Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 6: Liburan

At 08.00 AM

Keenan melihat Alisa mempersiapkan semuanya. Keenan ingin membantu tapi dilarang oleh Alisa. Keenan tahu kaki Alisa masih sakit, tapi dia tahan. Siapapun yang mendapatkan hati Alisa pastinya orang itu sangat beruntung, Keenan hanya berharap Alisa bisa melupakan laki-laki seperti Leo dan mencari yang lebih baik.

“Makan dulu” Ucap Alisa dan Keenan langsung menuju meja makan

Keenan akui masakan Alisa memang paling enak setelah makanan masakan mamanya. Bahkan Lina saja tidak bisa memasak. Setelah kami selesai makan, Alisa mulai membereskan makanan yang masih tersisa di meja makan. Keenan membantu Alisa mencuci piring di westafel. Setelah bersih, Keenan membantu Alisa membawa barang-barang yang sudah disiapkan ke dalam mobil. Keenan meraih tangan Alisa dan mulai memasangkan cincin pernikahan mereka.

“Terimakasih” Ucap Alisa

Hati Keenan menghangat mendengar ucapan Alisa.

“Yaudah sekarang sudah siap kan, ayoo kita berangkat” Ucap Keenan

“AYOOO LETS GOO” Ucap Alisa dengan penuh semangat

Selama perjalanan hanya ada keheningan di dalam mobil mereka. Keenan masih enggan membuka pembicaraan dengan Alisa. Sampai mereka tiba di Bandara masih tetap diam tanpa ada yang mau membuka pembicaraan terlebih dahulu.

Sesudah check-in mereka memasuki pesawat dengan tiket yang dipesankan oleh papa Keenan sebelumnya. Arah pandangan Alisa keluar jendela. Keenan menggenggam tangan Alisa, Keenan tahu apa yang ada di pikiran Alisa saat ini. Dia pasti memikirkan Leo. Walaupun Leo hanya sebagai pelarian Alisa tapi perlahan Alisa mulai mencintainya.

“Sudahlah. Jangan dipikirkan. Tujuan kita jalan-jalan bukankah untuk membantumu melupakan Leo?” Suara Keenan membuyarkan lamunan Alisa pada Leo. Benar kata Keenan, tujuan mereka jalan-jalan bukan kah untuk melupakan Leo?

Alisa hanya menghela nafa lelah. Perlahan dia mulai memejamkan matanya. Alisa berusaha tidur agar pikirannya tidak fokus kepada pada Leo. Sebenarnya Alisa sudah tahu dari lama kalau Leo mengkhianatinya tapi entahlah kali ini rasanya sangat sakit. Alisa mendengar dari nada bicara cewek semalam, seperti tersirat akan kekecewaan di dalam hatinya. Alisa merasa bersalah pada dirinya, Leo rela membagi cintanya kepada wanita lain. Kenapa Leo tega menyia-nyiakan wanita sepertinya dan lebih memilih bersama Alisa? Apa ini semua karena hartaku ? monolog Alisa dalam hati Dada Alisa kembali sesak. Semua laki-laki yang mendekatinya kebanyakan karena harta yang dimiliki Alisa, bukan karena mencintainya. Jauh di dalam lubuk hati Alisa dia merasa cemburu pada Lina, karena dia mendapatkan Keenan yang mencintai dengan tulus seorang Lina yang apa adanya bukan ada apanya. Memang Alisa memiliki Keenan tapi tidak dengan hatinya. Hati Keena masih untuk Lina, andai saja Alisa bisa memutar waktu kembali, dia ingin baikan dengan Keenan tanpa harus ada pertengkaran.

Setelah menempuh perjalanan yang cukup panjang kini mereka sudah berada di Thailand. Alisa terus berpegangan tangan dengan Keenan dan langsung pergi menuju hotel.

Sesampainya mereka di hotel mereka pun segera memasuki hotel yang telah di sewa, dan bersiap-siap untuk jalan-jalan. Alisa dan Keenan ingin jalan-jalan mengelilingi kota Thailand. Senyum di bibir Alisa kembali mengembang melihat betapa indahnya pemandangan di Thailand. Mereka mendatangi tempat-tempat yang indah.

Selama Alisa dan Keenan berada di Thailand mereka libur sekolah selama satu minggu. Perasaan sakit dihati Alisa karena Leo perlahan mulai berkurang karena ada Keenan yang selalu disampingnya.

“Sayang”

‘Kata temen aku, kamu libur sekolah. Kenapa?’

