Bab 02. Boba
Jam sudah menunjukan pukul 7 malam.
"Sayang.. kita cari cemilan yuk? sambil jalan-jalan" ujar hana kepada riko. saat ini sepasang suami istri itu sedang duduk diruang keluar, sambil menonton tv.
"Besok aja yah. aku capek banget nih" ujar riko badannya terasa pegal karna perjalanan menuju rumah sang kakak.
"Yaah.. kok besok sih" hana cemberut dan mengalihkan pandangannya kearah televisi.
"Ayolah.. sayang. jangan ngambek gitu. besok aku ajak kamu keliling kota ini deh" ujar riko mencoba merayu hana.
Disaat riko sedang merayu hana. terdengar suara galang dari arah tangga.
Galang berjalan menuruni anak tangga, sambil bernyanyi.
"Mau ngerampok dimana, kamu Lang?" tanya riko kepada galang yang menggunakan serba hitam itu.
"Eeh.. ini om. biasa lah, aku mau nongkrong sambil cari angin" jawab galang yang sudah berdiri didekat riko dan hana.
"Nah.. kebetulan. om mau minta tolong, boleh?" tanya riko.
"Boleh, om. memangnya mau minta tolong apa?" ujar galang balik bertanya.
"Ini, Lang. tante hana minta cari cemilan, kamu mau gak, temenin tante hana? soalnya badan om pada pegal semua nih" ujar riko memegangi pinggangnya.
"Mau aja sih, om. tapi memangnya, tante hana mau ditemenin sama aku?" tanya galang.
Riko melirik kearah hana yang duduk di sebelahnya. "Sayang.. gak apa-apa kan kalau di temenin sama galang?" ujar riko mengelus pundak hana.
Hana melirik kearah galang sejenak, lalu ia menatap riko dengan wajah yang masih cemberut. "Ya udah gak apa-apa. tapi aku maunya pakai motor, gak mau pakai mobil" ujar hana.
"Kok tumben, mau pakai motor? biasanya juga selalu pakai mobil?" ujar riko.
"Aku pengen ngerasain jalan-jalan pakai motor. soalnya kan, selama ini aku gak pernah di boncengin pakai motor" ujar hana.
Hana memang belum pernah sama sekali merasakan berboncengan menggunakan motor. selama ini, ia selalu menggunakan mobil.
"Ya udah deh gak apa-apa. tapi jangan cemberut terus dong" ujar riko mencubit pelan pipi hana yang chabi itu.
"Hem.." hana menampilkan senyuman manisnya di hadapan riko.
"Nah.. gitu dong. ya sudah, sana ganti pakain dulu" titah riko.
Hana langsung beranjak dari duduknya dan melangkah masuk kedalam kamar, untuk mengganti pakaiannya.
"Nanti jangan kebut kebutan loh, Lang" ujar riko kepada galang yang sudah duduk didekat riko.
"Tenang aja, om. aku gak bakalan kebut kebutan. tapi itu juga kalau gak lupa" ujar galang cengengesan.
"Heeh.. awas saja kalau sampai tante hana lecet" ujar riko mengarahkan kepalan tangannya kearah galang.
"Haha.. iya om, iyah.. aku cuma bercanda" ujar galang.
Setelah beberapa menit kemudian terdengar suara langkah kaki yang mendekat.
Tap.. Tap.. Tap..
Riko dan galang mengalihkan pandangannya kearah sumber suara.
Galang langsung terdiam melihat penampilan tantenya yang terlihat seperti seorang gadis remaja. saat ini hana, menggunakan celana jeans dengan hoodie berwarna ping, dan rambutnya ia ikat kebelakang, seperti buntut kuda.
Walau pun hana sudsh menikah, ia memang sering berpenampilan seperti seorang remaja. riko tak mempermasalahkan nya, justru ia menyukainya, karna menurut riko, penampilan hana yang seperti itu, membuatnya semakin terlihat imut.
"Astaga.. ini beneran tante, han?" batin galang terus memandangi hana, yang terlihat begitu cantik dan imut.
"Ayo, Lang. kita berangkat" ujar hana membuyarkan lamunan galang.
"Eeh.. iya, tan." saut galang.
"Sayang... aku pergi dulu yah" ujar hana mencium pipi suaminya.
"Iya, sayang. hati-hati yah" ujar riko.
