Ringkasan
“Dari mana saja, hm?” “A-Alisa habis dari ulang tahun temen. Iya ulang tahun temen.” “Siapa yang ulang tahun? Setahu Mama, semua temanmu ulang tahunnya udah lewat. Mau coba bohongin orang tua, hm?” “Hehehe Mama cantik deh, Alisa boleh masuk kamar kan? Alisa capek, Ma.” “Tapi sebelum itu, Papa akan memberitahu kamu sesuatu.” “A-apa itu, Pa?” “Kamu akan papa nikahkan dengan anak temen Papa. Kalau kamu menolak say goodbye untuk semua fasilitas kamu gunakan sekarang.” Matanya seketika melotot dan mulutnya menganga tidak percaya. Kini Alisa dalam mode blank. “Diam berarti setuju. Sudah sana masuk kamar.” Ayah dan Ibunya berbalik badan masuk kamar, tapi sebelum itu mereka mematikan lampu itu. Alisa? dia masih dalam mode blank. “Aku akan menikah? Aish! Mau jadi apa keluarga ku nanti kalau aku menikah di usiaku sekarang. Memasak aja aku tidak bisa, mau aku beri makan apa suami dan anakku nanti, masa batu?”
Bab 1: Rencana Pernikahan
Seharusnya hari ini merupakan hari yang paling membahagiakan. Bagaimana tidak? Dihari ini semua orang akan merasakan menjadi raja dan ratu sehari. Tapi hal ini tidak berlaku bagi pasangan yang akan menikah pada hari ini. Bagi mereka, hari ini merupakan hari yang paling sial. Tepat beberapa menit lagi Keenan dan Alisa akan menikah. Pernikahan ini sangat pribadi, bahkan Keenan dan Alisa enggan mengundang semua teman-temannya. Mereka berpikir “Aku masih 17 tahun dan harus menikah? Hell! No! Aku masih ingin bersenang-senang!” yah kiranya begitulah isi otak Alisa dan Keenan. Mau tahu kenapa mereka dinikahkan? Sedangkan mereka tidak saling mencintai?
_flashback on_
At Alisa House
Waktu sudah menunjukkan pukul 12.00 AM, Alisa memasuki rumahnya dengan berjinjit takut ketahuan, karena dia habis dari arena balap bersama teman-temannya. Tiba-tiba...
Tap.
Semua lampu dirumahnya tiba-tiba menyala.
“Mampus ketahuan.” Batin Alisa
Ayah dan Ibunya hanya tersenyum pada anak perawan mereka yang pulang larut malam.
“Dari mana saja, hm?” Itu suara Ayahnya yang bertanya
“A-Alisa habis dari ulang tahun temen. Iya ulang tahun temen.” Jawabnya gugup setengah mati
“Siapa yang ulang tahun? Setahu Mama, semua temanmu ulang tahunnya udah lewat. Mau coba bohongin orang tua, hm?” Sahut Ibunya dengan tersenyum manis
Bagi Alisa senyuman Ibunya saat ini sangatlah mengerikan.
“Matilah aku kali ini. Kenapa Mama harus hapal sih tanggal ulang tahun semua temenku.” Batin Alisa miris
“Hehehe Mama cantik deh, Alisa boleh masuk kamar kan? Alisa capek, Ma.” Ucap Alisa sambil membuat mimik wajah kelelahan
“Tapi sebelum itu, Papa akan memberitahu kamu sesuatu.” Ucap Ayahnya
“A-aapa itu, Pa?” Tanya Alisa gugup
“Kamu akan papa nikahkan dengan anak temen Papa. Kalau kamu menolak say goodbye untuk semua fasilitas kamu gunakan sekarang.” Ucap Ayahnya
Matanya seketika melotot dan mulutnya menganga tidak percaya. Kini Alisa dalam mode blank.
“Diam berarti setuju. Sudah sana masuk kamar.” Perintah ibunya sambil tersenyum sangat manis
Ayah dan Ibunya berbalik badan masuk kamar, tapi sebelum itu mereka mematikan lampu itu. Alisa? dia masih dalam mode blank.
“Aku akan menikah? Aishhh! Mau jadi apa keluargaku nanti kalau aku menikah di usia sekarang. Memasak saja aku tidak bisa, mau aku beri makan apa suami dan anakku nanti, masa batu?” Rutuk Alisa pada dirinya sendiri
At Keenan House
Keadaannya juga tidak jauh berbeda dengan yang terjadi di kediaman Alisa. Keenan yang habis dari balapan liar, memasuki rumah secara perlahan agar tidak ketahuan. Tiba-tiba...
Tap.
Lampu yang tadinya mati, kini menyala.
“Mati aku.” Batin Keenan
“Balapan lagi, hm?” Tanya Ayahnya
“Tidak!” Bantah Keenan cepat
“Terus dari mana?” Tanya Ibunya
“A-anu… i-itu… Keenan habis dari pesta ulang tahun temen, iya ulang tahun teman.” Bohong Keenan
“Siapa yang ulang tahun? Kenapa pestanya baru selesai sekarang?” Tanya Ayahnya
“I-itu…” Gugup Keenan bingung harus menjawab apa
“Sudahlah, Keenan. Mama tahu kalau kamu berbohong. Bulan depan kamu akan menikah dengan anak teman mama. Tidak ada penolakan! Kalau kamu masih menolak, say goodbye untuk semua fasilitas yang kamu terima sekarang.” Ucap Ibunya
“Hah?” Tanya Keenan dalam mode blank
“Diam, Papa anggap setuju. Ayo Ma, kita tidur lagi.” Ucap Ayahnya sambil menggandeng istrinya tercinta dan lampu dimatikan. Keenan? Jangan tanyakan dia. Dia masih dalam mode blank.
“Menikah? Dengan siapa? Aish! Aku tidak bisa bebas lagi, arrrgghh!” Frustasi Keenan sambil mengacak-acak rambutnya.
_Satu minggu kemudian_
At Restoran
Keenan menatap sinis orang yang ada di depannya. Bagaimana mungkin dia akan dinikahkan dengan musuhnya sendiri. Kalau kalian menebak musuh Keenan itu adalah Alisa, maka kalian benar. Mereka tidak pernah akur, sekarang mereka akan tinggal satu rumah? Hei, mau jadi apa rumah mereka nanti?
Keadaan malah berbanding terbalik, kalau Keenan memandang Alisa sinis maka Alisa membalasnya dengan senyuman. Tapi senyuman itu sulit Keenan artikan, seperti tersirat kelicikan.
“Kalian satu sekolah kan?” Tanya Ayahnya Keenan
“Iya, kita satu sekolah dan satu kelas.” Sahut Alisa
“Wah… bagus dong. Berarti kalian sudah saling mengenal.” Sahut Ibunya Keenan
“Tentu saja, aku mengenalnya. Cowok setampan Keenan, siapa yang tidak kenal?” Sahut Alisa.
“Apa kamu menyukai Keenan?” Tanya Ayahnya Keenan lagi
“Iya. Aku menyukainya, sejak lama.” Ucap Alisa sambil menatap Keenan dengan tatapan tidak bisa diartikan oleh Keenan. Sedangkan Keenan menatap seakan berbicara “Apa yang kau katakan tadi, bodoh?!” dan Alisa hanya mengindikkan bahunya dengan senyum yang menurut Keenan menyeramkan
“Ternyata mereka sudah saling kenal dan suka, baguslah kalau begitu. Jadi tidak susah-susah melakukan pendekatan terlebih dahulu.” Ucap Ayahnya Keenan senang
“Ah iya, Keenan punya usul, gimana pernikahan kami dimajukan jadi dua minggu lagi? Kan kami sudah kenal dan saling suka. Jadi tidak perlu menunggu lagi.” Ucap Keenan yang membuat semuanya tersedak
Alisa kini menatap Keenan dengan tatapan membunuh, tatapan itu seakan berkata “Jangan gila, bodoh!” Keenan balas menatap Alisa, tatapan itu seakan berkata “Inikan yang kamu inginkan?” dengan senyum mengejek dari Keenan.
“Baiklah kalau itu kemauan kalian. Kami setuju.” Setuju Ayahnya Keenan
“U-um… maaf Lisa harus ketoilet sebentar.” Pamit Alisa
Setelah ditoilet, Alisa mengirim pesan dengan Keenan untuk menyusulnya.
“Maaf sepertinya Keenan juga harus ketoilet sebentar.” Pamit Keenan setelah mendapat pesan dari Alisa
Dia menemui Alisa yang sedang berdiri sambil mengacak pinggang
“Apa yang kau katakan tadi, bodoh?!” Marah Alisa sambil berkacak pinggang
“Bukankah kamu yang mulai, istriku?” Sahut Keenan santai
“Aku hanya bilang kita sekelas! Dan HEI! JANGAN MEMANGGILKU SEENAKNYA!” Teriak Alisa marah
Kini dalam pikiran Alisa benar-benar ingin membunuh Keenan.
“Bukankah itu benar? Dua minggu lagi kamu akan menjadi istriku? Jadi tidak masalah kalau aku memanggilmu dengan sebutan istriku sekarang, toh sekarang ataupun nanti akan sama saja.” Sahut Keenan santai
Alisa hanya mendengus sebal.
“Tapi aku belum menyetujuinya.” Ucap Alisa sambil meredam emosi
“Kamu harus setuju.” Paksa Keenan
“Apa untungnya, kalau aku setuju?” Tanya Alisa
“Itu akan menguntungkan untuk kita berdua. Nanti kalau kita menikah, kita bisa bebas mau ngapain aja. Nanti biar aku yang bicara untuk dibelikan rumah dan hidup mandiri. Lagipula kamu bisa bebas pacaran dengan Leo dan aku bebas pacaran dengan Lina. Bagaimana ideku, bagus bukan?” Tanya Keenan
Alisa memikirkannya dan kemudian dia tersenyum.
“Bagus juga idenya. Kenapa aku tidak pernah terpikirkan.” Ucap Alisa menyetujui ide dari Keenan
“Yaiyalah, otakmu itu setara dengan otak udang.” Ejek Keenan
TAK.
Alisa mengeplak kening Keenan dengan sangat keras.
“Enak saja kamu ngatain aku otak udang, kamu tuh otak monyet!” Balas Alisa sengit
“Biarin, tapi otak udang lebih kecil dari monyet. Wlee!” Sahut Keena sambil menjulurkan lidahnya
“Ada gitu orang dikatain otak monyet malah seneng.” Sindir Alisa
Keenan menatap Alisa tajam. Seakan ingin mengulitinya hidup-hidup.
“Udahlah aku mau pergi dulu. Bye my husband. Muach!” Ucap Alisa sambil memberikan flying kiss pada Keenan