“Aku ada acara sayang”

‘Kamu tidak berbohong kan?’

“Mana mungkin aku bohong. Tapi bukannya kamu tidak mau aku di hubungi?”

‘Iya. Aku takut aja. Katanya, saat kamu tidak hadir, Alisa juga tidak hadir. Aku takut kalau kamu bersamanya’

Keenan langsung melihat ke sampingnya. Tangannya masih setia menggenggam tangan Alisa. Sedangkan tubuh Alisa sudah bergetar dari tadi, dia menahan tangisnya agar tidak di lihat oleh Keenan.

“Mana mungkin sih sayang. Memangnya kenapa Alisa bisa tidak masuk?”

‘Kata temen aku sih, dia lagi sakit’

“Nah tu kan, nggak ada hubungannya dengan aku sayang. Aku ada acara keluarga disini, sedangkan Alisa dia lagi sakit”

‘Benar juga yah. Yaudah kamu baik-baik aja disana i miss you . Muacchhh’

”miss you to”

“Maafkan aku, Lina. Aku hanya tidak mau kamu khawatir dan cemburu kalau saat ini aku bersama Alisa” Batin Keenan

Lina memutuskan sambungannya. Sebenarnya dari tadi Alisa menahan rasa sesak di dalam dadanya. Kenapa di saat dia sedang berdua dengan Keenan malah Lina menghubunginya? Kira-kira seperti itulah isi pikiran Alisa.

“Kamu baik-baik saja kan?” Tanya Keenan

“II-Iya” Jawab Alisa gugup

Keenan mulai berpikir, bagaimana caranya mengembalikan senyuman Alisa kembali. Jadi dia iseng mengerjai Alisa. Oh iya saat ini mereka sedang jalan-jalan selepas mereka meletakkan barang-barang mereka di hotel.

Pyuhhh~

Keenan meniup telinga Alisa. Itu membuat Alisa bergidik ngeri dan menatap tajam Keenan.

“YAK!” Marah Alisa

Keenan mengeluarkan smirknya dan mendekatkan mulutnya ketelinga Alisa.

“Let’s play with me, baby” Mendengar suara berat Keenan membuat Alisa bergidik ngeri. Dia tahu apa maksud Keenan. Tapi haruskah dia melakukannya?

Keenan sebenarnya tidak sungguh-sungguh mengatakan itu. Keenan melihat Alisa membeku di tempat hanya tertawa kencang.

“Lihatlah, wajahmu memucat. Hei! Aku tidak akan melakukannya pada sembarangan orang hahahaha” Tawa Keenan

Sebenarnya ada rasa sakit yang menjalar dihati Alisa tapi dia berusaha untuk menutupinya.

Dukk

Dengan perasaan tidak bersalah Alisa menendang tulang kering bagian kakinya Keenan.

“Yak! Kenapa kamu suka sekali menendang orang sih?!” Omel Keenan yang terus meringis kesakitan

“Kamu sendiri yang nyebelin” Sahut Alisa santai

Keenan kembali mengeluarkan seringaiannya. Dia kembali membisiki Alisa.

“Apa kamu berharap aku akan melakukan itu hmmm? Apa kamu sudah siap beb? Bagaimana kalau kita lakukan sekarang? Pyuuhhh~” Bisik Keenan tepat ditelinga Alisa sambil meniup telinga Alisa.

Blush

Pipi Alisa tiba-tiba memerah. Alisa menundukkan kepala karena dia tidak mau Keenan melihat rona merah di pipinya. Dengan cepat Alisa menginjak kaki Keenan dan meninggalkan Keenan yang lagi-lagi kakinya menjadi sasaran empuk Alisa.

“Jangan berharap aku mau melakukannya denganmu!” Teriak Alisa yang berlalu begitu saja

“Tunggu aku heyy !” Teriak Keenan dan segera mengejar Alisa

Senyuman Alisa kembali lagi, itu semua berkat hal-hal kecil yang dilakukan Keenan yang membuat hatinya menghangat. Sejenak Alisa melupakan masalahnya dengan Leo.

Dan kini mereka berada di restoran yang cukup terkenal di Thailand. Mereka makan dengan tenang tanpa adanya keributan. Selesai makan, mereka langsung menuju tempat selanjutnya.

“Mau pulang aja atau jalan-jalan lagi?” Tanya Keenan

“Jalan-jalan lagi” Jawab Alisa

Mereka kembali jalan-jalan. Seharian ini mereka menghabiskan waktu berdua mengelilingi kota dan melihat indahnya pemandangan.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel