7
Bastian tak bisa menguasai dirinya lagi. Hanya semalam ia selalu bergumam dan kata -kata itu terus memenuhi kepalanya untuk tidak merasa bersalah melakukan hubungan haram dengan Yasmin.
Yasmin sendiri juga tak bisa menahan perlakuan manis Bastian yang meghanyutkan malam ini. Yasmin benar -benar terbuai dengan rangkaian kata rayuan gombal yang lancar terucap dari bibir Yasmin.
Bastian melirik Yasmin yang treus menatap ke arah atap kamar dengan warna yang sedikit memudar. Yasmin tak percaya kalau dirinya sudah tidak seperti dulu lagi. Ia hanya seorang gadis yang emmiliki cinta buta. Tubuhnya di pertaruhkan untuk bertahan pada cintanya.
"Kamu mau tanggung jawab kan, Bas? Jika aku ..." ucapan Yasmin begitu lirih dan ingin rasanya menangis.
Bastian memeluk Yasmin. Melingkarkan tangannya di perut Yasmin yang masih polos tanpa helaian kain menutupnya. Yasmin menoleh ke arah Bastian yang memegang dagunya. Bastian kembali menyelami bibir tipis Yasmin, Kekasih yang telah di pacarinya selama lima tahun.
Yasmin kembali tenggelam dalam buaian lembut kasih sayang Bastian. Entah palsu atau tidak yang jelas keduanya sangat menikmati dan sama -sama puas.
Hari semakin larut malam. Waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Dering telepon di ponsel Yasmin sudah berbunyi sejak tadi dan tentu saja panggilan itu dari kedua orang tuanya yang akan menanyakan keberadaan Yasmin.
Rambut Yasmin masih basah dan Bastian membantu mengeringkannya dengan handuk.
"Kalau aku hamil, gimana Bas?" tanya Yasmin meremat kimono handuk yang melekat di tubuh kecilnya.
"Kamu masih gak percaya sama aku, Yas? Lima tahun aku bersama kamu. Ada aku ninggalin kamu?" tanya Bastian malah berbalik tanya.
"Bas ... Aku ini wanita. Aku jaga semuanya dan kini kamu sudah menikmatinya. Kita harus segera mneikah sebelum aku di jodohkan, Bas," ucap Yasmin dengan nada memohon.
"Sabar Yas. Aku cari waktu yang tepat dulu untuk bisa bertemu kedua orang tuamu," ucap Bastian penuh janji. Terlihat ia sedang membuat wanitanya percaya dan yakin dengan ucapannya.
"Kira -kira kapan kamu akan ketemu orang tuaku, Bas?" tanya Yasmin seakan takut kehilangan lelaki yang telah mernggut mahkotanya itu.
"Secepatnya," bisik Bastian pada Yasmin.
Yasmin tak punya pilihan lain selain mengangguk pasrah. Yasmin pikir dengan memberikan segalanya termasuk tubuhnya untuk di nikmati sang kekasih sebelum janur kuning melengkung itu bis amerubah semuanya sesuai dengan naskah yang ia buat sendiri.
Jawabannya TIDAK! Semua itu ujian, gelombang, harapan palsu, dan keyakinan tak mendasar sama sekali.
Kebodohan seorang wanita terletak pada akal sehatnya yang sudah di butakan karena cinta. Kebodohan laki -laki adalah kepuasan. Apapun yang membuat para kaum adam itu puas maka pikirannya akan terbalik dan menjadi orang yang paling bodoh sedunia.
Bastian mengantarkan Yasmin pulang denagn menggunakan taksi online. Bastian tidak mau turun dengan alasan ia akan mempersiapkan waktu yang pas untuk pertemuan dengan kedua orang tua Yasmin. Yasmin yang begitu percaya pada Bastian mengangguk senang. Ia pun segera turun dari mobil dan masuk ke dalam rumah. Sebelumnya, Bastian berbisik pada Yasmin untuk tidak khawatir. Bastian pun mencium Yasmin di bagian kening, pipi dan bibirnya sebelum mereka berpisah.
Yasmin sudah kembali ke rumah. Vandra, Kakak Yasmin melotot tajam dengan kedua tangan di lipat di depan dada.
Yasmin baru saja menutup pintu ruang tamu langsung terintimidasi dengan tatapan tajam sang kakak.
"Dari mana saja kamu, Yas!! Kita satu keluarga hubungin kamu dari sore tapi gak ada jawaban. Telepon gak di nagkat!! Chat pun gak di bales!! Boro -boro di bales!! Kamu baca aja gak!! Apa maksud kamu!!" sentak Vandra pada adik semata wayangnya itu.
"Habis nonton sama Ocha dan yang lainnya," ucap Yasmin santai.
"Oh ya? Ini!!" Suara Vandra bagaikan petir. Sentakannya begitu keras membuat nyali Yasmine mencium. Di tambah lagi bungkusan paper bag butik cantika yang di lepar keras ke arah wajah Yasmin.
Wajar dong, Vandra marah. Ia seorang kakak laki -laki yang bertugas menjaga adik perempuannya. Tapi, Yasmin malah membiarkan dirinya sendiri terjerumus dengan hal -hal buruk yang menimpanya satu per satu tanpa di sadari.
"Ocha yang mana lagi? Ada nama Ocha lain yang gue gak kenal?! Hah!!" bentak Vandra begitu murka.
Kedua orang tuanya sibuk mencarikan jodoh terbaik untuk putrinya. lelaki baik dari keturunan yang baik dan sangat bertanggung jawab. Ini malah yasmin nampak sekali ogah -ogahan menerimanya. Ia tetap teguh berpendirian untuk bersama Bastian.
Yasmin memegang kantong itu dan melihat pakaian kebaya hitam yang di pesannya bersama keempat temannya yang lain.
"Lo dari mana, Yas!! Ini jam dua belas malam, Yasmin!! Lo pergi dari pagi dan pulang tengah malam!! Dan bahkan Kita semua gak tahu lo pergi dengan siapa. Bastian? Lelaki yang lo bangga -banggakan? Laki yang katanya jadi pacar lo?! Bekerja sebagai sales mobil dan memiliki trik tipu yang cerdik samapi -sampai adik gue yang sarjana ini tertipu dengan paras tampan yang berhati busuk!! Pernah dia nunjukkin mukanya ke rumah ini!! Kalau memang dia serius sama lo. Dia tidak akan sembunyi -sembunyi menjalani hubungan sama lo, Yas!! Jangan sampai kamu di bodohi dengan bujuk rayu lelaki yang ujung -ujungnya cuma meres duit lo, tenaga lo dan cuma pengen tidur sama lo dengan gratis!! Kalau itu sampai terjadi. Lo lebih baik pergi dari rumah suci ini dan gue gak akan anggep lo lagi sebagai adik gue!! Lo mending hidup sendiri dan menjauh aja!! Cukup gue belain lo di depan Mama dan Papa. Cukup gue bantu lo secara finansial yang ujung -ujungnya lo bohongin kita semua. Lo pikir!! Gue gak tahu!! Kalau lo selama ini ngempanin Bastian!! Iya kan!" teriak Vandra begitu murka hingga kata -kata kasar itu terlontar cepat dan pedas menyakitkan.
Deg!!
Yasmin menatap Vandra yang sudah memerah wajahnya karena marah. Napasnya terdengar berat menahan hawa nafsu amarah yang tak terbendung. Mendnegar ucapan Vandra, mmebuat Yamsin taku. Barusan saja ia melakukan hal haram itu bersama Bastian.
"Kenapa lo diem?! Kenapa lo gak jawab, Yas!! Apa karena ucapan gue benar semua!!" ucap Vandra keras.
Vandra yang sudah tak bisa lagi mengendalikan diri hanya masuk ke dalam kamar meninggalkan Yasmin terdiam membeku di ruang tamu. Langkah Yasmin berat dan ia masuk ke dalam kamarnya yang di tutup dan di kunci dari dalam. Hatinya mencelos ingin meloncat begitu saja mendengar amarah nasihat Vandra. Yasmin tahu, Vandra sangat sayang pada dirinya.
yasmin mengganti pakiaan tidur dan meletakkan bungkusan kebaya yang akna di pakai akhir bulan nanti saat acara wisuda. Yasmin nik ke atas kasur dan menutup tubuhnya ynag sudah tak perawan lagi. Ada kehampaan di hatinya, ada kekosongan di jiwanya, dan ada yang hilang dari tubuhnya. Sesuatu yang sangat berharga dan membuatnya bangga. Kini semua itu tak ada nilainya lagi dan sirna keberadaannya. Yasmin hanya bisa mennagis dan menyesali smeua yang sudah terjadi.