Bab 4: Balapan
At 11.00 PM
Keadaan rumah sudah mulai sepi. Keenan pergi ke arena balap dan Alisa pergi ke bar bersama teman-temannya. Mereka merasa sangat bebas dengan kehidupannya sekarang.
Kini Alisa yang berada di bar mulai merasakan bosan.
“Aku sangat bosan. Kita pulang saja yuk” Ajak Alisa
“Jangan dulu lah. Baru juga jam 11, bagaimana kalau kita ke arena balap?” Ajak Clarissa
“Boleh juga” Sahut Alisa
Mereka langsung pergi ke arena balap. Kedatangan Alisa langsung disambut banyak teman-temannya.
“Loh sayang, kamu udah balik dari acara keluarga?” Tanya Leo yang juga ada di arena balap
“Iya. Maaf nggak bisa ngabarin kamu. Ponsel aku hilang, saat aku jalan-jalan bersama keluarga aku” Sahut Alisa berbohong
“Yaudah, ini kamu pakai ponselku” Ucap Leo sambil memberikan ponselnya ke Alisa
“Terus kamu pakai apa?” Tanya Alisa
“Aku punya dua ponsel. Kamu tenang aja. Ini buat kamu” Sahut Leo
Alisa langsung tersenyum senang dan mengecup pipi Leo lalu memeluknya. Leo hanya terkekeh geli melihat kelakuan pacarnya ini.
Sedangkan ditempat lain, Keenan bersama Lina dan teman-temannya. Kali ini Keenan balapan dengan Leo. Baik Keenan maupun Leo sudah siap di garis start dengan Alisa ditengah-tengah.
“1… 2… GO!” Teriak Alisa sambil mengayunkan benderanya keatas dan Keenan dan Leo langsung melajukan motornya dengan kecepatan tinggi
Alisa kembali bergabung dengan teman-temannya. Lina menghampiri Alisa.
“Kami akan segera menikah” Ucap Lina
Alisa mengerutkan keningnya mendengar penuturan Lina.
“Maksudmu?” Tanya Alisa bingung
“Keenan akan melamarku dan kami akan menikah. Kamu sendiri? Apakah Leo sudah melamarmu? Pasti belum kan? Asal kamu tahu aja, Leo itu playboy dia tidak mungkin melamarmu” Ucap Lina dengan nada mengejek
“Benarkah? Terus apa bedanya dengan Keenan? Aku tidak yakin, kalau Keenan benar-benar akan melamarmu. Bukankah Keenan memiliki banyak selir? Kamu Yakin? Kalo kamu satu-satunya bagi Keenan ?” Balas Alisa dengan nada dan senyum mengejek
Lina hanya menggeram emosi.
“Keenan sangat mencintaiku, jadi aku yakin aku satu-satunya yang dia cintai. Dia tidak mungkin meninggalkanku dan semua selirnya sudah aku basmi dengan bersih” Balas Lina
“Benarkah? Kamu yakin sudah membersihkan semuanya? Bagaimana dengan Clara, atau Dewita atau Sulli mungkin? (Alisa mendekatkan mulutnya ke telinga Lina untuk membisikkan sesuatu) sebulan yang lalu, aku melihat Keenan bersama Clara memasuki kamar bar” Ucap Alisa dengan seringaiannya
Dia yakin kalau Lina akan terpengaruh. Karena Lina orangnya mudah terpengaruh oleh orang lain.
“I-itu pasti bukan, Keenan” Gugup Lina
Lihatkan? Begitu saja dia sudah takut.
“Terserah kalau kamu tidak percaya, bahkan aku berada disana malam itu bersama teman-temanku” Ucap Alisa
Raut wajah Lina sudah ketakutan.
“Kamu pasti bohong!” Marah Lina dan langsung meninggalkan Alisa yang sedang tersenyum penuh kemenangan
“Sstt… Alisa” Bisik Dewita
“Apa?” Tanya Alisa yang juga berbisik
“Emang kamu malam itu benar-benar melihat Keenan bersama Clara?” Tanya Dewita
“Dianya saja yang bodoh. Bukankah malam itu Keenan lagi adu balap denganku dan dia sendiri yang menemaninya dan melihatku, dan sekarang dia malah percaya begitu saja… cih dia bodoh atau apa” Sahut Alisa sambil mendecih
Setelah menunggu akhirnya ada yang datang, Alisa kembali mengangkat benderanya dan itu ternyata Keenan. Lina langsung menghampiri Keenan dan memeluk leher Keenan lalu mengecup pipinya. Entah kenapa ada rasa panas yang menjalar di dalam hati Alisa, namun Alisa lebih memilih untuk mengabaikannya. Tapi semakin diabaikan itu membuat hatinya diselimuti rasa panas, sampai Leo datang. Alisa langsung memaksakan untuk tersenyum.
“Apa kamu baik-baik aja?” Tanya Alisa sambil mengusap pipi Leo
“Aku baik-baik aja, sayang” Leo langsung mengecup kening Alisa
Keenan menghampiri Leo dan Alisa.
“Ternyata lo lebih baik dari cewek lo ini” Ucap Keenan mengulurkan tangannya
“Kekeke… thanks udah mau balapan sama gue” Sahut Leo menyambut uluran tangan Keenan. Mereka tersenyum bersama.
“Lain kali, gue maunya balapan dengan lo lagi” Ucap Keenan
“Baikl. Atur saja waktunya” Sahut Leo setelah jabatan tangan itu terlepas
Keenan langsung menghampiri Lina dan mengantarkannya kembali kerumah. Ada rasa sesak ketika melihat Keenan seperti itu, tapi Alisa sendiri tidak tahu kenapa.
“Bukankah aku sudah melupakannya? Tapi kenapa perasaan ini muncul kembali?” Batin Jihyun
“Baiklah, baby. Ayo kuantar pulang” Ucap Jaehyun dan hanya disambut senyuman oleh Alisa
Leo mengantar Alisa pulang kerumah barunya tapi tidak sampai depan rumah, hanya depan gangnya saja.
“Kamu yakin nggak mau aku anter sampe depan rumah?” Tanya Leo khawatir
“nggak usah disini saja. Sudah sana kamu pulang, terus mandi dan tidur” Alisa mengecup kilas pipi Leo. Leo hanya tersenyum dan melajukan motornya. Kini Alisa berjalan menuju rumahnya yang jaraknya lumayan jauh.
Tiinnn… tiinnn… tiinnn…
Alisa mendengar klakson motor. Dia melihat ada motor yang melaju kearahnya.
“Ayo naik” Ucap Keenan saat melihat Alisa berjalan sendirian menuju rumah
“Cepet juga kamu ngaterin Lina” Sahut Alisa
“Udah buruan naik, aku tinggal nih. Aku sengaja ngebut-ngebut nganterin Lina, karena aku tahu kamu pasti minta Leo buat turunin kamu di depan gang” Jelas Keenan
Alisa langsung naik kemotor gedenya Keenan.
“Oh iya, bukannya tadi kamu bawa motor yah, terus dimana motor kamu sekarang?” Tanya Keenan
“Tadi sebelum aku menuju arena balap, aku sempet kecelakaan. Ada motor yang nyerempet aku dan bikin aku jatuh terus motor ku rusak dan orang itu lari begitu saja. Aku bawa aja motor aku ke bengkel terus kesana bareng Clarissa” Jawab Alisa
“Terus kamu ada yang luka? Apa ada yang berdarah? Kamu baik-baik aja kan?” Keenan khawatir dengan keadaan Alisa sampai dia turun dari motornya dan mencek keadaan Alisa. Keenan merasa bingung dengan dirinya kenapa dia bisa seperti ini.
“Aku baik-baik saja. Hanya ada lecet di kakiku” Ucap Alisa
Keenan langsung mencek kaki Alisa dan benar ada luka. Keenan memegang luka itu sampai mendengar ringisan sakit dari Alisa.
“Sakit yah?” Tanya Keenan khawatir
Alisa hanya mengangguk.
“Kalau begitu nanti aku obatin dirumah” Keenan langsung menaiki motornya dan melajukan nya menuju rumah mereka. Setelah sampai dirumah, Keenan memarkirkan motornya di dekat mobil mereka. Keenan membantu Alisa turun dari motornya dan membantu Alisa berjalan memasuki rumah. Keenan mendudukkan Alisa pelan-pelan ke sofa dan mengambil kotak P3K dan mulai mengobati kaki Alisa.
“Apa Leo tahu keadaanmu?” Tanya Keenan yang masih mengobati kaki Alisa
Alisa menggelengkan kepalanya. Keenan langsung menatap bingung Alisa.
“Kenapa kamu tidak memberitahunya?” Tanya Keenan
“Aku hanya tidak mau dia khawatir” Sahut Alisa
Keenan hanya menghela nafasnya dan kembali mengobati kaki Alisa.