Bab 5
"Angel. Tunggu aku!" panggil Thomas menghampiri Angel yang sedang duduk di terminal.
Angel menatap kaget kepada orang yang tidak ingin ia temui lagi itu. Angel langsung pergi dan tak menghiraukan panggilan Thomas. Tidak sudi matanya menatap sosok brengsek itu lagi. Kini, dirinya sudah begitu bahagia dengan kedua anaknya.
"Angel, Tunggu!!" teriak Thomas lagi.
Thomas berlari mengejar Angel. Hingga ia pun akhirnya berhasil meraih tangan Angel.
"Lepaskan aku Thomas!" ujar Angel yang berusaha melepaskan cengkraman tangan Thomas.
"Tidak Angel. Tidak akan. Kita harus bicara!" Semakin mencengkram kuat.
Angel menggeleng kecil. Ia menatap tak suka kepada mantan suaminya itu. Mantan suami yang sudah menorehkan luka baginya dan kedua anaknya.
"TIDAK ADA YANG PERLU KITA BICARAKAN LAGI THOMAS!" teriak Angel marah.
"Angel. Kumohon, beri aku kesempatan. Aku benar-benar menyesal. Kumohon."
"Tidak Thomas. Kita sudah berakhir sejak dua tahun yang lalu. Tidak ada lagi kesempatan untukmu."
"Tapi Angel. Kamu tidak kasihan dengan ke dua anak kita? Mereka pasti membutuhkan sosokku juga. Aku ayahnya."
Angel tertawa sinis mendengar perkataan Thomas.
"Anak kamu bilang? Kemana saja kamu selama dua tahun ini. Kamu bahkan tidak menjenguk dan menafkahi anak kamu sendiri.Papa macam apa kamu ini? Haha." Tertawa sumbang. Sangat menggelikan sekali mendengar ucapan Thomas barusan.
Thomas terdiam mendengar ucapan Angel. Memang apa yang di katakan Angel benar adanya. Ia memang bukan Papa yang baik untuk ke dua anaknya.
"Aku tahu, tapi sekarang aku ingin memperbaiki semuanya. Tolong beri aku kesempatan kedua."
"Tidak Thomas. Sekali tidak, tetap tidak!!!!" kata Angel tegas. Angel pergi meninggalkan Thomas seorang diri. Ia begitu muak dengan kata-kata manis yang Thomas ucapkan.
Angel berlari sekuat tenaga. Ia tak peduli jika kakinya keseleo. Ia tidak menyangka akan bertemu lagi dengan Thomas mantan suaminya itu.
"Dasar, kenapa dia harus muncul lagi?" dengus Angel kesal.
"Padahal aku berharap tidak akan bertemu dengannya seumur hidup. Dia benar-benar pria yang tidak tahu malu," ucap Angel lagi.
Angel menatap jalanan yang ia lewati. Bahkan ia yang niat awal ingin pergi menemui Zayn, malah salah rute begini.
"Haduh, bahkan aku harus memutar balik dan jalan kaki. Aku sudah ketinggalan bus. Dasar, semua karena si Thomas yang brengsek itu."
Angel menyusuri jalan dengan perasaan kesal. Bagi Angel, Thomas adalah bencana dalam hidupnya.
Baru dua tahun ini, Angel benar-benar menjalani hidup bahagia sesuai keinginannya. Hari ini ia berencana ingin membuat kejutan kepada Zayn. Namun, semua pupus sudah. Moodnya sudah memburuk begitu saja.
Namun, ia akan tetap melaksanakan sesuai rencana awal.
Zayn berulang tahun hari ini. Angel juga ingin menjawab pertanyaan Zayn yang melamar dirinya tempo hari.
"Hari ini pasti dia akan senang," batin Angel.
Kekesalan Angel mereda setelah mengingat Zayn. Zayn, orang yang kini berarti selain kedua anaknya di kehidupannya sekarang. Zayn yang selalu ada untuknya. Zayn yang menjadi sumber kebahagian bahinya.
Cukup lama, Angel berjalan kaki untuk sampai di tempat Zayn bekerja.
"Huh ... huh .... Aku sangat capek, "batin Angel.
Angel melihat Zayn sedang mengobrol dengan seorang wanita cantik. Angel terlihat tidak suka.
"Siapa wanita itu? Dia terlihat sangat tertarik dengan kekasihku," gumam Angel kesal.
Angel menghampiri keduanya. Ia tersenyum lembut kepada Zayn. Dan menatap tak suka kepada perempuan di samping Zayn.
"Sayang, kamu ternyata di sini. Aku mencari mu kemana-mana. Ayo kita pulang. Anak-anak sudah menunggu." Dengan nada manja.
Zayn tertawa kecil melihat Angel berkata seperti itu. Sepertinya Angel tengah cemburu.
"Zayn dia siapa?" tanya Veronika.
Veronika adalah CEO dari perusahaan tempat Zayn bekerja. Bisa di katakan Veronika adalah CEO baru. Ia baru satu tahun menjadi CEO menggantikan Papanya. Veronika dan Zayn memang terlihat sangat dekat.
"Aku calon istrinya Zayn. Sebentar lagi kami akan menikah," ucap Angel. Veronika terpelongo tidak percaya. Yang Veronika tahu, Zayn memang berstatus Duda anak satu.
"Apa itu benar Zayn?" tanya Veronika memastikan.
Zayn mengangguk dan tersenyum
"Iya, Bu. Dia memang calon istri saya."
Veronika terlihat tidak suka. Ia sedih mengetahui kenyataan Zayn yang akan segera menikah. Padahal, ada satu harapan di hatinya.
"Oh begitu rupanya. Selamat ya," ucap Veronika tersenyum paksa. Ia tersenyum lembut hanya kepada Zayn saja. Tidak kepada Angel.
"Ya sudah, kalau begitu. Saya pamit dulu ya. Tolong kamu pertimbangkan baik-baik tawaran saya tadi Zayn."
"Iya Bu. Hati-hati ya," jawab Zayn. Ia juga tersenyum lembut kepada Veronika. Dan itu semakin membuat Angel kesal saja.
"Huh, dasar. Perempuan ini hanya ingin menarik perhatian Zayn saja. Awas saja kalau dia berani macam-macam. Tidak akan pernah kubiarkan," batin Angel.
"Ya sudah. Ayo kita pulang Mas. Aku tidak suka di sini." Dengan segera Angel menarik paksa tangan Zayn. Zayn hanya pasrah diperlakukan seperti itu oleh Angel.
"Ternyata, wanita yang sedang cemburu benar-benar menakutkan. Mereka seperti harimau kelaparan yang siap memakan mangsanya," batin Zayn yang terus memperhatikan Angel.
Kemudian Zayn terkekeh geli. Ternyata Angel bisa juga cemburu kepada dirinya. Zayn pikir hanya dirinya saja yang cemburu buta kepada Angel. Nyatanya Angel juga sama.
"Kita mau kemana?" tanya Zayn.
Angel menatap Zayn dengan tatapan kesal. Sebab Zayn tadi tersenyum lembut kepada perempuan yang bernama Veronika tadi. Dan Angel amat tak menyukainya.
Senyum Zayn hanya boleh untuk dirinya dan untuk anak-anak mereka. Tidak boleh untuk siapapun apalagi perempuan seperti Veronika.
Ternyata Angel membawa Zayn untuk mengunjungi sebuah taman. Taman yang begitu indah dan menyenangkan. Banyak pasangan yang memadati taman saat ini.
Angel dan Zayn duduk menikmati semilir angin sore. Angel sangat menyukainya. Begitupun dengan Zayn. Dengan angin yang berhembus, mereka merasa jika masalah yang sedang mereka pikul seolah terbang entah ke mana.
Angel menatap Zayn begitu lekat. Angel menyentuh pipi Zayn dengan jari telunjuknya.
"Ada apa?" tanya Zayn yang masih memejamkan matanya menikmati semilir angin.
"Tidak ada. Hanya saja aku penasaran. Perempuan tadi itu siapa? Kenapa kalian terlihat sangat dekat?"
Zayn membuka matanya dan menatap Angel balik. Kemudian ia tersenyum menggoda.
"Kenapa? Kamu cemburu ya?"
Angel gelagapan dan menggeleng.
"Tidak, aku tidak cemburu. Aku hanya penasaran saja. Tidak salah kan?" Dengan nada gugup.
Zayn tertawa kecil. Ia sangat tahu jika Angel memang benar-benar cemburu kepada atasannya bu Veronika. Hanya saja Angela terlalu gengsi untuk mengakuinya.
"Tadi itu Bu Veronika. Dia CEO di perusahaan tempat aku bekerja," jelas Zayn.
Angel beroh ria.
"Tapi, kenapa kalian bisa terlihat sangat dekat? Padahal itu sangat mustahil sekali. Karena kamu kan hanya seorang Cleaning Servis sedangkan dia CEO. Apa kamu tidak merasa aneh?"
"Aneh kenapa?" tanya Zayn tak mengerti.
"Begini ya. Jika menurut orang lain seperti kami. Pasti akan mengira jika kalian memiliki khusus."
"Haha, mana mungkin. Bu Veronika begitu cantik. Aku hanya seorang Duda miskin beranak satu. Tidak ada satupun yang menarik dengan diriku," ucap Zayn sambil tertawa.
"Kamu tidak tahu, jika ada sesuatu yang sangat menarik di dalam dirimu. Yaitu hatimu," batin Angel. Ia terus menatap Zayn dengan tatapan yang sangat mendalam.
Tampaknya, ia harus menerima tawaran Zayn yang ingin menikahinya. Ia tidak ingin kehilangan sosok Zayn.