Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

At the club

Mona membuang nafas kasar, kemudian pergi menuju parkiran bergegas meninggalkan area gedung perkantoran. Mona hanya ingin sendiri saat ini, pikirannya sangat kacau. Dia melajukan mobilnya ke arah sebuah Club di ibu kota, Mona jarang pergi ke Club kalau bukan karena ada masalah dia lebih memilih pulang kerumah dan membaca novel kesukaannya.

***

Club

Mona mengabari ayahnya jika dia kemungkinan akan pulang terlambat, ayahnya mengerti dan mengizinkannya.

Bunyi dentuman musik terdengar begitu keras, Malam itu club cukup ramai. Beberapa orang menari dilantai dansa diiringi musik dan lampu disco. Mona duduk seorang diri sambil meminum sebotol Beer, sudah ada total empat botol beer di atas meja. Malam itu mona memesan meja VIP karena mona tidak ingin diganggu.

“Malam ini aku akan menghambur-hamburkan uang yang aku hasilkan dari bekerja keras siang dan malam, malam ini aku akan bersenang-senang. Hahahaha…” Mona berbicara seorang diri sambil tertawa.

Mona terlihat sudah sedikit mabuk, karena mabuk dia jadi menulis sesuatu di selembar tisu berwarna putih. Tulisannya adalah Surat pengunduran diri, yah …. Mona pikir konsekuensi yang dia terima adalah dipaksa mengundurkan diri. Padahal kenyataannya, pak hans dan pak kepala hanya menginginkan Mona dan tim nya membuat surat permohonan maaf secara terbuka.

Seorang Pria tampan malam itu juga datang ke Club, Para wanita yang melihatnya mencoba mendekati Pria itu. Pria itu adalah Lexy seorang penyanyi terkenal adik dari Jonathan, Lexy tersenyum saat para wanita menyapanya. Bodyguard yang mengawal nya sampai kewalahan menghadapi para wanita itu.

Lexy memesan meja VIP, saat berjalan Mata Lexy menangkap sosok wanita yang sedari tadi hanya sibuk menulis di atas tisu sambil marah-marah tak jelas pada dirinya sendiri. Wanita cantik dengan rambut berantakan, mascara yang luntur seperti habis menangis dan wajah yang lelah berhasil mencuri pandangan mata Lexy. Lexy menghentikan langkah kakinya di depan meja Mona, Mona tak sadar dengan kehadiran sosok Lexy. Sosok penyanyi yang dia idolakan. Semua karena Mona sedang mabuk.

“Club ini jadi semakin menarik” Gumam Lexy.

“Hello boleh aku duduk disini.” Suara Lexy berhasil membuat Mona memandangnya.

“Kau siapa? Apa aku mengenalmu?” jawab Mona yang masih tidak sadar kalau itu adalah Lexy.

“Yah kau tidak mengenalku dan aku juga tidak mengenalmu, tapi kau tahu kita bisa saling mengenal sekarang. Bagaimana menurutmu?” Lexy menatap Mona yang kembali sibuk dengan tisu nya.

“Kau sedang menulis apa?” tanya Lexy sambil mencoba memperhatikan tisu dengan tulisan di atasnya.

“Surat pengunduran diri ya... kau akan menulis surat pengunduran diri mu di sini?” tanya Lexy sambil

mengangkat selembar Tisu.

“Aku akan mengundurkan diri, karena aku tidak bisa mengendalikan otak Lebah. Aku akan pergi dengan damai. Peace Monalisa.” Lexy membacakan isi tulisan pada tisu itu sambil tertawa.

“Jadi namamu Monalisa hmm… Nama yang indah” Lexy tersenyum tipis sambil memandang wajah Mona.

“Kau banyak bicara sekali, ya memang kenapa pika aku menulis surat pengunduran diri ku disini. tidak ada apapun disini yang bisa kujadikan kertas” jawab Mona sambil mengangkat tisu nya.

"Aku akan menggunakan tisu ini sebagai kertas, Aku akan menyerahkannya seperti ini." Mona menggunakan tisu itu untuk mengelap hidungnya lalu melemparnya.

"Jadi kau akan menyerahkan surap pengunduranmu ditisu dan menyerahkannya seperti itu?" tanya Lexy pada Mona sambil tak berkenti tertawa.

“Ceritakan padaku kenapa kau sampai membuat surat pengunduran diri?” Tanya lexy kembali pada Mona.

Akhirnya Mona menceritakan kejadian yang dia alami. Soal Lebah, soal bagaimana dia sudah berusaha keras.

“Oh …. Acara itu, aku menontonnya tadi di berita TV. jadi kau yang menjadi penanggung jawabnya?” jawab Lexy sambil terkekeh.

“Hah… jadi sudah ada di TV ya, habislah aku. Apa ada wajahku disitu?” tanya Mona sambil meremas-remas rambutnya.

“Ya aku melihatmu hahahaha….” Jawab Lexy sambil tersenyum menatap Mona yang berantakan, namun bagi Lexy Mona sungguh lucu dan menggemaskan.

“Kau tahu, aku tidak bisa mengendalikan pikiran lebah-lebah itu. Bukan salahku jika lebah itu marah, mana ku tahu segerombolan lebah akan ikut datang jadi tamu undangan. Aku juga di sengat di sini” Mona menunjukan bekas sengatan lebah di lehernya.

“Mereka menyalahkan ku, padahal aku sudah bekerja mati-matian. Aku seperti menikahi pekerjaanku, lalu gara-gara lebah yang tidak bisa aku kendalikan aku harus mengundurkan diri? Sungguh dunia ini tidak adil.” sambung Mona yang terus saja bercerita tak ada hentinya pada Lexy.

Lexy yang mendengarkannya kadang tersenyum, lalu tertawa terbahak-bahak sambil terus menatap Mona dengan tatapan lembut. Mona bercerita dengan penuh antusias sampai membuatnya hampir terjatuh. Dengan sigap Lexy menangkap pinggang Mona yang hampir terjatuh dengan tangan kanannya, kemudian tangan yang satunya secara alami meraih rambut Mona merapikannya ke belakang telinga Mona.

“Hey… Hati-hati kau bisa terluka.” Tukas Lexy yang masih memegang erat pinggang Mona sambil memandangnya dari jarak yang begitu dekat, Jantung Lexy memukul sangat keras. Debaran itu terasa begitu kuat, nafasnya tiba-tiba berubah jadi cepat.

“Ada apa denganku” Batin Lexy yang kemudian melepaskan tangannya dari pinggang Mona sembari membantu Mona agar kembali duduk di tempatnya.

“Wah tanganmu cepat juga Tuan, aku berhutang nyawa padamu hahaha…” jawab Mona sambil menunjuk-nunjuk ke arah Lexy.

“Kau mabuk, mau aku antarkan pulang” Tanya Lexy yang memang ingin mengenal Mona lebih dekat, Lexy ingin tahu dimana Mona tinggal. Lexy dapat melihat jika mona adalah gadis baik-baik.

“Aku belum mau pulang” jawab Mona sambil menggeleng-gelengkan kepalanya kekiri dan kenanan.

“Baiklah..” Sahut Lexy.

***

W Hotel

Satu jam sebelumnya di ruangan Jonathan.

Tok...tok…

“Ini saya Albert Tuan” suara Albert terdengar dari balik pintu ruangan Jonathan.

“Masuklah” Jawab Jonathan.

Albert pun bergegas masuk, sambil terus memegang ipad di tangannya. Wajah albert berubah serius.

“Ada apa albert?” Kini wajah Jonathan yang berubah serius.

“Tuan, saya dapat info Tuan Lexy sedang ada di sebuah Club ibukota saat ini” Jawab Albert.

“Kau yakin albert?” Sambar Jonathan.

“Ya saya sudah pastikan” jawab albert.

“Siapkan mobil sekarang, Aku akan kesana. kau Tidak sah ikut” perintah Jonathan sambil meraih ponsel dan menarik blazer yang tergantung tak jauh dari kursi kebesaran Jonathan. Kemudian memakainya sambil berjalan keluar ruangannya.

Langkah kaki Jonathan dan albert begitu cepat, Kali ini jonathan harus menangkap dan berbicara dengan adik satu-satunya itu. Albert pun tidak ingin mengecewakan Jonathan lagi, kali ini dia harus berhasil.

Mobil yang akan membawa Jonathan sudah siap terparkir di Lobby W Hotel, dengan langkap cepat Jonathan segera masuk kedalam mobil. Mobil pun melesat ke arah Club tempat Lexy berada. Lima belas menit berselang mobil memasuki Lobby Club yang cukup terkenal dan mewah.

Jonathan turun dari mobil. lagi-lagi tatapan para wanita tak lepas memandang wajah Jonathan. Seperti tersihir, wajah tampan Jonathan memang dapat membius orang-orang disekitarnya.

“Dimana kau Lexy?” Tanya Jonathan dalam hati. keadaan Club yang berisik dengan dentuman musik yang begitu keras. Membuat kepala Jonathan Pusing.

"Ah itu dia" Jonathan menatap Sosok yang Sudan dia kenali, Itu Lexy yang sedang duduk bersama Dengan seorang wanita.

Karena Kondisi Club yang ramai membuat Jonathan kesulitan untuk melangkah. Alhasil tangan-tangan nakal menyentuh tubuh Jonathan untuk mengajaknya berdansa. Jonathan tidak tinggal diam dia meletakkan tangannya di dada menyilang agar tidak ada yang menyentuh tubuh.

Lexy yang mengetahui kedatangan Jonathan dari bodyguard nya segera berdiri hendak meninggalkan Club, kemudian Lexy teringat Mona yang sedang mabuk. Lexy tidak ingin meninggalkan mona sendiri dalam keadaan mabuk.kemudian Lexy menarik tangan Mona agar mau diajak pergi dengannya. Tapi mona menolak dan melepaskan genggaman tangan Lexy.

“Ikut denganku..”kata Lexy kepada Mona, sambil memegang pergelangan tangan Mona.

“Aku tidak mau, aku tidak mengenalmu. Kau pergi saja.” jawab Mona.

“Tuan kita harus segera pergi” Perintah Bodyguard kepada Lexy.

Lexy yang putus asa akhirnya tidak punya pilihan selain meninggalkan Mona di situ. Tanpa Lexy sadari ia tak sengaja meraih tisu pengunduran diri milik Mona dan membawa di kantong jaket Lexy kemudian pergi meninggalkan mona dan bergegas keluar dari Club. Mona yang mengetahui surat pengunduran dirinya di bawa segera berlari mengejar Lexy. Jonathan yang melihat Lexy melarikan diri, ikut berlari mengejar Lexy persis di belakang Mona. Mereka mengejar Lexy sampai di parkiran Lobby utama.

***

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel