Bab 06. Ibu MArina
Pagi telah tiba. galang sudah bersiap siap untuk menuju sekolah barunya. dengan perasaan senang, ia berjalan menuruni tangga sambil bernyanyi tak jelas.
"Galang.. ayo sini sarapan dulu" ujar hana.
"Siap, tante.." ujar galang.
Kini galang duduk diruang makan bersama riko dan hana.
"Lang.. nanti kamu kesekolah bareng tante yah. om ada urusan penting, harus segera kekantor" ujar riko.
"Siap.. bos.." jawab galang.
"Sayang.. nanti siang kamu ada dirumah, kan?" tanya riko kepada hana.
"Hari ini, aku tidak terlalu sibuk. memangnya ada apa?" tanya hana.
"Aku sudah mencarikan art untuk membantu kamu mengurus rumah. nanti siang dia akan kesini. namanya erna, dia tinggal dibelakang komplek" ujar riko.
"Oke.. nanti jam dua belas juga aku sudah ada dirumah kok" ujar hana.
Setelah selesai sarapan, riko berangkat lebih dulu. tak lama kemudian galang pun berangkat dengan diantar oleh hana.
Galang dan hana menuju sekolah baru galang. setelah selesai mengurus pendaftaran galang, hana pun pamit kepada galang. sedangkan galang diantar oleh seorang guru wanita yang bernama marina.
"Ayo kita kekelas" ujar marina yang biasa disebut rina.
"Baik.. buk.." ujar galang.
Galang pun menuju kelasnya dengan diantar oleh rina. sesampainya dikelas, galang memperkenalkan dirinya didepan teman kelasnya.
"Galang.. kamu duduk sama dodi, yah" ujar bu guru rina.
"Baik, bu.." galang pun menuju meja kelasnya. ia duduk disebelah siswa yang bernama dodi.
"Hallo.. bro. gue dodi" ujar dodi mengelurkan tangannya.
"Gue galang" ujar galang menyambut uluran tangan dodi.
Setelah beberapa jam kemudian, bell yang menandakan jam istirahat pun berbunyi.
Terlihat tiga orang siswa lainnya menghampiri galang.
"Hallo.. bro.. kenalin, gue candra. ini bagas, dan ini adit" ujar candra memperkenalkan diri bersama tan temannya. dodi, candra, bagas, dan adit memang berteman baik. bisa disebut mereka itu satu geng.
"Gue, galang" ujar galang.
"Kita mau kegudang belakang, lo mau ikut gak?" tanya dodi.
"Ngapain istirahat kegudang" tanya galang.
"Biasa.. mau ngerokok" ujar dodi.
"Ooh.. gue kira kalian cupu" ujar galang sedikit bercanda.
"Waah.. rese nih" ujar dodi.
"Haha.. bercanda bro. ya udah gue ikut, gue juga udah kecut nih, pengen ngerokok" ujar galang.
Akhirnya mereka berlima pun menuju gudang belakang untuk merokok.
Galang pun merasa senang karna mendapat teman yang satu frekuensi dengannya, sehingga tak butuh waktu lama untuk galang akrab dengan mereka.
"Nomer hp lo berapa? biar kita masukin grup" ujar candra.
"Grup apaan nih?" ujar galang.
"Grup kita, anggotanya cuma kita-kita aja, kok" ujar candra.
Galang pun hanya ber oh ria, candra pun langsung memasukan galang kedalam grup.
"Eeh.. ngomong-ngomong, bu rina, makin hari makin semok aja yah.." ujar candra.
"Iyah.. bener. kalau liat buk rina, bawaannya pengen nyulik mulu" saut bagas.
"kalian, suka sama guru itu?" sambung galang.
"Buk rina itu, guru idaman para siswa bro. dia guru tercantik disini, apa lagi dia itu seorang janda" ujar candra antusias.
"Bener tuh.. dia tuh, kita semua suka ngebayangin buk rina sambil olahraga tangan" celetuk bagas.
"Goblok... gak usah di umbar juga, kali" ujar candra menoyor kepala bagas.
"Haha.. maaf keceplosan" ujar bagas.
"Kenapa kalian gak ajak dia ngamar ajah" ujar galang.
"Gila.. lo. mana berani, yang ada kita di keluarin dari sekolah" ujar candra.
"Aah.. cemen. gitu ajah gak berani" ujar galang.
"Emangnya elo berani?" ujar candra.
"Kalau gue berani dan berhasil ngajak dia. kalian mau ngasih gue apa?" ujar galang menantang.
"Hem.. gue suka gaya, lo. jadi elo ngajakin kita taruhan nih?" ujar bagas.
"Kalau kalian berani" ujar galang.
"Wihh.. besar juga nyali lo" ujar bagas.
"Gimana? mau taruhan gak?" tanya galang.
"Gimana nih?" tanya galang kepada yang lainya.
"Oke.." ujar mereka semua.
"Jadi. apa taruhannya?" ujar bagas.
"Kalau gue yang menang, kalian semua harus traktir gue sampai lulus. gimana, berani gak?" ujar galang.
"Buset.. yang bener ajah. masa kita harus teraktir elo sampai dua tahun" ujar bagas.
"Gue sih, gak maksa yah" ujar galang.
Bagas pun melirik kearah candra dan yang lainnya. "Gimana nih, terima gak taruhannya?" ujar bagas.
"Terima ajah. gue gak yakin kalau dia menang" ujar adit yang disetujui oleh yang lainnya.
"Oke.. deal yah. tapi kalau elo yang kalah, elo yang teraktir kita selama dua tahun" ujar bagas.
"deal.." ujar galang tanpa ragu.
"Mantap.. " seru candra.
Tak lama kemudian, bell pun berbunyi. galang dan yang lainnya kembali masuk kedalam kelas.
"Elo pulang sama siapa, lang?" tanya dodi setelah bell pulang berbunyi.
"Hari ini, gue di jemput sama tante gue" ujar galang.
"Pulang bareng gue ajah. gue bawa motor" ujar dodi.
"Gak usah, kalian duluan ajah" ujar galang.
"Ya sudah, kalau gitu kita duluan yah" ujar dodi dan yang lainnya.
"Sip..." saut galang.
Dodi dan yang lainnya pun keluar kelas lebih dulu, sedangkan galang keluar kelas paling akhir.
Saat galang sudah sampai dihalaman depan sekolah, galang melihat buk rina diparkiran. galang langsung menghampiri rina yang sudah berdiri disebalah motornya.
"Siang, buk.." sapa galang.
"Eeh.. galang. kamu belum pulang?" tanya rina.
"Belum, buk. saya nunggu tante saya" ujar galang.
"Maaf, buk. saya boleh minta nomer hp ibu, gak?. soalnya ada pelajaran yang mau saya tanyakan" ujar galang.
"Ooh.. boleh" ujar rina yang langsung memberikan nomernya kepada galang.
"Makasih banyak, buk" ujar galang.
"Iyah sama-sama. kalau ada yang mau kamu tanyain, kamu tinggal chat saja" ujar rina.
"Siap buk.." ujar galang.
"Kalau gitu, ibu duluan yah" ujar rina.
"Baik buk. hati-hati dijalan. kalau ada belokan, jangan lupa belok" canda galang.
"Haha.. bisa ajah kamu" ujar rina.
Kemudian rina pun pamit pulang kepada galang.
Marina atau sering dipanggil buk rina, dia guru cantik berumur 27 tahun, rina memiliki tinggi badan sekitar 160cm, wajahnya cantik dan bersih dengan berat badan sekitar 50kg.
"Gue pasti berhasil" batin galang melihat kepergian rina.
Tak lama kemudian hana pun sampai digerbang sekolah. galang langsung masuk kedalam mobil milik hana.
"Gimana lang? seru gak sekolah barunya?" tanya hana sambil fokus menyetir mobil.
"Seru, tante. oyah.. mulai besok, aku berangkat sekolah pakai motor aja, tante" ujar galang.
"Memangnya kamu sudah hafal jalan?" tanya hana.
"Sudah, kok" jawab galang.
"Ya sudah kalau memang kamu sudah hafal jalan, kamu boleh pakai motor" ujar hana.
"Makasih, tante" ujar galang.
"Oyah.. om riko berangkatnua kapan, tante?" tanya galang.
"Besok, lang" jawab hana.
"Tante yakin gak mau ikut sama om riko?" tanya galang.
"Sebenarnya sih pengen ikut, tapi disini kan tante ada bisnis juga. nanti kalau tante ikut, nanti gak ada yang ngurusin bisnis tante" ujar hana.
"Tapi nanti kalau tante kangen sam om riko, gimana? dua tahun itu gak sebentar loh, tante" ujar galang.
"Yaa.. paling juga kalau kangen tinggal video call ajah" jawab hana.
"Yakin.. video call ajah bisa ngobatin kangen" ujar galang.
"Em.. gak tahu juga sih, tapi ya.. sudah lah.. mau gimana lagi" ujar hana pasrah.