PUTRA MAHKOTA PERTAMA
Di balai pertemuan, aula utama kerajaan Tal. Raja Baek memberi hormat pada Kaisar Tal yang baru, lalu diikuti oleh para pejabat istana lainnya. Sikap Raja Baek yang seperti tak pernah melakukan kesalahan besar untuk negeri ini membuat Duo Duo yang baru saja dinobatkan sebagai kaisar kesal. Namun, ia harus tetap menjaga wibawanya sebagai pemimpin negeri ini, menggantikan Ayah dari Raja Baek.
“Selamat kepada Yang Mulia ...,” seru Raja Baek yang kemudian diikuti oleh para pejabat istana.
“Selamat Yang Mulia ...!"
“Yang Mulia, mari bersulang. Semoga Yang Mulia panjang umur dan Negeri Tal bangkit dari keterpurukan saat ini," ucap Raja Baek sembari mengangkat selaki keramik berisi anggur kerajaan.
Walaupun menerima keramahtamahan putra dari mantan kaisar Tal, tampaknya Duo Duo tak ingin buru-buru menerimanya. Oleh sebab itu, sebagai kaisar ia pun menyuarakan kebijakan pertamanya sebelum turut menenggak anggur dalam selaki yang sama seperti dipegang oleh Raja Baek. Kemudian ia meminta Kasim Jo untuk membacakan kebijakan tersebut di mana berbunyi tentang hal hal yang sama sekali tidak mendukung kaum bangsawan. Mengingat Tal adalah negeri yang miskin, maka dari itu tidak elok jika ada pejabat istana yaitu bangsawan yang bermegah-megahan. Ia memotong gaji mereka, meminta para bangsawan mengembalikan tanah yang melebihi ketentuan negara, serta menghapus KKN.
Sontak para pejabat istana termasuk Raja Baek keberatan dan memohon agar kebijakan itu dikaji ulang. Orang-orang tamak harta itu bahkan tak ingin sejengkal tanahnya dikembalikan kepada negara. Sementara mereka tutup mata dengan kondisi rakyat yang semakin hari semakin miskin dan memprihatinkan. Namun, sejak dulu Duo Duo adalah orang dengan pendirian teguh. Meski tak satu pun pejabat istana yang setuju dengan kebijakan tersebut, Ia tetap mengesahkan kebijakan itu. Ia pun meminta Kasim Jo menyalin pada banyak perkamen dan menempelkannya di seluruh sudut dan pusat ibu kota.
“Dengar kalian semua! Semua kejahatan kalian yang merugikan negeri ini jangan pikir aku tidak mengetahuinya," seru Kaisar Tal sembari melempar perkamen-perkamen berisi data-data KKN yang dilakukan para pejabat istana. Rupanya, sejak tahun pertama ia datang dari Yun yang besar ke negeri Tal ini telah banyak hal yang dilakukan secara diam-diam. Semua itu bermula dari pesan Ibu Ratu yang dengan air mata melepaskan sang putra dan memintanya agar tetap menjadi berlian di mana pun berada. Ya, Duo Duo kini telah membuktikannya. Dia bukan hanya Kaisar dengan jabatan kosong, melainkan kaisar yang benar-benar mencintai rakyatnya.
Usai pertemuan di balai utama, dengan langkah kesal tak tahan dengan penghinaan itu, Raja Baek pergi mengunjungi paviliun sang istri. Selama ini, istana dalam dipercayakan pada istri Raja Baek karena Ibu suri telah lama meninggal dunia, sedangkan mantan kaisar Tal menolak mengangkat selir sebagai pengganti mendiang ibu suri. Dengan begitu secara keseluruhan, urusan istana dalam diurus di bawah perintah sang menantu yaitu istri Raja Baek bernama Ratu Sila.
Ratu Sila berasal dari Yun yang besar yang masih memiliki hubungan dengan Perdana Menteri Lao. Oleh sebab itu, ia bukanlah wanita biasa. Semua yang dilakukannya mengandung unsur politik, ia juga salah satu yang tidak menginginkan Putra Mahkota Yun menduduki tahta Kerajaan Tal seperti sekarang ini. Meski itu merupakan permintaan Ratu Negeri Yun yang berasal dari keluarga yang sama dengannya. Namun, hal itu tidak boleh memicu perpecahan klan mereka. Baik Perdana Menteri, Ratu Yun, dan dirinya mereka adalah satu klan.
“Suamiku, kau tampak begitu kesal?" tanya Ratu Sila menyambut Raja Baek yang beraut wajah kusut menahan amarah.
“Bocah sialan itu, keponakannmu itu, ia sudah gila!"
“Hahaha ... katakan, apa yang begitu membuatmu begitu kesal."
“Bocah itu baru saja membongkar semua bukti KKN para pejabat dan berniat membuat semua pejabat dan bangsawan sama miskinnya dengan rakyat Tal. Kurang ajar!"
Ratu Sila masih bisa tersenyum mendengar Kaisar Tal yang baru mencabik-cabik para pejabat dengan kebijakan baru yang saat ini sudah menjadi pengumuman di ibu kota. Kemudian, ia memberikan secarik kertas berstempel kerajaan Yun kepada Raja Baek. Tak lama setelah membaca isi surat tersebut, wajah marah Raja Baek berubah.
“Hahaha ... bocah itu baru saja jumawa, tapi lihat saja nanti."
Isi surat itu menyatakan bahwa Putra Mahkota pertama Yun telah ditemukan di perbatasan Temama, sebuah provinsi terpencil yang masih dalam kawasan Negeri Tal. Tak lama lagi sang Putra Mahkota akan melakukan perjalanan menuju Yun untuk dinobatkan sebagai Kaisar Yun mengisi tahta yang sudah lebih dari dua tahun kosong. Akan tetapi, meski penjemputan dilakukan oleh pasukan dari Yun, sebenarnya Perdana Menteri tidak benar-benar ingin Putra Mahkota mengisi tahta. Oleh sebab itu, rencana keji pun dibuat untuk membunuh sang Putra Mahkota.
Dalam perjalanan menuju Yun, Putra Mahkota dan rombongan pengawal kerajaan Yun akan melintasi negeri Tal. Di negeri inilah aksi pembunuhan itu akan dilakukan dengan membayar bandit-bandit dari berbagai negara. Jika sampai Putra Mahkota terbunuh di negeri Tal maka orang yang paling disalahkan adalah Kaisar Tal. Sekali tepuk kena dua lalat sekaligus. Putra Mahkota meninggal dunia dan Kaisar Tal dicopot dari tahta.
“Apakah Ibu Suri tahu rencana Perdana Menteri?"
“Tentu saja tidak. Ia hanya tahu bahwa Putra Mahkota telah ditemukan. Ia juga terlalu bahagia atas penobatan putranya, jadi Perdana Menteri sengaja tak melibatkan Ibu Suri pada rencana ini. Lagi pula, jika sampai tahu ia pasti akan membocorkan ini semua pada putranya."
Berita mengenai Putra Mahkota Yun pertama telah ditemukan dan akan segera dilakukan penjemputan pun telah sampai pada Kaisar Tal. Surat perintah berstempel Kerajaan Yun berisi permohonan agar Kaisar Tal bersedia jiwa dan raga mengawal dan memastikan Putra Mahkota Yun pertama kembali ke Negeri Yun yang besar dengan selamat.
Baik Kaisar Tal maupun Putra Mahkota Yun pertama adalah saudara satu Ayah. Setelah hilang sejak masih di dalam buaian Ratu pertama akhirnya kini telah ditemukan. Sungguh dewa segera menyelematkan Negeri Yun dari kesewenang wenangan pemerintahan Perdana Menteri dan klannya. Tak ada rasa cemburu atau sakit hati saat mendengar kabar tersebut. Sejak awal, Duo Duo tak pernah menginginkan menjadi kaisar di negeri mana pun. Namun, takdir berkata lain. Di usia yang masih sangat muda, kini ia justru dinobatkan sebagai Kaisar negeri Tal. Sebuah negeri yang bahkan ia tak dilahirkan di tempat ini.
Kaisar Tal segera memanggil para komandan pasukan dan orang orang kompeten lainnya, termasuk Lee Hwon. Ia mengintruksikan agar mereka menjalankan perintah dari Yun, menjaga dan mengawal Putra Mahkota Yun pertama. Jika sampai terjadi hal buruk pada calon kaisar tersebut, maka semua pengawal akan dihukum mati dan Kaisar Tal harus turun tahta serta turut dihukum dan dibawa ke Negeri Yun sebagai tawanan.
Di satu sisi, Kerajaan Tal berusaha mematuhi perintah Negeri Yun. Sementara Perdana Menteri Lao yang sejatinya adalah orang yang mengirim perintah itu justru tengah sibuk menyusun siasat di depan peta Negeri Tal. Bersama dua putranya, ia menyusun strategi bagaimana agar para bandit itu berhasil membunuh Putra Mahkota Yun pertama.
“Lee Hwon, kudengar mereka telah mengutus jenderal terbaik mereka. Untuk apa mereka masih membutuhkan pengawalan kita?"
“Jenderal Negeri Yun? Siapa?" tanya Lee Hwon.
“Jenderal Lei dan putranya. Kenapa? Apa kau pernah bertemu dengan mereka?"
“Apa?! Ah, tidak. Aku bukan orang yang pernah pergi meninggalkan negeri ini," jawab Lee Hwon berbohong.
Dalam hati gadis berpenampilan pria itu, ia sungguh tak menyangka akhirnya akan bertemu dengan Lei Xio Ao. Setelah bertahun-tahun lamanya mencari kabar sang putra jenderal tersebut, kini justru mereka akan dipertemukan dengan situasi yang tidak direncanakan. Jika benar keduanya akan bertemu, berarti ia hanya perlu mencari Tuan Yu Lu Xuan. Hanya saja, ia tak bisa mengatakan yang sebenarnya bahwa dirinya adalah Wang Shuwan. la selalu ingat pesan dari mendiang Guru Qian agar terus hidup sebagai Lee Hwon agar tak mengulang kesalahan yang sama.
Bayangan ketika sama sama berada di Akademi Yun Shang kembali menyeruak. Sembari menunggang kuda, bayangan masa lalu itu seperti baru kemarin dialaminya. Wang Shuwan dan Lei Ao sama-sama menjadi tenaga pengajar. Keduanya tinggal sekamar dan berbagi satu kasur setiap malam. Saat itu Lei Ao tidak tahu bahwa yang selama itu tidur dengannya adalah seorang wanita. Kini, semua mungkin akan terulang meski tak sama. Lei Xio Ao tidak akan tahu bahwa pria kecil yang mengenakan pakaian prajurit itu adalah seorang wanita. Wanita yang sebenarnya sudah pernah dikenalnya.
To be continued