Ringkasan
Galang, seorang pemuda yang jatuh cinta pada pandangan pertama kepada istri pamannya yang bernama Hana Mikami. Pada suatu saat, sang paman harus bekerja di luar negri. ia terpaksa meminta galang untuk tinggal berdua bersama istrinya yang tidak bisa ikut bersamanya. Galang yang mendapatkan kesempatan untuk bisa lebih dekat dengan mikami pun, menerima tawaran sang paman untuk tinggal bersama tantenya. hingga suatu saat, galang memberanikan diri untuk mengungkapkan perasaannya kepada mikami. Apakah Mikami akan membalas cinta dari galang?
Bab 01. Hana Mikami
Hari minggu pukul jam tiga sore.
galang seorang remaja tampan dengan tinggi badan 180cm menunggangi motor sportnya menuju rumah. ia baru saja nongkrong bersama teman-temannya di cafe.
Disaat motor galang sudah sampai di depan rumah, galang melihat ada mobil mewah berwarna putih yang terparkir didepan digarasi rumahnya yang cukup luas.
Galang memarkirkan motor sportnya digarasi. ia turun dari motor dan memperhatikan mobil mewah yang terparkir disana.
"Kayaknya, ini mobil om, riko deh" pikir galang mengelus dagunya.
Setelah memperhatikan mobil yang terparkir digarasi. halang langsung masuk kedalam rumahnya yang berlantai dua.
"Nah.. bener kan, ada om riko" gumam galang mendengar suara omnya yang sedang mengobrol diruang tamu.
Galang yang memang akrab dengan riko, itu pun langsung mempercepat langkah kakinya.
"woy.. om" teriak galang melambaikan tangan kanannya.
Semua yang berada diruang tamu langsung menoleh kearah galang. disana ada kedua orangtua galang, riko, dan juga hana, istri dari riko. mereka baru menikah sekitar lima bulan yang lalu. udia riko, saat itu sudah tiga puluh. sedangkan sang istri yang bernama, hana mikami, usianya dua puluh lima tahun.
"Wiihh... habis darimana, lo?" ujar riko. mereka tidak terlihat seperti sorang paman dan keponakan, melainkan seperti seorang teman.
"Biasa, om.. habis cuci mata" ujar galang cengengesan.
"Halaah.. badan masih bau minyak telon aja, sok sokan cuci mata" ujar riko.
"Enak aja, bau minyak telon" ujar galang menghentikan langkahnya tepat dishofa ruang tamu.
tidak seperti om dan keponakan yang lainnya, yang jika bertemu akan bersalaman dan mencium tangan sang paman. galang dan riko berbeda, jika mereka bertemu, mereka akan menempelkan tangan mereka yang mengepal.
kedua orangtua galang hanya menggelengkan kepala melihat kelakuan riko dan galang.
"Eeh.. ada tante hana juga" ujar galang baru menyadari jika yang duduk disebelah riko, adalah hana. istri dari riko.
Galang langsung mencium punggung tangan hana. setelah itu, galang duduk disebelah riko.
"Gimana kabarnya?" ujar riko menepuk punggung galang.
"Seperti biasa. selalu sehat dan semakin tampan dari, om" ujar galang dengan pedenya.
"Halah.. percuma tampan, kalau jomblo" ujar riko.
Galang dan riko, asik mengobrol sehingga melupakan kedua orangtua galang dan juga nami.
"hem.. kita gak diajak ngobrol, nih?" celetuk ardi, ayah galang.
"Eeh.. iya maaf, kak" ujar riko kepada ayah galang.
"Jadi gimana?" tanya ardi.
"Gimana, apanya pah?" saut galang yang belum tau arah obrolan dari riko fan kedua orangtuanya.
"Biar om riko saja yang menjelaskannya" ujar ardi.
Galang menoleh kearah riko. "ada apa nih, om?" tanya galang.
"gini, lang. jadi om, itu ada urusan bisnis keluar negri...." ujar riko.
"Terus.." potong galang.
"Kalau orangtua lagi ngomong janhan dipotong" ujar riko menyentil jidat galang.
"Hehe.. iyah maaf, om" ujar galang cengengesan.
riko kembali menjelaskan apa tujuannya datang kerumah galang.
"om, harus keluar negri selama dua tahun. jadi tujuan om kesini tuh, untuk meminta kamu agar kamu mau tinggal dirumah om, bersama tante hana" ujar riko.
"Tinggal bersama tante, hana?" kaget galang.
"Iyah. gimana, mau gak?" tanya riko.
Galang terdiam sejenak. ia bukannya tidak mau tinggal bersama tantenya itu. justru galang sangat senang jika bisa tinggal bersama hana. karna selama mengenal tantenya itu, galang suka berkhayal tentang hana, yang mirif idolanya. yaitu mbak miu shiromine.
"Woy.. ditanya, malah bengong" tegur riko menepuk pundak galang.
"Eeh.. iya, kenapa om?" tanya galang.
"Gimana? mau gak?" tanya riko kembali.
"Kalau aku tinggal dirumah, om. aku juga harus pindah sekolah dong?" ujar galang.
"Ya iyalah. masa mau bulak balik dari rumah om, ke sekolahan kamu" ujar riko. rumah riko berada dikota yang berbeda dengan dimana rumah galang. butuh waktu sekitar enam jam, dari rumah galang menuju tumah riko.
"Hem.. gimana, yah" ujar galang menggaruk kepalanya, ia pura-pura bingung. padahal hatinya sangat senang bisa tinggal berdua bersama nami.
"Gini deh. kemarin om baru saja beli motor duc4ti. motor yang beberapa hari yang lalu, kamu jadiin story.."
"wiih.. serius, om beli motor duc4ti yang itu" ujar galang antusias.
"Dibilangin kalau orangtua lagi ngomong jangan dipotong" kesal riko kembali menyentil jidat galang.
"Iya maaf, om. habisnya, itu motor impian aku om" ujar galang
Motor duc4ti dengan 1000cc yang beberapa hari lalu dijadikan story oleh galang. adalah motor impian galang. namun sayangnya galang hanya bisa memiliki motor impiannya itu dalam dunia khayalan. karna harga motor itu sangat mahal baginya. bukan lagi diharga ratusan juta. melainkan harganya ber mm.
"Terus itu motor buat apa, om? om kan gak suka naik motor" ujar galang.
"Jadi sebenarnya motor itu untuk kamu, tapi itu juga kalau kamu tinggal dirumah om. kalau gak mau, ya gak jadi buat kamu" ujar riko.
Galang langsung melongo. mulutnya terbuka lebar dan matanya menatap riko. tidak pernah terfikirkan oleh galang jika dia akan memiliki motor impiannya itu.
"Mingkem woy.. komodo masuk tuh kemulut" ujar riko.
Hap..
galang langsung menutup mulutnya rapat-rapat.
"Gimana? mau gak, nih?" goda riko. riko tau, jika galang tidak akan bisa menolak permintaannya. karna ia tau jika galang sangat menyukai motor, terutama motor yang ia tawarkan kepada galang.
"Mau. ayo kita berangkat sekarang, om" ujar galang spontan.
"Loh.. main berangkat berangkat aja" ujar ayah galang.
"Tau nih. papah, sama mamah belum ngijinin loh" saut ibu galang.
"Ya di ijinin dong, pah, mah" ujar galang memasang wajah melasnya kearah ayah dan ibunya.
"Iya iya, di ijinin. tapi jangan nakal loh, jangan kelayaban malam terus" ujar ratna, ibu galang.
"Gampang itu mah.." ujar galang.
"Ya sudah, terserah kamu saja. tapi nanti, kamu harus sering pulang kesini loh" ujar ratna.
"Iya, mah... galang pasti akan sering pulang kesini, kok" ujar galang.
"Oke.. besok kita urus kepindahan kamu yah" ujar ratna.
"Siap mah.." galang memberi hormat.
Galang menoleh kearah riko. "om, bener yah itu motor buat aku. jangan diambil lagi" ujar galang.
"Iyah. bawel banget, kek ibu-ibu komplek" ujar riko.
"Siip.. dah. memang terbaiklah, om aku ini" ujar galang.
"Oyah.!!! om sama tante, nginep kan?" tanya galang.
"Iyah. om sama tante nginep disini beberapa hari. biar nanti kita berangkat kerumah om sama - sama" ujar riko.
"Sip.." galang mengacungkan jempolnya.
"Kalo gitu, galang kekamar dulu, ya om, tante. galang mau mandi dulu" pamit galang beranjak dari duduknya.
Sebelum pergi menuju kamar, galang melirik kearah hana sejenak. dan ternyata hana pun melirik kearah galang, sehingga keduanya saling bertatapan. namun dengan cepat, galang mengalihkan pandangannya, dan melangkah pergi.
"Sumpah.. tante hana cakep banget" batin galang sambil terus melangkah menuju kamarnya.
Didalam kamar, galang tidak langsung mandi. dia masih terbayang bayang wajah hana yang menurut galang sangat cantik dan imut. apa lagi saat nami tersenyum.
Galang senyum senyun sendiri. fikirannya sudah melayang kemana mana, apa lagi dia akan tinggal bersama hana.
"Beruntung banget gue bisa tinggal berdua sama tante hana. ditambah lagi dapat motor impian gue" gumam galang tak berhentinya tersenyum.