Bab 3: Tinggal Serumah
Setelah beberapa hari di Paris, mereka berdua akhirnya kembali ke Indonesia. Keenan dan Alisa memasuki rumah baru mereka yang cukup mewah. Di rumah baru mereka ini memiliki dua lantai, satu ruang tamu, ruang makan dan kolam renang yang cukup besar di belakang rumah mereka. Alisa langsung melangkahkan kakinya mencoba membuka satu persatu pintu rumah itu tapi hanya ada satu kamar yang tidak dikunci. Mata Alisa membulat lebar.
“Kenapa?” Tanya Keenan saat sudah memasuki rumah dengan membawa koper mereka
Melihat tingkah aneh Alisa, Keenan melambaikan tangannya di depan wajah Alisa.
“Kenapa sih heyy?” Tanya Keenan yang makin dibuat bingung
“Se-semua ka-kamarnya terkunci dan hanya ada satu kamar yang tidak terkunci.” Jelas Alisa
Mata Keenan langsung membulat dengan mulut terbuka.
“Ka-kamu tidak bercanda kan?” Tanya Keenan memastikan
“Coba saja sana kamu cek satu persatu kamarnya.” Sahut Alisa
Keenan langsung men cek kamarnya satu persatu dan benar saja, tidak ada yang terbuka hanya satu kamar saja yang terbuka.
“Bagaimana?” Tanya Alisa saat Keenan sudah ada di depannya
“Terkunci.” Sahut Keenan
“Tuh kan benar. Sekarang gimana?” Tanya Alisa
“Entahlah” Sahut Keenan bingung
Alisa hanya mendengus sebal. Dia meninggalkan Keenan dan memasuki kamar atas, yang satu-satunya terbuka.
“HEI! BAWA SEMUA KOPERNYA KESINI KEENAN! CEPAT!” Teriak Alisa yang sudah berada di kamar
Keenan yang mendengar teriakan Alisa langsung mengangkat koper itu. Perlu perjuang untuk bisa sampai atas, karena koper itu sangat besar dan berat. Setelah sampai, Keenan langsung berbaring di sofa luas kamar itu.
“Alisa.” Panggil Keenan
“Hmm.” Sahut Alisa dengan gumaman
“Aku mau kita membuat perjanjian.” Ucap Keenan
Alisa langsung bangun dan menatap Keenan.
“Maksud kamu perjanjian seperti di dalam drama korea Full House gitu?” Tanya Alisa
Keenan bangun dari berbaringnya dan duduk menghadap Alisa.
“Bukan. Hanya ada satu perjanjian. Jangan pernah bawa orang lain kerumah ini, termasuk teman-teman dan kekasihmu itu.” Ucap Keenan
“Baiklah. Peraturan itu juga berlaku untuk kamu. Kalau salah satu diantara kita ada yang melanggar, dia harus pergi dari rumah ini.” Sahut Alisa
“Baiklah. Aku setuju.” Ucap Keenan
Keenan kembali berbaring di sofa itu. Alisa bangun dari kasur itu dan mengeluarkan semua baju-bajunya dan baju Keenan. Alisa mulai menata rapi semua pakaiannya dan Keenan.
“Mandi dulu sana.” Ucap Alisa yang masih menata rapi pakaian itu
Keenan langsung bangun dan mengambil handuk dan memasuki kamar mandi.
“JANGAN LAMA-LAMA ATAU PINTUNYA AKU DOBRAK!” Teriak Alisa
“IYA BAWEL.” Sahut Keenan yang juga berteriak
Alisa kembali melanjutkan pekerjaannya dan setelah semua tertata rapi, Alisa kembali membaringkan tubuhnya. Dia sendiri masih tidak percaya kalau sudah menikah dan lebih parah dia menikah dengan orang yang paling di bencinya.
“SIAPKAN BAJUKU.” Teriak Keenan dari kamar mandi
“SIAPKAN SENDIRI. KAMU PUNYA TANGAN, GUNAKAN DENGAN BAIK!” Balas Alisa yang juga berteriak
“OKE BAIK. TAPI JANGAN SALAHKAN AKU KALO KAMAR AKAN BERANTAKAN LAGI SEPERTI WAKTU ITU!” Teriak Keenan kembali
Alisa jadi ingat kejadian di hotel waktu itu, dimana kamarnya berantakan dengan semua baju yang berserakan dilantai karena perbuatan Keenan. Karena tidak mau ambil pusing dan kejadian itu terulang lagi, Alisa segera menyiapkan baju piyama untuk Keenan.
“SUDAH KU SIAPKAN! CEPATLAH! AKU JUGA INGIN MANDI!” Balas Alisa teriak
Ceklek.
Pintu kamar mandi terbuka, Alisa langsung menyambar baju ganti dan mengambil handuk lalu masuk ke kamar mandi. Selagi Alisa mandi, Keenan segera memakai baju yang sudah di siapkan Alisa. Keenan turun keruang tamu dan menyalakan televisi.
Drrrttt… drrrtttt… drrrrttt…
Keenan segera melihat siapa yang menelponnya sore-sore begini. Setelah melihat siapa pelakunya, Keenan tersenyum. Karena yang menelponnya itu kekasihnya.
“Hallo baby, ada apa, hm?”
“….”
“Maafkan aku, baby. Aku ada acara keluarga, jadi aku tidak bisa masuk. Kenapa, hm? Kau merindukanku?”
“….”
“Ckckck…. Aku juga sangat merindukanmu, baby.”
“….”
“Benarkah? Kenapa Alisa tidak masuk?”
“….”
“Hm, mungkin saja. Sudahlah, baby jangan membicarakan orang lain. Karena besok minggu, kamu mau jalan-jalan?”
“….”
“As you wish baby.”
Alisa yang memandang Keenan sedang tersenyum saat bertelponan, hanya cuek. Dia langsung menuju dapur dan mengambil beberapa bahan untuk dimasak. Karena dia sangat lapar, kali ini Alisa harus bersyukur pada mamanya yang mengajari Alisa memasak dengan sabar.
Keenan yang selesai bertelponan, langsung memandang Alisa yang sedang memakai apron.
“Kau bisa memasak?” Tanya Keenan yang kini sudah diruang makan
“Jangan remehkan aku. Senakal-nakalnya aku, aku bisa memasak.” Sahut Alisa
“Oh baguslah. Setidaknya kita tidak mati kelaparan, dan daripada delivery baik uangnya digunakan untuk hal penting.” Ucap Keenan
Alisa masih asik memasak. Dia saat memasak itu mengingat mamanya, karena kalau Alisa mengingat mamanya saat memasak, dia yakin masakannya akan sama seperti masakan mamanya. Keenan yang bosan memainkan game diponselnya. Setelah masakan jadi, Alisa membawanya ke meja makan yang disana sudah ada Keenan.
“Jauhkan tanganmu dari meja makan!” Ketus Alisa
Keenan hanya mendelik tajam dan menjauhkan tangannya dari meja makan, sedangkan Alisa masih mengambil beberapa masakan lainnya. Mencium harum masakan itu, membuat Keenan ingin mencicipinya. Tapi sebelum itu terjadi…
“JANGAN SENTUH MAKANAN ITU. KALAU TIDAK, AKU AKAN MEMBUNUHMU!” Teriakan menggelegar terdengar dan Keenan langsung mengurung niatnya.
Setelah semuanya tertata rapi, mereka makan dengan lahapnya.
“Ternyata masakanmu enak juga.” Puji Keenan
“Hmm, terimakasih.” Sahut Alisa yang masih asik makan
Setelah selesai, Alisa segera membereskan masakan itu dan mencucinya di westafel.
Setelah semuanya di cuci bersih, Alisa langsung menuju ruang tamu dan duduk disamping Keenan.
“Malam ini kamu akan balapan liar lagi?” Tanya Alisa
“Iya. Kamu sendiri? Apakah kamu malam ini akan kencan dengan Leo?” Tanya Keenan balik
“Tidak. Tapi aku akan ke bar bersama teman-temanku. Akhir-akhir ini Leo sibuk dengan tugasnya.” Sahut Alisa
“Sama. Lina juga akhir-akhir ini sangat sibuk, dan baru tadi aku ajakin dia jalan-jalan dia mau.” Ucap Keenan
“Maklumlah kan Leo dan Lina mereka itu mahasiswa jadi pasti banyak tugas dan pekerjaan.” Sahut Alisa
“Aneh yah.” Ucap Keenan
“Aneh apanya?” Tanya Alisa
“Biasanya kita selalu bertengkar. Eh sekarang kita malah satu rumah.” Sahut Keenan
“Iya juga yah.” Sahut Alisa setuju
Karena mereka setiap bertemu itu selalu bertengkar, baik di dalam kelas, di bar, dan di arena balap. Iya, Alisa selain ke bar dia juga ke arena balap untuk balapan dengan Keenan. Semua teman-temannya di Arena balap tidak tahu nama asli Alisa kecuali kekasih Alisa, sahabatnya dan Keenan serta Lina, mereka hanya tahu Alisa itu adalah Gianna.