Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 07. Erna

Setibanya didepan gerbang rumah, terlihat seorang wanita berumur sekitar tiga puluh tahunan yang menggunakan kain sebatas lutut dengan atasan menggunakan kaos membukakan gerbang.

"Itu siapa, tante?" tanya galang.

"Itu mbak erna" jawab hana.

"Ooh.. yang tadi pagi dibicarakan om riko yah?" tanya galang.

"Iyah, benar" saut hana.

Hana memarkirkan mobilnya digarasi. setelah itu ia memanggil erna. "Mbak erna.. sini" panggil hana.

"Iyah, nyonya" ujar erna yang sudah berdiri dihadapan hana dan galang.

"Kenalin mbak, ini galang keponakan saya" ujar hana.

"Siang den, saya erna. mulai sekarang saya kerja disini, kalau den galang butuh sesuatu, den galang tinggal panggil saya ajah" ujar erna.

"Ooh.. iya, mbak. terimaksih" ujar galang.

Setelah perkenalan yang singkat, mereka pun masuk kedalam rumah.

Galang langsung menuju kamarnya yang berada dilantai atas. "Lumayan juga tuh, mbak erna. walaupun sudah berumur, tapi bodynya bagus dan lumayan cantik" gumam galang yang mulai berfikiran kotor.

Sorepun tiba. pukul lima sore, galang baru saja selesai mandi. ia menuruni tangga untuk menuju dapur.

"Om riko belum pulang, tan?" tanya galang kepada hana yang seang duduk di ruang keluarga sambil menonton tv.

"Belum, lang. oyah.. nanti kamu antarkan pulang mbak erna yah. kasihan kalau pulang pergi naik ojek" ujar hana.

"Ooh siap tante" saut galang.

"Bentar yah tante, galang mau ambil minum dulu" ujar galang kembali melangkahkan kaki menuju arah dapur. setelah selesai minum, galang kembali menghampiri hana dan ikut duduk bersama hana.

"Kamu anterin pulang mbak erna setiap hari, gak apa-apa kan?" tanya hana.

"Gak apa-apa kok, tante. sekalian jalan-jalan" ujar galang.

Tak lama kemudian erna pun datang dari arah dapur.

"Sudah selesai pekerjaannya, mbak?" tanya hana.

"Sudah nyonya" jawab erna.

"Ya sudah kalau gitu biar galang antar pulang, mbak erna" ujar hana.

"Eeh.. gak usah nyonya, biar saya naik ojeg saja" tolak erna.

"Gak apa-apa mbak. pokoknya setiap pulang, nanti di antar sama galang" ujar hana.

"Iya mbak. biar saya yang antar pulang saja. sekalian cari angin" ujar galang.

"Aduh... kok saya jadi ngerepotin yah" ujar erna tak enak hati.

"Nggak ngerepotin kok mbak. ya sudah, ayo mbak" ujar galang beranjak dari duduknya.

Erna pun tak bisa menolak lagi. kini setiap pulang, ia akan diantar oleh galang.

"Ayo naik, mbak" titah galang yang sudah naik di atas motor matic milik riko.

Karna erna memakai kain, ia pun membonceng dengan posisi miring.

"Pegangan mbak, nanti jatuh loh" ujar galang.

"Eeh.. nggak usah den" tolak erna.

"Aduuh.. gak apa-apa pegangan ajah. nanti kalau jatoh, saya bisa dimarahin sama om dan juga tante" ujar galang dengan modusnya, padahal ia sengaja agar erna memeluknya.

"Ba-aik den.." akhirnya erna pun menuruti perkataan galang. ia melingkarkan tangan kanannya di perut galang.

Galang melajukan motornya menuju rumah erna. rumah erna terletak dibelakang komplek.

"Rumahnya sebelah mana mbak?" tanya galang yang sudah memasuki pemukiman warga.

"Lurus aja den. rumah saya yang paling ujung" ujar erna.

Galang pun terus melajukan motornya hingga ujung jalan. terlihat rumah sederhana dengan cat berwarna hijau. letak rumah itu memang paling ujung.

"Itu rumah saya, den" ujar erna menunjuk kearah rumah bercat warna hijau.

Galang menghentikan motornya tepat di depan rumah erna. disebelah kanan rumah erna ada kebun rambutan, sedangkan di sebelah kiri rumah erna terlihat rumah yang sudah di tumbuhi rerumputan.

"Mbak.." ujar galang saat erna sudah turun dari motor.

"Kenapa, den?" tanya erna.

"Maaf mbak. saya boleh ikut kekamar kevil gak?" ujar galang yang memang sudah kebelet ingin buang air kecil.

"Boleh den, sebentar" erna langsung mengambil kunci rumah dan membuka pintu rumah.

"Silahkan masuk, den" ujar erna.

Galang langsung mengikuti langkah erna yang masuk kedalam rumah.

"Ini kamar mandinya den" ujar erna menunjukan kamar mandinya.

Galang yang sudah kebelet itu langsung masuk kedalam kamar mandi.

"Huufftt.. leganya..." ujar galang keluar dari dalam kamar mandi.

"Eehh.. sudah selesai, den?" tanya erna.

"Sudah mbak. kalau gitu, saya langsung pulang yah, mbak" ujar galang.

"Loh.. kok langsung pulang. saya udah bikinin kopi loh" ujar erna.

"Lah.. kok malah dibikinin kopi?" ujar galang.

"Nyantai dulu aja, den. sambil minum kopi dulu" ujar erna.

"Aduuh.. gimana yah.. saya gak enak sama suami mbak" ujar galang sambil menggaruk kepalanya.

"Suami saya sudah gak ada, den" jawab erna.

"Ayo den, silahkan duduk dulu" ujar erna.

"Eemm... ya udah deh iya, mbak" akhirnya galang pun duduk diruang tamu bersama erna.

"Maaf mbak, memangnya suami mbak kemana?" tanya galang yang penasaran.

"Saya sudah cerai enam tahun yang lalu, den" ujar erna.

"Buset deh, enam tahun menjanda. apa nggak banyak sarang laba-labanya tuh goa" batin galang

"Kalau anak mbak?" tanya galang lagi.

"Eem.. saya.. gak punya anak den" jawab erna menundukan kepalanya.

"Eeh.. maaf mbak. saya gak tau" ujar galang.

"Gak apa-apa den. di minun kopinya den. nanti keburu dingin" ujar erna.

"Eeh... iya mbak" galang pun meminumnya sedikit.

"Jadi mbak erna tinggal di sini sendirian?" tanya galang.

"Iya den. saya memang tinggal sendirian. mangkannya saya memilih untuk pulang pergi kerumah nyonya. kalau saya tinggal di sana, nanti rumah saya gak ada yang ngurus" ujar erna.

"Mbak nggak takut tinggal disini sendirian?" tanya galang.

"Nggak den, saya sudah biasa. lagian apa yang harus di takutin" ujar erna.

"Itu mbak, di sebelah rumah mbak kan rumah kosong, sebelahnya lagi kebun" ujar galang.

"Saya mah gak takut sama yang begituan den" ujar erna.

"Wiih.. hebat mbak. gak kayak tante hana, tinggal dirumah sendirian aja takut" ujar galang.

"Tapi mbak, kalau yang lainnya gak takut gitu." ujar galang.

"Yang lainnya gimana, den?" ujar erna tak mengerti maksud galang.

"Eemm.. itu mbak. mbak erna kan cantik, apa mbak erna gak takut kalau ada yang nyulik mbak" ujar galang.

"Aah.. den galang bisa ajah. masa udah tua gini di bilang cantik. lagian ngapain juga orang nyulik saya. orang saya gak punya apa-apa"

"Mbak erna emang masih cantik kok, saya juga mau kalau disuruh nyulik, mbak" canda galang.

"Eeh.. jangan dong, masa saya di culik. memangnya apa yang mau di ambil dari saya" ujar erna.

"Mau ambil hatinya embak" ujar galang yang kemudian terkekeh.

"Iihh... den galang gombal mulu. pasti pacar den galang banyak yah" tuduh erna.

"Banyak mbak, di setiap rt ada pacar saya" canda galang.

Erna pun hanya tertawa. "maaf den, saya tinggal sebentar gak apa-apa kan, den?" tanya erna.

"Ooh.. gak apa-apa kok mbak. memangnya mbak mau kemana?" tanya galang.

"Ini den, saya mau mandi dulu. bau badan saya sudah gak enak nih" ujar erna.

"Ooh silahkan mbak. saya juga mau ngerokok dulu" ujar galang.

"Kalau gitu, saya tinggal dulu ya, den" ujar erna beranjak dari duduknya.

"Iya silahkan mbak" ujar galang.

Erna pun langsung masuk kedalam kamar yang berada tepat di dekat ruang tamu. setelah itu erna keluar dengan membawa handuk.

"Sepi gini bawaannya pengen geret mbak erna kedalam kamar deh" batin galang sambil menyalakan sebatang rokok.

Setelah beberapa menit kemudian, erna kembali dengan hanya menggunakan handuk di tubuhnya. saat akan melewati galang, erna mempercepat jalannya, hingga akhirnya erna terpeleset dan terjungkal dihadapan galang dengan posisi terlentang. dan lebih parahnya lagi, handuk yang erna kenakan terlepas hingga seluruh bagian tubuhnya terlihat jelas oleh galang.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel