Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

3

Yasmin sudah berada di Kampus menunggu semua teman -temannya berkumpul dan janjian akan membayar uang wisuda bersama agar bisa duduk berurutan di kursi wisuda.

Yasmin menekan tombol hijau setelah nama kontak terhenti pada nama Kak Vandra. Yasmin menatap sambungan telepon yang sudah tersambung dengan nada berdering ke arah nomor yang di tuju. Namun, Kak Vandra belum juga memberikan respon di angkat atau di tolak. Tapi, Selama ini Kak Vandra selalu mengangkat telepn dari Yasmin apapun keadaannya.

"Ya, Yasmin. Ada apa?" Suara Vandra yang begitu ramah dan lembut sellau membuat Yasmin merasa enggan untuk meminta tolong.

Dulu, Yasmin pernah minta tolong Kak Vandra untuk mmebawa lamaran Bastian agar bisa melamar pekerjaan di Perusahaan bonafit Vandra. Tapi sayangnya Bastian tidak lolos seleksi. Padahal sudah ada orang dalam dan teladan lagi. Vandra hanya bilang sesuatu yang kurang mengenakkan di telinga Yasmin. 'Ajarin cowok lo buat rendah diri. Gak usah sombong. Sombong itu malah buat dia bakal susah sendiri seumur hidup!'

"Eh ... Kak Vandra sibuk gak? Yasmin ganggu?" tanya yasmin ragu untuk mengatakan yang sebenarnya.

"Belum sibuk. Kenapa?" tanya Vandra sedikit memaksa. Vandra tahu, Yasmin tidak akan mungkin meneleponnya kalau tidak ada ada kesulitan.

"Emmm ... Kak. Yasmin boleh pinjam uang gak?" tanya Yasmin lirih sekali sampai -sampai Vandra kurang jelas mendengarnya.

"Apa? Kamu bilang apa tadi?" tanya Vandra yang memang tak mendengar menjadi salah paham dengan penerimaan Yasmin yang di kira Vandra sedang memarahinya.

"Ya udah kalau gak mau bantu!!" ucap Yasmin ketus sambil menutup teleponnya.

Vandra terus berteriak memanggil nama Yasmin dan menatap ponselnya yang sudah di matikan sepihak sambungan telepon dari Yasmin.

Vandra langsung mengirimkan pesan singkat pada Yasmin.

"Ada apa? Tadi Kakak gak dengar kamu bicara apa? Di sini kan agak rame."

Yasmin menatap pesan singkat yang masuk tiba -tiba dari Vandra. Yasmin langsung mmebaca dan membalasnya.

"Yasmin pinjem uang dong. Dua juta aja. Mau cari kebaya."

"Oke." Tulis vandra tanpa banyak pertanyaan. Vandra begitu sayang pada adiknya dan sangat memanjakan Yasmin. Walaupun adiknya itu terkadang sangat menyebalkan sekali sifatnya.

Tanpa menunggu lama. Vandra yang sat set pun langsung mengirimkan sejumlah uang. Bukan hanya dua juta tetapi seklaigus lima juta ke rekening Yasmin.

TING!!

Sebuah notifikasi m-banking masuk ke layar ponselnya.

Trx xxxxxxx8007 dana masuk Rp. 5.000.000,-

Senyum Yasmin langsung melebar dan menelepon Vandra.

"Terima kasih Kak Vandra sayang."

"Iya. Beli kebaya yang bagus. Jangan lupa selopnya juga sama tas mote biar matching kayak ibu kartini." vandra tertawa lepas karena tengah menggoda Yasmin.

"Kenapa harus bawa -bawa Ibu Kartini. Udah meninggoy Kak Vandra yang masih jomblo."

"Eits!! Kenapa bawa -bawa jomblo sih?"

"Bodo amat. Pokoknya matur tengkiyu Kak Vandra yang ganteng. NantiYasmin cariin jodoh deh. BYE!"

Yasmin langsung menutup sambungan teelepon itu sebelum Vandra murka dan mereka kembali berdebat. Bisa -bisa uang yang sudah di kirim Vandra minta di balikin lagi. Kan enggak banget.

"Yasmin!!" teriak Ocha yang baru saja datang bersama Risti.

"Ocha!! Risti!! Sini!! Mana yang lain?" tanya Yasmin terlihat sumringah.

"Lagi di jalan. Kita bakal bayar sekarang kan? Sekalian bayar salon dari sekarang. Biar nanti gak repot," ucap Ocha pada Yasmin.

"Siap bos. Kita cari kebaya di butik yuk?" ajak Yasmin.

"Boleh juga tuh. Kita cari yang limited edition. Kita bisa pake model yang sama dengan warna yang berbeda. Gimana?" tanya Ocha menaikkan alisnya.

"Siap!!" ucap Yasmin tertawa.

"Yasmin. Lo masih sama Bastian?" tanya Risti dengan wajah serius.

"Masih dong. Kenapa?" tanya Yasmin pada Risti.

Risti hanya melirik ke arah Ocha yang trelihat memberi kode untuk tidak bicara apapun.

"Ada apa sih? Kok kalian kayak nutupin sesuatu? Kita kan bestian. Jadi gak mungkin baper dong," ucap Yasmin pada Ocha dan Risti.

"Gak apa -apa, Yasmin. Kita kemarin kan nonton. Terus gak sengaja lihat Bastian gitu di food court," ucap Risti agak berhati -hati.

"Terus?" tanya Yasmin mulai penasaran.

"Gak ada terusannya. KIta cuma lihat doang. Tapi gak nyapa juga. Iya kan Cha?" ucap Risti mencari pembelaan.

"Iya. Soalnya kemarin rame gitu," jawab Ocha sekenanya.

"Oh. Ehmm ... Jam berapa?" tanya Yasmin mulai mencari tahu.

"Jam berapa Ris? Masih jam tujuhan. Kita soalnya nonton yang jam delapan di Ramin," ucap Ocha menambahkan.

"Oh," jawab Yasmin mulai gundah gulana.

Hati Yasmin merasa tersakiti. Kemarin dari jam lima sore sampai tdai pagi tidak ada kabar karena meeting di Kantor Pusat. Tapi jam tujuh keliaran di food court. Permainan macam apa ini? Ini bukan laporan pertama yang Yasmin terima. Kak Vandra sudah sering bercerita pada Yasmin kalau melihat Bastian. Tapi, yasmin selalu membela Bastian. Balik lagi, Mencintai orang berlebihan itu memang benar -benar menjadi konyol dan goblok sendiri.

Yasmin, Ocha, Risti, Nura dan Nadya sudah elesai membayar uang pelepasan dan uang wisuda. Mereka mendapatkan dua undangan ekslusif untuk kedua orang tua mereka yang bakal menyaksikan mereka di wisuda secara langsung.

Setelah urusan kampus selesai. Kleima sahabat itu pun mendatangi salah satu salon terbaik yang pastinya sanga rekomended. Mereka menyewa jasa perias untuk tanggal mereka di wisuda nanti. Mereka bahkan sudah mebayar lunas. Dan kini, kelima gadis yang sedang bahagia itu mencari kebaya limited edition untuk hari bahagia mereka.

"Ada butik yang rekomended banget. Ownernya kenalan bokap gue. Namanya Butik Cantika. KIta kesana sekarng yuk? Kemarin ownernya bilang ada kebaya baru yang lagi viral itu. Cuma ada enam pcs doang. Kalau gak salah warnanya ada merah, hijau, ungu, biru, hitam dan putih," jelas Nadya yang kemudian menelepon sang owner butik untuk menyimpankan kebaya baru tersebut untuk kelima sahabatnya.

Kelima sahabat itu sudah sampai di pelataran Butik Cantika. Yasmin pamit untuk ke kamar mandi karena sudah ingin buang air kecil sejak tadi.

Di dalam bilik kamar mandi ia mnednegar seseorang sedang bercakap dengan seseorang melalui ponselnya.

"Iya Bastian sayang. Kebaya putihnya udah aku beli. Aku nugguin kamu lho? Belum aku bayar soalnya. Apa? Kamu bisanya jam sebelas? Transfer dong!!" Suara seorang perempuan manja yang sedang merayu.

Yasmin mendengar nama Bastian di sebut menjadi kepikiran dengan Bastian kekasihnya. Ia membuat janji sekitar jam sepuluh pagi untuk menyerahkan uang sepuluh juta secara tunai kepada Bastian. Yasmin menatap jam tangannya dan kini ia melihat waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh pagi.

Baru juga membatin Bastian. Lelaki itu sudah menelepon Yasmin dan menanyakan keberdaan Yasmin.

"Yasmin? Kamu dimana? Aku jam sebelas harus ketemu dengan konsumen dan mengembalikan uang itu."

Deg!!

Deg!!

Deg!!

Apa ada kaitannya dengan perempuan yang sedang menelepon tadi. Yasmin malah semakin penasaran.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel