Bab 08. Tolong Lanjutkan
Kyyaaa.....
Teriak erna terjungkal di atas lantai. galang reflek dan langsung menghampiri erna tanpa memperdulikan handuk erna yang terlepas.
"Mbak erna gak apa-apa, mbak" ujar galang yang sudah berjongkok membantu erna berdiri. namun pandangan galang tertuju kearah kedua balon berisi air milik erna.
Wajah erna langsung memerah menahan malu karna saat ini ia dihapan galang tanpa menggunakan apapun.
"Sa--ya.. gak apa-apa, den" ujar erna langsung berlari masuk kedalam kamar.
"Bjiirr.. mantap banget tuh" galang merasa dedek gemoynya sudah bangun.
"Looh.. handuknya ketinggalan" ujar galang baru sadar dan langsung meraih handuk yang tergeletak di lantai.
Disaat meraih handuk milik erna, terlintas ide di pikiran galang.
Sambil tersenyum, galang mengetuk pintu kamar erna.
"Mbak erna.." panggil galang sambil mengetuk pintu kamar erna.
Ceklek...
Pintu kamar terbuka, dan hanya kepala erna yang terlihat.
"Iya.. den" ujar erna.
"Ini handuknya ketinggalan mbak" ujar galang.
Erna langsung menjulurkan tangannya keluar untuk meraih handuk yang di pegang galang.
Namun disaat yang bersamaan, galang mendorong pintu kamar erna dan masuk kedalam kamar, lalu ia menutup pintu kamar.
"Eeh.. den galang mau ngapai?" tanya erna menutupi kedua balon airnya dengan tangan kanan, sedangkan tangan kirinya menutupi goanya.
Galang memepet erna hingga punggung erna menempel di dinding.
"Den galang mau ap..." belum sempat erna menyelesaikan perkataannya, galang sudah menyambar mulut erna.
Eemm....
Erna berontak. namun galang menahan kedua tangan erna kedinding.
"Den.. jangan den" lirih erna.
"Maaf mbak, saya gak tahan. jadi tolong bantu saya untuk mengeluarkan susu kental saya" ujar galang.
"Ta--pii.. denn..."
"Ayolah mbak. bantuin saya" ujar galang.
Erna terdiam sejenak sambil menunduk. "Ba-aik den, saya akan bantu. tapi jangan dimasukin ya den. saya bantu pakai tangan saja" ujar erna.
*
"Eem.. ya sudah gak apa-apa" ujar galang menarik erna menuju ranjang.
Galang duduk ditepi ranjang, lalu ia menyuruh erna berlutut di tepi ranjang.
"Ayo mbak" ujar galang kepada erna, kini wajahnya sudah tepat dihadapan dedek gemoy milik galang yang masih didalam sarangnya.
Dengan perlahan erna meraih boxer galang dan juga kain segitiga bermuda yang galang kenakan.
Glek...
Erna tercengang saat melihat ukuran dedek gemoy galang. "kok bisa sebesar dan sepanjang ini sih?" batin erna heran melihat ukurannya.
"Ayo.. mbak, jangan diliatin aja" ujar galang.
"Eeh.. i-yaa den.." ujar erna gugup.
Perlahan lahan erna meraih dedek gemoy galang. dengan gerakan yang pelan, erna mulai memainkan tangannya yang sudah menggenggam dedek gemoy milik galang.
"Saya maunya pakai mulut, mbak" ujar galang.
Erna hanya bisa menuruti permintaan galang. ia mulai membuka mulutnya dan memasukan dedek gemoy galang kedalam mulutnya.
Ssrruupp... crrookkk... crrookk...
Erna memaju mundurkan kepalanya. galang pun dibuat merem melek.
Setelah beberapa menit kemudian, galang menyuruh erna berhenti. "Sudah cukup mbak. sekarang mbak tiduran dong" pinta galang.
"Eeehh.. mauu ngapain den?" tanya erna.
"Tenang aja mbak. saya cuma ingin mainin punya mbak. gak akan saya masukin kok" ujar galang.
"Be--neran ya den. gak akan aden masukin" ujar erna.
"iyah.. ayo cepetan mbak" titah galang.
Erna pun beranjak dari posisinya, lalu ia naik keatas ranjang dan memposisikan dirinya telentang di atas ranjang.
Galang melepas semua kain yang menutupi tubuhnya, setelah itu ia langsung menindih erna.
"Den.." lirih erna saat wajah galang tepat di atasnya.
"Kenapa mbak?" tanya galang.
"Aden gak jijik sama saya? saya kan sudah tua" ujar erna.
"Ngapain harus jijik. orang mbak erna cantik, badan mbak juga bagus" ujar galang.
Setelah mengatakan hal itu, galang langsung mencumbu leher erna, kedua tangan galang meremas kedua balon air milik erna.
Eeeuuggghhh....
Terdengar suara erna. kedua tanganya mencengkram sprey
"Deen... jangan di merahin den.." rengek erna.
Galang tidak menjawabnya, ia terus menikmatinya. perlahan lahan galang mulai menurunkan wajahnya hingga wajah galang tepat di hadapan kedua balon air milik erna.
Galang langsung melahap balon air milik erna.
Eeuugghh.... deeenn.....
Mendengar suara erna, galang semakin bersemangat. ia memindahkan tangan kanannya menuju area goa.
"Cck,, belum apa-apa sudah banjir" gumam galang sambil terus melakukan aksinya.
Aahh... deenn... eemmhh...
Erna semakin kelojotan dengan apa yang galang lakukan. setelah enam tahun lamanya, akhirnya erna bisa merasakan kembali sentuhan seorang pria.
Crrokkk... crrokkk.. crrookk...
Galang memasukan jari tengahnya kedalam goa milik erna yang sudah basah.
Hingga beberapa menit kemudian akhirnya erna pun merasa akan mencapai puncaknya.
Aahh... deenn... aahh... sayaaa... maauuu... eeemmhhh....
Namun belum sempat erna mencapai puncaknya, galang menghentikan gerakannya. galang mengangkat sedikit badannya dan menatap erna.
"Deen...." lirih erna, pandangan erna bisa galang artikan jika ia ingin galang meneruskan aksinya.
Tanpa menjawab perkataan erna, galang melebarkan kedua kaki erna, lalu galang berlutut tepat di antara kedua belah paha erna.
"Denn.. jangan den. jangan dimasukin" rengek erna.
"Nggak kok, mbak. saya hanya ingin menggesek saja" ujar galang.
"Beneran cuma gesek doang?" ujar erna.
"Iya mbak" ujar galang langsung menggesekan dedek gemoynya dimulut goa.
Aaahhhhh.....
Erna kembali menggeliat sambil meremas kedua balon airnya.
Galang terus menggesekan dedek gemoynya disana. walaupun hanya digesekan, erna sudah dibuat merem melek olehnya. hingga akhirnya erna merasakan kembali rasa yang tadi sempat tertunda.
Deenn... sayaaa... maauuu... aaahhh... deeenn... eeeeuuuuggghhhh.....
Tiba-tiba saja galang memasukan dedek gemoynya kedalam goa milik erna, lalu ia menindih erna dan membekap mulut erna.
Erna tidak berontak karna pergerakan galang itu bertepatan dengan puncak kenikmatan yang sedang erna rasakan.
Galang merasakan lubang goa yang terasa sempit itu berdenyut hebat.
"Buseet.. udah umur segini, masih sempit. mungkin karna udah lama gak dimasukin kali yah?" batin galang bertanya tanya.
Erna yang baru saja merasakan puncaknya itu langsung menyingkirkan tangan galang yang membekap mulutnya.
"Deen.. kenapa dimasukin?" ujar erna.
"Maaf mbak. saya gak tahan" ujar galang menyambar bibir erna. lalu ia mulai begerak maju mundur.
Eeeuummhhh.....
Erna membulatkan kedua bola matanya saat dedek gemoy galang mulai maju mundur di dalam goa.
Eemmhh... eemmhh.... eemhhh...
Erna memukul pelan pundak galang. namun galang tidak memperdulikannya, ia terus bergerak maju mundur.
Hingga beberapa menit kemudian erna sudah tidak berontak lagi. disaat yang bersamaan, galang melepaskan lumatannya, lalu ia menghentikan gerakannya.
"Kenapa berhenti den.. ayo lanjutkan lagi den.." rengek erna.
"Tadi katanya jangan" goda galang.
"Saya mohon teruskan den.." erna mulai menggerak gerakan pinggulnya.
"Jadi saya boleh lanjutin nih?" goda galang.
"Iyaa.. den. den galang boleh lakuin kapanpun yang aden mau. tapi tolong lanjutin dulu" rengek erna.
"Oke. tapi aku saya akan keluarkan susu kental saya di dalam" ujar galang.
"Terserah den galang, mau dikeluarkan dimana saja boleh kok. ayo dong den, lanjutkan.." rengek erna.
Galang memposisikan dirinya seperti orang sedang push up, lalu ia bergerak maju mundur dengan cepat.
Plak... plok.. plak.. plok...
Suara itu terdengar begitu nyaring.
Aaakkhhh... deenn... aaahhhh... terusss... deeenn... aahh....
Desahan erna semakin kencang. namun galang tidak memperdulikannya, ia terus bergerak maju mundur dengan sangat cepat.
Tak terasa sudah hampir satu jam, galang menggempur erna. terlihat keduanya sudah di banjiri oleh keringat.
Deen... saya... mauuu... kelluaarr...
"Tahan sebentar mbak, saya juga akan keluar" ujar galang terus bergerak maju mundur dengan cepat.
Hingga akhirnya keduanya melenguh secara bersamaan.
Aaaggghhh...... Aaakkkhhhhh....
Galang menekan dalam dalam dedek gemoynya.
Crr00tt.. crr00ttt...
Dedek gemoy galang muntah di dasar goa. setelah beberapa detik kemudian, galang pun ambruk di atas tubuh erna.