"Ingat, Lang. jangan kebut kebutan" ujar riko kembali mengingatkan.
"Siap, om. Galang jamin, tante hana gak bakalan sampai lecet sedikit pun" ujar galang.
Setelah berpamitan kepada riko, galang dan hana berjalan menuju garasi.
"Pakai helmnya dulu, tante" ujar galang memberikan helm kepada hana.
Hana memakaikan helmnya. "ini untuk apa, Lang?" tanya hana memegangi pengait helm.
"Oh.. itu pengait helmnya, tante. biar helmnya gak lepas" ujar galang.
"Gimana, cara pasangnya?" tanya hana.
"Gini tante" ujar galang mengaitkannya.
Deg.. Deg.. Deg..
Detak jantung galang berdebar cepat karna wajah hana begitu dekat dengannya.
"Astaga.. jantung gue gak aman, ini" batin galang. lalu ia cepat cepat mengambil helmnya dan memakai helm.
Galang langsung naik keatas motor sportnya. "Ayo naik, tante" ujar galang.
"Pegangin dong, Lang. tante takut" ujar hana sebelum membonceng dibelakang galang.
Galang langsung memegangi tangan kiri hana, dan hana pun langsung naik keatas motor.
"Ayo, lang" ujar hana yang sudah duduk di belakang galang.
Galang menyalakan mesin motornya.
brumm... brumm... brumm....
Galang melajukan motornya, keluar dari area rumah. disaat ada polisi tidur, galang sengaja memainkan rem motornya sehingga hana yang membonceng tidak terlalu menempelkan tubuhnya dan tidak memeluk galang itu pun langsung terhuyung kedepan sehingga bagian tubuh depannya menempel dan boba milik hana terhimpit oleh punggung galang.
"Galang.. pelan-pelan dong, bawa motornya" tegur hana" menepuk pundak galang.
"Ini udah pelan tante, lagian ini juga belum masuk ke jalan raya. mangkannya tante pegangan, biar gak jatuh" ujar galang sedikit berteriak karna menggunakan helm fullpace.
"Ooh. gitu yah. maaf deh, habisnya tante belum pernah diboncengin pake motor" ujar hana.
"Iyah, gak apa-apa, tante. sekarang tante pegangan, soalnya sebentar lagi akan masuk ke jalan raya" ujar galang.
"Gini.." ujar hana memegangi hoodie bagian pinggang, galang.
"Kalau pegangannya disitu. nanti kalau ada polisi tidur, tante hana bisa terjungkal ke belakang" ujar galang menakut nakuti. padahal, mana ada polisi tidur dijalan raya.
"Terus gimana, dong?" tanya hana.
"kayak orang meluk gitu, tante" ujar galang.
Hana langsung melingkarkan kedua tangannya diperut galang.
"Gini, maksudnya?" tanya hana.
"Nah.. iya, tante. kalau gitu kan aman. gak bakalan terjungkal" ujar galang
Motor yang dikendarai galang, mulai memasuki jalan raya. galang pun semakin menambah kecepatan motornya. Hana semakin mempererat pelukannya.
"Astaga... boba, tante hana kenyal banget" batin galang merasakan ada boba yang menempel di punggungnya.
Geser woy.. geser.. gue kejepit nih..
dedek gemoy milik galang seolah olah berteriak meminta ruang. karna saat ini dedek gemoy galang mulai bereaksi dan berdiri, sehingga dedek gemoy galang terjepit di antara tengki motor sportnya.
"Astaga.. gemoyy... kenapa, lo bangun sih" gerutu galang dalam hati.
"Galang.." panggil hana dari arah belakang.
"Iyah.. kenapa, tante? tanya galang.
" Lebih kencang lagi dong, bawa motornya" pinta hana.
"Tante, serius?" tanya galang.
"Serius.. ayo lebih kencang lagi" pinta hana.
"Oke, tante" jawab galang yang membuat hana semakin mengencangkan pelukannya dan boba milik hana semakin terasa di punggung galang.
brumm.. bruumm.. bruumm....
Galang menambah kecepatan motornya, dengan lihai menyalip kendaraan yang berada di depannya.
"Aaaaa.... seru banget. ayo lebih kencang lagi, Lang" hana berteriak kegirangan. hana benar benar seperti bocah yang menemukan mainannya.