Bab 5: Rasa Cemburu
Alisa tidak tahu perasaan apa yang sedang menyelimuti hatinya saat ini. Dia merasakan panas dan sesak di dadanya saat melihat Lina memeluk Keenan. Alisa sendiri bingung kenapa bisa merasakan seperti itu, padahal dari dulu dia dan Keenan tidak pernah akur. Tapi saat ini hatinya menghangat ketika Keenan mengkhawatirkan keadaannya dan mengobati lukanya.
“Sudah selesai. Apa kamu mau aku antar kekamar? Kamu bisa mandi dulu selagi menunggu aku memasakkan bubur untukmu” Ucap Keenan
“Tidak perlu. Aku bisa sendiri” Sahut Alisa
Alisa mulai berdiri dan mencoba menahan rasa sakit dikakinya. Alisa berjalan terseok-seok. Dia kesusahan saat menaiki tangga, sampai ada tangan yang merangkulnya dan membantunya berjalan menaiki tangga.
“Makanya lain kali kalau tidak sanggup berjalan, jangan sok kuat. Kamu bisa minta bantuanku. Lagipula sekarang aku suamimu” Ucap Keenan sambil menuntun Alisa berjalan menaiki satu persatu anak tangga.
Saat Keenan mengucapkan kata ‘suamimu’ membuat jantung Alisa berdetak cepat. Alisa masih bingung apa yang dia rasakan saat ini, bahkan dia sudah sangat yakin jika sudah melupakan Keenan.
“Kalau benar nanti Keenan akan menikahi Lina terus kami akan bercerai dong?” Ucap Alisa dalam hati
Tok tok suara ketukan pintu dan Keenan masuk ke dalam kamar
“Nih kamu bisa mandi dulu, terus kamu berbaring aja biar nanti buburnya aku bawain” Ucap Keenan
Alisa hanya tersenyum dan mengangguk. Lalu segera mandi, setelah selesai mandi Alisa langsung duduk di tepi ranjang. Tak lama Keenan datang dan membawakannya bubur.
“Makanlah” Suara Keenan terdengar lembut
“Hmm, terima kasih” Sahut Alisa
Keenan langsung memasuki kamar mandi dan Alisa memakan bubur buatan Keenan, ternyata dia bisa memasak. Ketika buburnya sudah habis, Alisa meletakkan mangkok kosong itu ke meja disampingnya. Kemudian dia mencoba bangkit dan berdiri untuk mencarikan baju untuk Keenan. Setelah selesai menyelesaikan menyiapkan baju Keenan, Alisa berjalan menuju ruang tamu dengan kaki yang masih kesakitan. Ini sudah hampir dini hari, tapi Alisa tidak mengantuk sama sekali.
Drrrttt… drrrttt… drrrttt…
Alisa melihat nomer yang tulisannya ‘My Baby’, Alisa langsung menggeser tombol kewarna hijau karena aku penasaran.
“….”
‘Baby’
“….”
‘Kok kamu diam sih? Aku benar-benar merindukanmu, sayang’
Tanpa terduga airmata Alisa jatuh.
‘Sayang. Kok kamu diam aja sih? Oh ada Alisa itu yah di samping kamu? Kalaunya gitu aku tutup dulu deh yah, aku nggak mau ganggu kamu dengannya. Aku sayang kamu Leo. See you baby, muachhh’
Telpon itu terputus, Alisa sungguh tidak mampu lagi menahan tangisnya. Alisa tidak menyangka Leo selingkuh darinya. Kurang apa dia selama ini?
“Jangan dipikirkan. Kamu tahu dari dulu dia seperti apa, harusnya kamu udah siap dengan resikonya” Keenan datang entah kemana
Alisa langsung menghambur kedalam pelukan Keenan.
“Hiks hiks hiks tapi dia berjanji untuk berubah demi aku hiks hiks hiks bahkan wanita itu tahu namaku hiks hiks hiks dia bahkan merelakan pacarnya bersamaku hiks hiks hiks aku merasa bersalah Keenan hiks hiks hiks” Tangisku
“Mau bulan madu?” Pertanyaan Keenan membuat Alisa melepaskan pelukannya dan menatap Keenan
“Bu-bulan madu? Maksudmu?” Tanya Alisa
“Iya. Kita pergi bulan madu, anggap aja kamu bisa menenangkan diri disana dan membuang jauh-jauh pikiranmu dari Leo. Kita jalan-jalan ke Thailand, disana banyak tempat yang indah. Bagaimana?” Tanya Keenan
Alisa langsung tersenyum dan mengangguk setuju.
“Tapi bagaimana dengan Lina? Apakah dia tidak akan khawatir? Dan juga apa kamu tidak memiliki janji dengan Lina?” Tanya Alisa
“Tidak akan kok, dia membatalkan janjinya. Dia lagi fokus dengan skripsinya, bahkan dia sendiri yang bilang kalau aku tidak boleh menghubunginya selama satu bulan, jadi bagaimana kalau kita jalan-jalan? Aku akan meminta orang tua kita mengizinkan kita” Ucap Keenan
Senyum Alisa langsung terukir dibibirnya, harus Alisa akui jika Lina memang beruntung memiliki Keenan. Dia penuh dengan pengertian dan kasih sayang, Alisa rasa dia mulai cemburu dengan Lina karena dia telah memiliki hatinya Keenan.
Keenan memberiku sesuatu, itu isinya surat perjanjian kalau dalam satu tahun ini merek akan berpisah.
“Tanda tanganilah. Bukan maksudku untuk minta tandanganmu dalam kondisimu seperti ini. Tapi Lina sudah skripsi dan aku berjanji kalau dia harus menungguku dalam satu tahun ini, dan dia setuju. Jadi setelah satu tahun itu, aku akan resmi melamar Lina. Kamu carilah laki-laki yang baik, jangan pernah lagi termakan omongan manis Leo” Ucap Keenan
Hati Alisa rasanya sangat sakit. Rasanya seperti tersayat pisau, ini sangat menyakitkan.
“Untuk yang lalu, aku minta maaf karena telah mengerjaimu dan selalu mencari masalah denganmu. Aku tidak bermaksud sungguh, jadi apakah kamu mau berteman denganku?” Tanya Keenan
“Kalau kita berteman, apakah Lina tidak cemburu?” Tanya Alisa sedikit hati-hati
“Dia membebaskanku untuk berteman dengan siapa saja, yang penting kami bisa menjaga hati kami masing-masing” Jawab Keenan
Oke, Alisa benar-benar cemburu dengan Lina, dia sangat beruntung.
“Baiklah. Dimana aku harus tanda tangan?” Tanya Alisa
Keenan menunjukkan tempatnya, tangan Alisa rasanya sangat kaku dan dadanya sesak saat harus menandatangani surat itu. Ketika sudah di tanda tangani, pena ditangannya langsung lepas.
“Ini sudah dini hari, sebaiknya kamu tidur aku mau menghubungi orang tua kita dulu. Sekalian aku mau pesan tiket untuk kita berangkat besok” Ucap Keenan
“Baiklah. Aku akan membereskan baju-baju dulu” Sahut Alisa
“Biar aku saja. Kamu istirahatlah” Ucap Keenan
“Tidak boleh. Aku tidak mau ambil resiko kamar berantakan karena ulah mu. Biar aku saja!” Omel Alisa
“Iya. Iya” Sahut Keenan
Setelah Alisa pergi ke kamar, Keenan mulai menelpon mama dan papanya lewat telepon rumah untuk memberitahu mereka kalau mereka akan pergi bulan madu.
“Halo Mama, ini Keenan”
‘iya kenapa, sayang?’
“Keenan hanya ingin memberitahu kalau aku dan Alisa akan bulan madu ke Thailand”
‘Benarkah? Kapan? Apa tiketnya sudah kalian pesan?’
“Belum, ma. Keena ingin memberitahu kalian dulu, baru nanti beli tiket”
‘Baiklah, tiketnya akan papa kamu pesankan nanti’
“Benarkah ma?”
‘Iya, sayang. Sudah sana tidur’
“Iya. Izinkan Keenan dan Alisa yah”
‘Pastinya, sayang. Udah sana tidur ini sudah jam berapa dan kamu belum tidur’
“Iya, ma. Love you, mama sayang”
‘Love you too my son’
Teleponnya langsung Keenan putuskan dan Keenan langsung pergi ke kamar untuk menemui Alisa. Keenan tersenyum ternyata semua baju sudah di siapkan Alisa dengan rapi dan dia langsung tertidur. Keenan berjalan mendekat dan menarik selimut dan menutup tubuh Alisa hingga leher. Setelah itu Keenan langsung menuju ke sofa besar yang tersedia di dalam kamar mereka dan terlelap tidur.