Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 4. Melamar

Jika intuisi Taka benar maka saudara ketujuhnya yang berhati dingin ingin menikahi Kaguya demi ambisinya. Taka tidak akan membiarkan itu terjadi, saudara ketujuhnya telah menikahi banyak istri untuk mendapatkan kekuasaan di istana kekaisaran.

Ohiko tahu saudara kesembilannya memahami dirinya dengan baik. Jika putra mahkota menikahi nona muda kedua kediaman perdana menteri maka Osuwake yang merupakan salah satu pejabat penting pengadilan kekaisaran akan menjadi penghalang baginya untuk menjadi putra mahkota.

Awalnya Ohiko memang bermaksud untuk menikahi nona muda pertama kediaman perdana menteri, tapi dia tidak berharap saudara kesembilannya akan menyuarakan niat untuk menikahi Kaguya terlebih dahulu.

Ohiko mengerutkan kening saat dia melihat mata Taka yang berkilau dan kata-kata yang diucapkan secara hati-hati oleh adik laki-lakinya itu. Dia tidak tahu apakah Taka benar-benar ingin menikahi Kaguya atau Taka ingin menentangnya.

"Dia dikenal lembut dan penurut, dia cocok denganmu, saudara kesembilan," kata Ohiko pada akhirnya.

Ohiko tahu tidak ada gunanya bertengkar dengan saudara laki-laki kesembilannya demi seorang wanita. Namun, dia berpikir akan bermanfaat baginya untuk menyerahkan Kaguya kepada saudara laki-laki kesembilannya.

"Tetapi saudara kesembilan, kamu akan berhutang budi kepadaku," kata Ohiko sambil menyibakkan lengan jubah luarnya dan pergi.

Di belakang punggung Ohiko, Taka tersenyum. Setelah itu Taka menoleh dan menatap Kaguya yang masih bermain dengan anak-anak.

"Singa kecil, aku telah membantumu menghindari malapetaka, bagaimana kamu akan berterima kasih kepadaku?" ucap Taka dengan lembut.

***

Sore itu Taka membicarakan niatnya untuk menikahi Kaguya dengan kaisar.

Kaisar yang selalu acuh tak acuh terhadap putra kesembilannya itu berpikir permintaan Taka tidak masuk akal dan memberikan persetujuannya.

Keesokan paginya Taka mengunjungi kediaman perdana menteri untuk meminta restu Osuwake agar dia dapat menikah dengan Kaguya.

Hanya selang sehari Osuwake kembali ke kediamannya sambil menggelengkan kepala dengan cara yang mengkhawatirkan karena memikirkan rencana mencarikan suami untuk putri sulungnya di perjamuan gagal.

Sekarang dia dikejutkan oleh kedatangan pangeran kesembilan yang tenang dan meminta untuk menikahi putri sulungnya.

Osuwake tahu putri sulungnya harus dinikahkan, tetapi dia tidak pernah menyangka putri sulungnya itu akan memiliki suami dari langit.

Telinga Osuwake dipermanis oleh pujian dan pengakuan kekaguman pangeran kesembilan yang terkenal baik hati, lemah lembut dan tenang terhadap putri sulungnya.

Bahkan Putri Taniwa mengira pangeran lemah lembut kesembilan telah salah mengira akan putri yang dimaksud adalah Kagoyori bukan Kaguya.

Sebaliknya setelah Kaguya mendengar lamaran bocah lelaki itu, dia memuntahkan teh dari mulutnya. Matanya pun membelalak dan menatap tak percaya pada ayahnya yang duduk di seberangnya di halaman.

"Kaguya, pangeran kesembilan memang memiliki status lemah di istana kekaisaran, tetapi dia masih seorang pangeran," kata Osuwake. "Aku sudah menilai dia selama bertahun-tahun, menurutku dia adalah pria yang baik. Berbeda dengan saudara-saudaranya, dia tidak menginginkan tahta. Jika kamu menikah dengannya maka kamu akan menjalani kehidupan yang damai."

Osuwake menghela nafas. Sebenarnya dia tidak pernah ingin terlibat dalam perebutan tahta para pangeran. Namun, hubungannya dengan Putri Taniwa memaksanya untuk terlibat.

Dia tahu ada dua konsekuensi jika mendukung salah seorang pangeran untuk naik tahta, yaitu tetap hidup jika pangeran yang dia dukung menjadi kaisar atau terbunuh jika pangeran tersebut kehilangan tahta. Meskipun putra mahkota sangat berkuasa, dia juga tidak bisa meremehkan kekuatan pangeran ketujuh di istana kekaisaran.

Osuwake sangat gembira membiarkan putri sulungnya menikah dengan pangeran kesembilan. Pasalnya apakah putra mahkota atau pangeran ketujuh yang nantinya akan menjadi kaisar, putri sulungnya akan tetap hidup dan aman.

Kaguya menekan rasa takutnya dan menenangkan diri. Dia mendengar kata-kata ayahnya dan memahami niatnya, tapi dia tidak mengatakan apa-apa.

Dia menundukkan kepalanya dan menilai situasi di dalam hatinya. Dia mendengar rumor tentang pangeran ketujuh dan putra mahkota yang bertarung memperebutkan tahta.

Kaisar mempunyai lima belas putra dan tiga putri. Namun hanya empat putra dan satu putrinya yang masih hidup, yang lainnya sudah meninggal.

Keempat pangeran itu termasuk pangeran ketujuh, Ohiko. Ibu kandung Ohiko adalah Permaisuri Mizuha. Pangeran kesembilan, Taka dan ibu kandungnya adalah seorang pelayan istana. Pangeran kesepuluh, Suinin adalah putra mahkota. Ibu kandung Suinin adalah permaisuri. Pangeran ketiga belas, Inishi berusia tiga tahun dan ibunya adalah seorang permaisuri yang tidak disukai.

Diketahui bahwa Taka tidak berniat menjadi kaisar dan dia ingin menjadi pangeran yang riang dan bebas. Sedangkan Ohiko memiliki hati yang hitam. Kerabat Ohiko dari pihak ibunya sama kuatnya dengan keluarga permaisuri dan keinginannya untuk menjadi kaisar sudah bukan lagi rahasia.

Dalam beberapa tahun terakhir, dukungan pejabat pengadilan terhadap Ohiko dan Inishi terpecah.

Tentu saja Putri Taniwa mendukung putra permaisuri dan menginginkan Kagoyori menikah dengan Inishi yang merupakan putra mahkota saat ini.

"Enam tahun lalu, pangeran lemah lembut kesembilan bertunangan dengan putri seorang pejabat istana," kata Osuwake. "Tetapi putri pejabat pengadilan itu meninggal sebelum pernikahan. Pangeran kesembilan patah hati dan tetap setia kepadanya bahkan setelah kematiannya."

Ketika mengatakan kalimat itu, penyesalan Osuwake karena mengkhianati Tomoyo terlihat di wajahnya.

Bibir Kaguya menegang kala mendengar kata-kata sang ayah. 'Patah hati apanya? Setia apa? Enam tahun lalu, bocah laki-laki bermulut besar itu mengunjunginya di Shirakawa. Di depan semua orang, bocah lelaki bermulut besar itu bertingkah patah hati, tetapi di belakang mereka, dia suka menindas dan mengancamnya!' Memikirkan masa lalu membuat hati Kaguya sakit.

"Pangeran kesembilan juga tampan," Osuwake melanjutkan kata-katanya. "Aku yakin kamu tidak akan menderita jika menikah dengannya. Kaguya, bagaimana menurutmu?"

Mendengarnya, hati Kaguya protes. 'Apanya yang tidak menderita? Jika menikah dan hidup dengannya, bocah laki-laki yang suka bicara itu pasti akan menggertaknya sampai mati.'

Kaguya mengangkat kepalanya dan menatap ayahnya. Hatinya tertawa dingin. Ayahnya berbicara selama setengah hari. Namun, bukankah sia-sia meminta pendapatnya ketika keputusan telah dibuat setelah lamaran anak lelaki yang cerewet itu.

Kaguya mengangguk dan berbicara dengan nada paling lembut. "Ayah, kamu bisa mengaturnya."

Meskipun dia tidak menyukai laki-laki yang banyak bicara itu, tapi dia mengerti bahwa statusnya yang lebih tinggi tidak memungkinkan dia untuk menolak lamarannya.

Kaguya tidak mau mengakui bahwa dia tidak bisa menemukan kehidupan yang lebih santai daripada menikahi Taka. Dia akan memiliki status, tidak perlu khawatir tentang dia berjuang untuk menjadi kaisar dan yang paling penting dia akan memenuhi permintaan terakhir ibunya, 'aku ingin kamu diberi makan, pakaian dan menjalani kehidupan yang damai". Jadi menerima lamaran Taka adalah pilihan terbaik baginya.

Kaguya meramalkan bahwa di masa depan dia akan menikah dengan orang yang paling licik, berwajah tebal dan ahli pembohong. Itu adalah prediksi yang lebih menakutkan daripada kematian.

Akhirnya Osuwake merestui Taka untuk menikah dengan Kaguya.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel