Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

6

Jawaban Raden membuat Yasmin semakin malas bicara panjang lebar. Senyumnya yang semakin lama malah terlihat memuakkan dan pertanyaannya yang terkadang terlalu datar dan terkesan sangat formal.

Raden nampak begitu tenang dan tetap terlihat beretika. Yasmin sendiri malah terlihat sibuk dengan ponselnya yang sejak tadi mengedipkan lampu layarnya sebagai notifikasi beberapa aplikasi yang musk ke ponselnya.

"Kamu sibuk Yas?" tanya Raden datar.

"Hu um ... Yasmin ada janji dengan seseorang," ucap Yasmin santai melirik sekilas ke arah Raden dan fokus kembali dengan ponselnya.

Yasmin sedang ingin menyelesaikan urusannya dengan Bastian. Yasmin merasa tidak terima dengan perlakuan pacarnya terhadap dirinya.

Beberapa foto yang dikirimkan Ocha cukup memberikan bukti kuat untuk Yasmi meminta penjelasan secara detail.

"Mau aku antar? Ketemu dengan seseorang itu?" tanya Raden dengan cepat.

"Untuk apa? Kamu pikir kamu itu siapa? Ini urusan pribadi Yasmin. Tolong jangan ikut campur!!" tegas Yasmin pada Raden.

"Oke baiklah. Kalau kamu mauanya seperti itu. Silahkan kamu urus urusan pribadi kamu. Aku rasa urusna kita siang ini juga sudah cukup. Aku juga harus kembali bekerja. Kasihan teman -temanku mengaduk semen sendiri," ucap Raden pada Yasmin.

Yasmin menutup ponselnya setelah Bastian memberikan alamat yang sama sekali tak di kenali. Sepertinya demi menuntaskan masalah pribadinya ini, Yasmin harus bertemu dengan Bastian.

Raden dan Yasmin berpisah di loby mall. Raden sengaja menunggu Yasmin untuk pergi terlebih dahulu dengan taksi yang di pesannya. Barulah Raden kembali ke kantornya untuk bekerja.

Raden juga tidak lupa memberi kabar kepada Bapak dan Ibu serta Mama dan Papanya jika ia dan Yasmin sudah pulang terlebih dahulu.

Yasmin berhenti di salah satu bangunan rumah tua. Entah rumah siapa itu, yang jelas Yasmin belum perah mendatangi rumah tua itu. Rumah yang terlihat kokoh bangunannya namun kumuh tak terawat.

Seorang wanita tua dengan kursi roda keluar dari rumah itu. Netranya treus mengedar untuk mencari sesuatu di tempat yang sepi itu.

Yasmin kembali mengambil ponselnya dan menelepon Bastian.

"Kamu dimana Bas?! Jangan bercanda!!" Suara Yasmin terdengar lantang dan begitu marah.

"Tunggu aku, Yas. Aku di jalan." Suara Bastian terdengar terburu -buru dan memang sangat ramai.

Bastian sedang membonceg salah satu motor ojek online. Ia baru saja mengembalikan mobil yang di sewanya setelah mengantarkan wanita yang berniat ia nikahi lusa. Siapa lagi kalau bukan Alexa.

Yasmin berdiri di depan rumah tua. Wanita yang memakai kursi roda itu sudah pergi dan tak terlihat lagi di ujung jalan karena berbelok. Dengan ragu, Yasmin mengintip rumah tua itu. Rumah yang begitu gelap dan sangat menyeramkan. Sepertinya berteriak di dalam sana tidak akan ada yang mendengar dan tidak ada yang mengetahui.

Bastian turun dari ojek online dan tersenyum pada Yasmin. Tidak lupa ia mencium kening Yasmin dan memberikan satu kantung plastik dengan wangi yang khas. Ya, Itu adalah bungkus makanan kesukaan Yasmin.

"Sudah lama Yas?" tanya Bastian lembut.

"Baru aja kok. Kita mau kemana?" tanya Yasmin pelan.

"Ikuti saja aku, Yas," titah Bastian pada Yasmin.

Bastian memang tahu betul apa yang menjadi kesukaan Yasmin. Tak ayal, Setiap Yasmin merajuk, Bastian paling bisa merayu gadis itu dengan membawakan makanan yang Yasmin sukai.

"Wangi banget sih? Ayam goreng Pak Uban ya?" ucap Yasmin dengan senyum menjalar.

Bastian hanya mengangguk dan menggenggam tangan Yasmin lalu menuntun gadis itu masuk ke dalam bangunan tua yang menurut Yasmin sangat menyeramkan.

"Kita mau kemana Bas? Initempat siapa?" tanya Yasmin penasaran.

"Nanti juga kamu tahu," ucap Bastian santia.

Yasmin hanay mengikuti dan menatap bangunan tua yang kumuh dan banyak tumbuhan menjalar di beberapa tempat hingga terasa aura seramnya.

"Ini rumah siapa?" tanya Yasmin sedikit membentak Bastian.

Bastian masuk melalui pintu samping da terdapat beberapa kamar yang tertutup. Bastian mengambil satu anak kunci dan membuka satu pintu kamar yang terletak paling ujung. Yasmin terdiam dan menurut untuk masuk ke dalam.

Kamar itu terlihat bersih dan sangat etrtutup. Kamar yang jelas tercium aroma laki -laki

"Ini kamar kamu?" tanya Yasmin meyakinkan diri. Dari beberapa pakaian yang menggantung memang milik Bastian. Tapi, Yasmin tahu betul, Bastian itu kost di dekat pusat kota.

"Iya. Ini kamar aku, Yas." Bastian membuka pakaiannya dan mengunci pintu kamarnya. Bastian duduk di tepi ranjang tepat di samping Yasmin.

Bastian hanya memakai kaos dalam dan celana pendek. Pemandangan seperti ini sudah biasa Yasmin lihat. Bahkan, Yasmin pernah tak sengaja melihat tubuh polos Bastian yang hanya memakai lilitan handuk.

Yasmin meletakkan kantong plastik berisi ayam goreng dan merogoh isi tasnya sambil memebrikan beberapa foto Bastian saat berada di dalam butik.

"Ini siapa Bas!!" tanya Yasmin ketus.

Bastian hanya menatap foto -foto itu dan ia sudah mempersiapkan jawaban yang masuk akal.

"Dia Alexa, saudara sepupuku, Yas. Maaf aku belum sempat memperkenalkan Alexa padamu," ucap Bastian begitu santai menjawab pertanyaan Yasmin.

"Hanya itu?" tanya Yasmin seolah masih kurang puas dengan jawaban Bastian.

"Hanya itu saja. Karena memang jawabannya cuma itu. Masa iya jawabannya itu, aku harus mengada -ada dengan mencari jwaban lain," ucap Bastian berusaha meyakinkan Yasmin.

"Hubungannya dengan Butik Cantika dan membeli kebaya putih," tanya Yasmin masih penasaran.

"Dia mau menikah, Yas. Apa salahnya aku membantunya," ucap Bastian begitu santai.

"Aku gak pernah dengar kamu punya sepupu perempuan, Bas," ucap Yasmin mengingatkan.

Bastian membuang wajahnya dan tertawa sinis. "Kamu sedang mencari tahu atau memang sedang menyelidikku Yas? Apa lima tahun, pendekatan kita itu kurang untuk mengenalku?" tanya Bastian cepat dan begitu marah.

"Kenapa kamu marah, Bas? Aneh kamu. Tentang kamar ini saja, aku gak pernah tahu, Bas!" ucap Yasmin kembali murka.

"Ini semua karena kamu, Yas!!" ucap Bastian begitu lantang menyalahkan Yasmin.

"Apa kamu bilang, Bas? Ini semua salahku? Salah bagian mananya?" tanya yasmin penasaran.

"Karena kamu selalu jual mahal. Kita ini pacarn sudah lima tahun, Yas! Lima tahun dan tak pernah sedikit pun aku bis amencium kamu!! Apa kamu kira pacaran hanay sekedar chat dan telepon? Atau ketemu cuma untuk nonton, makan, anter belanja dan anter jalna -jalan? Gitu?" ucap Bstian ikut kesal.

"Apa maksud kamu, Bas?! Yasmin gak paham sama ucapa kamu!!" ucap Yamsin benar -benar bingung. Sosok Bastian yang ada di depannay seperti berubah. Tidak seperti Bastian yang Yasmin kenal selama ini.

"Masih nanya? Aku mau apa? Aku ini lelaki Yas. Aku juga butuh kesenangan!!" ucap Bastian ketus.

"Selama ini apa kamu kurang senang? Aku tak pernah melarang kamu, Bas. Aku tidak posesif. Aku bebaskan kamu untuk melakukan apa saja," ucap Yasmin tak mau di salahkan.

"Kenapa aku tidak boleh mencium kamu?" tanya Bastian lagi.

"Kamu gila!! Kalau kamu serius padaku. Datangi orang tuaku!! Bukan malah ingin menghalalkan yang haram. Kita pacaran saja sudah berdosa," ucap Yasmin pada Bastian.

Bastian memukul tembok kamarnya dan mengusap wajahnya dengan kasar.

"Kamu kenapa Bas? Kamu itu aneh sekali. Aku tanya soal wanita itu dan kebaya yang di belinya!! Gak usah panjang lebar kamu bilang ini dan itu." Suara Yasmin semakin meninggi dengan sorot kedua mata yang tajam dan menyala.

"Aku sudah bilang kan!! Dia Alexa!! Dia sepupu aku!!" ucap Bastian tegas.

"Aku gak percaya!! Siapa dia!!" tanya Yasmin terus mendesak.

Bastian terdiam dan menatap Yasmin tajam. tangannya mengepal dan terlihat seperti ingin memakan Yasmin saat ini juga. Bastian berjalan mendekati Yasmin. Yasmin hanya bisa mundur dan tak bisa lagi berlari menjauh.

"Kalau kamu ingin pergi. Pergilah, Yas. Tidak usah tanya ini dan itu. Percuma, Aku menjawab panjang lbar dan kamu sama sekali tidak mempercayaiku," ucap Bastian melemah.

Bastian kembali duduk di tepi ranjang. Perasaannya gundah gulana. Ia tak bisa berkata jujur pada Yasmin tentang suatu kebenaran.

Yasmin pun ikut terduduk dan keduanya sama -sama diam.

"Aku akan di jodohkan Bas," ucap Yasmin tiba -tiba membuat Bastian menoleh ke arah Yasmina. Tidak ada perasaan kecewa dan yang ada hanyalah perasaan lega.

"Terus?" jawab Bastian datar.

Mendengar jawaban Bastian yang tak membelanya malah membuat Yasmin bingung.

"Kamu tidak marah? Kesal? Atau kecewa?" tanya Yasmin malah bingung sendri.

"Untuk apa? Kamu akan di jodohkan? Pastinya ada campur tangan orang tua kamu. Itu tandanya, Aku sudah tak bisa bergerak apalagi maju untuk mempertahankan kamu," ucap Bastian terlihat santai.

"Kamu pikir bertarung dengan kedua orang tua kamu bakal bisa mmebuatku menang?" tanya Bastian lagi.

"Kamu tidak mau mengusahakan aku, Bas? Selama ini aku selalu mengusahakan yang terbaik untuk kamu Apapun itu aku korbankan," ucap Yasmin dengan kesal. Ia marah pada dirinya sendiri. Betapa bodohnya mencintai lelaki yang sama seklai tak bisa meratukan dirinya. Bayangan Raden kembali memenuhi kepala Yasmin. Baru sekali ia bertemu dengan Raden. Raden bisa membuat nyaman suasana, etikanya baik dan ramah. Bahkan Raden tahu cara meratukan perempuan.

"Kamu hanay mengiorbankan materi dan waktu saja, Yas. Itu bisa aku bayar," cetus Bastian dengan nada sombong.

"Lalu? Maksud kamu? Aku harus mengorbankan apa?" tanya yasmin mengangkat alisnya menatap Bastian.

"Kita pacaran lima tahun, Yas. Selama itu aku tak pernah menyentuh kamu. Aku juga tak pernah meminta, bukan?" jelas Bastian dengan suara lantang.

"Ya. Bukannya kamu memnag berjanji untuk menjaga aku, Bas," ucap Yasmin pelan.

"Benar. Lalu? Kalau sekarang kamu mau di jodohkan. Silahkan? Kamu pergi dari kehidupna aku. Lalu aku juga kan pergi dari kehidupan kamu. Kita move n dari hubungan ini. Gampang kan?" ucap Bastain begitu santai.

"Gila!! Kamu sudah gila Bas!! Lima tahun kita bersama!! Ternyata hanay ini yang aku dapat. Aku ini sdeang mencari solusi denganmu. AKu menghargai kamu sebagai kekasih aku!!" teriak Yasmin semakin murka.

Yasmin berdiri dan menenteng tasnya lalu berjalan menuju pintu kamar untuk keluar dari kamar itu selama -lamanya.

"Yasmin!!" teriak Bastian menehajr Yasmin.

Bastuan segera memegang anak kunci yang smepat di putar oleh Yasmin. Bastian kembali memutar anak kunci itu dan menuimpan di atas pintu.

Tubuh Yasmin semakin terhimpit dan di balikkan secara paksa oleh Bastian.

"Maafkan aku, Yas," ucap Bastian lirih. Ia memandangi Yasmin yang cantik dan bahkan lebih cantik dari Alexa.

Tapi, Semua itu bisa berubah dengan cepat. Alexa yang pintar sekali mengisi kekosongan hati dan hidup Bastian hingga lelaki itu tak bisa lagi melepaskan Alexa. Bastian juga tak bisa melepas Yasmin yang menjadi cinta pertamanya.

Wajah Bastian mendekati Yasmin hingga tak ada jarak. Biasanya Bastain akan menjaga jarak dengan Yasmin, menjaga gadis itu untuk tetap tak ternoda. Tapi, Kali ini Bastian ingin mengesampingkan sifat baiknya. Ia hanya ingin mengambil hanya sebagai pacar Yasmin selama lima tahun ini. Hanya semalam saja. Sebelum Bastian pergi dari kehidpan Yasmin untuk selama -lamanya.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel