru keluar dari kamar mandi dengan handuk melingkar di sisi tubuhnya.

“Iya, kenapa?”

“Lo mau ketemu dokter Marcel kan?”

“Iya. Lo ada ide?” Tanya Sharon.

“Barusan dia buat story di akun instagramnya, di sana dia barusan nge-share seminar ilmiah kedokteran dengan tema ‘Manajemen Neurupatik Pasca Stroke”, dia termasuk our speakers di sana. Yang dilaksanakan di Gedung Kuliah Umum Univesitas Indonesia. Terbuka untuk mahasiswa kedokteran, ada biaya pendaftaran juga. Lo mau ikut? Kalau mau gue daftarin nih,” ucap Lauren.

“Apa nggak aneh ya kalau kita ikutan di sana? Kitakan bukan mahasiswa kedokteran.”

“Ya satu-satunya cara buat ketemu sih kita ikut hadir seminarnya dia. Kalaupun nggak ikut seminar, ya main-main aja ke kampus UI, terus pura-pura tabrakan atau apa gitu di samping mobilnya atau tersungkur di depan dia. Banyak drama sih yang kita lakuin, yang penting ke UI aja dulu.”

“Harus banget ya drama gitu.”

“Ya harus. Kalaupun lo pura-pura sakit kita ke tempat prakternya dokter Marcel, itu yang nambah berabe. Lo sama gue nggak ada riwayat sakit kanker, nyokap bokap lo juga nggak ada sakit gager otak, atau sakit anehh-aneh, jadi susah buat samper, apalagi dia dokter subspesialis.”

“Yaudah deh, lo atur aja, pokoknya Minggu ini kita ke UI?”

“Iya. Lo tenang aja, gue yang atur.”

Sharon lalu mengganti pakaiannya dengan piyama, dia menggunakan moisturizer pada wajahnya dan serangkaian perawatan lainnya. Setelah itu Angel membaringkan tubuhnya ke ranjang. Ia memandang ke langit-langit kamar, lalu mengubah posisi tidurnya menatap Lauren.

“Jadi gue ngejar dokter Marcel nih Lau?” Tanya Sharon antara ragu dan tidak percaya.

Lauren mengangguk, “Iya.”

“Aneh nggak sih ngejar cowok duluan?”

“Zaman sekarang banyak kali cewek ngejar cowok, namanya juga ngejar cowok, yang penting lo percaya diri aja Sha.”

“Lo liat dulu secara fisik, ketemu dulu dokter Marcel itu kayak gimana. Kalau aslinya dia keren abis, gas aja. Secara lo cantik gini, nggak mungkin lah dia nggak respon cewek super-duper cantik. Masa dianggurin dia, minimal kenalan lah.”

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel