Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Help me please !!!

Lexy yang putus asa akhirnya tidak punya pilihan selain meninggalkan Mona di situ. Tanpa Lexy sadari ia tak sengaja meraih tisu pengunduran diri milik Mona dan membawa di kantong jaketnya. kemudian Dia pergi meninggalkan mona dan bergegas keluar dari Club. Mona yang mengetahui surat pengunduran dirinya di bawa segera berlari mengejar Lexy. Jonathan yang melihat Lexy melarikan diri, ikut berlari mengejar Nya persis di belakang Mona. Mereka mengejar Lexy sampai di parkiran Lobby utama.

“Hey kau pencuri, kau membawa surat pengunduran diriku!!! ” teriak mona yang mabuk.

Lexy pun berhasil kabur dari kejaran Mona dan Jonathan. Dia sudah masuk kedalam Mobil dan pergi entah kemana.

“Kau tidak tahu aku ini pegawai pemerintah, kau tidak boleh membawa surat berharga ku. Kau akan aku tuntut!!!” Mona masih terus berteriak sambil menunjuk-nunjuk dan mengeluarkan sumpah serapah.

Jonathan tadi melihat kalau Lexy duduk bersama dengan Mona, wanita yang dari tadi berteriak sumpah serapah kepada Lexy. Jonathan menghampiri Mona.

“Hey kau… Kau mengenal adikku? Tadi aku melihatnya, kau dan adikku duduk bersama dan bicara sambil tertawa-tawa. Kau mengenalnya kan … hey.” Tanya Jonathan sambil memegang lengan Mona.

“Kau mabuk ya..” tanya jonathan lagi. Sambil memegang kedua bahu Mona kemudian menggerak-gerakannya.

“Kau berisik sekali, lepaskan aku. Dia mencuri… mencuri… surat berharga milikku” Jawab Mona, yang kemudian memegang lehernya dan membelalakan matanya.

“Me..mencuri katamu?” tanya Jonathan terkejut kemudian melepaskan pegangannya.

Huhhhhh huhhhhh…. “To-tolong aku…” pinta Mona sambil memegang lengan Jonathan, Jonathan Yang melihat tangannya dipegang dengan kasar berusaha melepaskan pegangan tangan Mona. Tiba-tiba saja Tubuh Mona terjatuh sambil memegang leher nya Yang dari tadi terasa panas.

“To-tolong aku…” kini pegangan tangan mona berpindah meraih dan memeluk kaki Jonathan. Jonathan yang melihatnya berusaha melepaskan diri dari Mona.

Mona tersungkur di aspal parkiran mobil, tidak sadarkan diri. orang-orang yang melihat kejadian itu sibuk mengabadikan nya dengan ponsel mereka sejak tadi. Mulai dari saat Jonathan memanggil Mona, kemudian Jonathan yang memegang bahu Mona, kemudian saat mona meminta tolong, kemudian Jonathan dengan kasarnya melepaskan tangan Mona, sampai yang terakhir saat Mona meminta tolong memeluk kaki Jonathan.

Jonathan segera mengambil ponselnya menghubungi 911.

“Apakah wanita itu mati? Apakah itu pacarnya? Kau tadi lihatkan wanita itu dipukul olehnya kan? Pria itu kasar sekali wanita itu tadi ditendang Hingga tersungkur. wajahnya tampan tapi dia ringan tangan. Wanita itu pingsan dipukul oleh pacarnya.” kalimat bisik-bisik itu dilontarkan oleh orang-orang sambil memberi tatapan tajam ke arah Jonathan.

“Aku tidak mengenalnya, aku tidak mengenal gadis itu, aku baru bertemu dengannya. Sungguh percayalah” jawab Jonathan, dengan wajah pucat.

“Giliran sudah begini kau tidak mau mengakui pacarmu sendiri dasar laki-laki brengsek” sahut seorang wanita.

“Hey kau kalau ada masalah dengan pacarmu jangan pukul dia, kau tidak tahu malu memukul seorang wanita.” sahut wanita lainnya.

Jonathan segera berjongkok ke arah Mona yang tidak sadarkan diri, meletakan jari telunjuknya ke arah hidung Mona. ingin memastikan jika mona masih bernafas. Jonathan pun bernafas lega karena Mona masih bernafas.

Tak lama mobil ambulan pun datang. Petugas media bergegas membawa Mona Yang tak sadarkan diri.

“Siapa Wali wanita ini?” Tanya petugas Medis.

“Dia” jawab orang-orang Yang ada disitu serentak sambil menunjuk ke arah Jonathan.

“Anda harus ikut bersama kami Tuan” perintah petugas Medis kepada Jonathan.

Jonathan Yang tadinya berencana untuk pergi akhirnya ikut masuk kedalam ambulan menemani Mona.

“Mimpi apa aku semalam sampai harus mengalami kejadian ini” gumam Jonathan, sambil melihat ke arah Mona Yang masih belum sadarkan diri.

Sesampainya di rumah sakit, Mona segera Dibawa ke Emergency Room untuk segera mendapatkan perawatan. Jonathan Yang masih berusaha untuk kabur kembali tertahan.

“Tuan anda harus ikut dengan kami untuk mengurus administrasi, ayo Tuan sebelah sini” petugas memerintah Jonathan kembali. Seumur hidupnya belum pernah ada Yang berani memerintah dirinya.

Jonathan pun membuang nafas kasar, sambil mengikuti langkah seorang petugas. Setelah selesai Mona pun dipindahkan ke ruang perawatan VIP, Jonathan memang memesankan ruangan itu. Alasannya karena dia tidak suka berada di antara orang asing Yang terus memperhatikannya.

Jonathan duduk di sofa disamping ranjang tempat Mona, Mona masih belum sadarkan diri. Mata Jonathan menatap wajah Mona Yang berantakan.

“Kenapa Lexy bisa bersama wanita seperti ini, dia cantik tapi lihat penampilannya. Aku seperti pernah melihatnya, tapi dimana aku tidak mengingatnya” gumam Jonathan sambil terus berfikir siapakah Mona ini.

Mau tak mau Jonathan harus ada disini, Jonathan mengambil ponsel di sakunya. Mencoba menghubungi Albert. Saat ini waktu menunjukan pukul dua Pagi.

“Albert, kenapa Kau lama sekali mengangkat Telepon ku?” Tanya Jonathan dingin.

“Ah maaf Tuan, saya tertidur”

"tentu saja tertidur, sekarang ini masih pukul dua pagi. Yang benar saja." Gumam Albert.

“Sudahlah, coba Kau hubungi Club di ibu kota itu tanyakan pada mereka apa ada tas Yang tertinggal” perintah Jonathan.

“Tas? Apa tas anda tertinggal disana Tuan?” Tanya Albert Yang kebingungan.

“Bukan tasku, pokoknya Kau tanya saja pada pekerja disana. Apa ada tas wanita Yang tertinggal. Kalau ada Kau antarkan ke Rumah sakit A dan segera ke ruang rawat VIP. Apa kau mengerti Albert?” Perintah Jonathan.

“Ba-baik Tuan” jawab Albert.

Malam pun berlalu

***

Pagi hari di Rumah sakit A

Albert datang ke Rumah sakit A Ruang Vip dengan membawa tas wanita. Albert bingung kenapa Tuannya tahu ada tas wanita tertinggal di Club itu? Lalu kenapa Albert harus datang ke rumah sakit ini? Bagaimana dengan Lexy? Apakah Tuang menangkapnya? Ada kejadian apa semalam?

Albert kaget karena Yang ditemui di rumah sakit ini adalah Jonathan.

“Kau sudah membawanya?” Tanya Jonathan di luar ruangan rawat Mona. Jonathan memang sengaja keluar.

“Apakah ini tas wanita Yang anda maksud Tuan?” Albert malah balik bertanya.

“Aku tidak tahu, mungkin saja” jawab Jonathan dingin.

“Kenapa anda ada disini Tuan, apa anda sakit ? Atau ada Yang sakit” Tanya Albert yang semakin bingung.

Akhirnya Jonathan membiarkan Albert masuk ke dalam ruang Rawat VIP lalu menceritakan seluruh kejadian Yang dialami Jonathan semalam. Albert menjepit bibir bawahnya mencoba menahan tawa mendengar cerita Jonathan. Kejadian semalam sungguh Lucu, Tuannya Yang sempurna mengalami itu semua dalam waktu satu malam.

“Jadi tas ini milik nona itu?” Tanya Albert seraya menunjuk ke arah Mona yang masih belum sadarkan diri.

“Sudah kukatakan padamu. Aku tidak tahu Albert” jawab Jonathan datar.

“Kau periksa lah dompet wanita itu, cari tanda pengenalnya” perintah Jonathan.

“Kemarin aku mengisi administrasi asal karena aku tidak tau siapa dia, Kau pergilah kebagian administrasi lagi dan perbaiki apa Yg kutulis” Tukas Jonathan pada Albert.

“Baik Tuan” jawab Albert yang membuka tas milik Mona mengambil dompet milik Mona untuk mencari tanda pengenalnya.

Albert pun pergi meninggalkan Jonathan untuk mengurus administrasi. Tak lama Mona membuka matanya, Mona kebingungan dan tak mengingat apa Yang terjadi, Kenapa dia bisa sampai disini pun dia tidak ingat. Dia hanya ingat pergi ke Club lalu bertemu seorang pria yang dia tidak kenal. sudah sampai situ saja ingatannya berhenti. Mona memang cenderung tidak mengingat tindakannya saat mabuk.

Dia menangkap sosok pria sangat tampan yang sedang duduk menopang kaki sambil membaca koran, Mona tidak mengenalnya dan Mona rasa pria itu juga bukan pria semalam yang berbicara padanya. Mona menatapnya lekat-lekat sambil memiringkan kepalanya mencoba mengingat kembali.

“Ehm..ehm.. Permisi anda siapa ya? Apa saya mengenal anda?” tanya Mona dengan ramah memasang senyum manis di wajahnya sambil merapikan rambut dan pakaiannya. Percayalah penampilan Mona saat ini sangat …. Rambut acak-acakan, tubuh bau alkohol, maskara yang luntur karena menangis meninggalkan jejak di pipi mulusnya, lipstik yang berantakan dan pakaian yang berantakan dan kotor.

***

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel