Bab 8 . Jadilah diri sendiri
Suri mengobrol cukup lama dengan Toby. Suri suka pria dengan otak cemerlang, banyak hal yang dapat dibicarakan. Suri tidak tahu berapa lama dirinya mengobrol dengan Toby. Setelah puas mengobrol, Suri berjalan keliling ruangan ini. Di bagian depan terdapat jendela kaca besar yang dapat melihat jelas ke dua lantai di bawah. Suri bersandar di salah satu pilar dan menatap ke bawah melihat orang-orang yang sibuk berjudi.
Suri melihat sekeliling dan tatapannya terkunci ke pasangan yang sedang bermesraan di balkon. Siapa lagi kalau bukan Tuan Dominic dengan wanita tadi.
"Ini kaca satu sisi, artinya kita dapat melihat mereka tapi tidak dengan mereka yang dibawah," jelas Toby yang berjalan mendekati Suri.
Toby kagum dengan otak Suri yang cemerlang, dirinya mendapat banyak pelajaran baru saat mengobrol dengan Suri. Penampilan wanita itu tidak menunjukkan otaknya yang brilian, awalnya Toby mengira Suri adalah salah satu kekasih Tuan Dominic. Tapi selama ini Tuan Dominic tidak pernah membawa siapapun kemari, dan itu artinya Suri adalah calon tim inti keluarga Qin.
Suri mengangguk, dirinya tidak lagi berniat mengobrol. Dirinya merasa sedih, walaupun sudah berusaha menjadi wanita dewasa dan berpengalaman tapi tetap tidak mendapatkan perhatian pria impiannya. Sejujurnya sangat lelah berpenampilan seperti ini, gaya berjalan harus dibuat-buat, ekspresi wajah harus diatur belum lagi sepatu tinggi yang dikenakannya saat ini seakan membuat kakinya hampir patah.
Sam masuk ke dalam ruangan kontrol, Suri berbalik menatap Sam. Selalu saat dirinya merasa sedih tetap Sam yang akan muncul dihadapannya. Saat kuliah di negara K, sewaktu dirinya merasa sedih pasti Sam akan menelepon dan mengobrol dengannya.
Sam melihat ekspresi wajah Suri tidak lagi seantusias tadi, sekarang Suri terlihat seperti akan menangis.
Apakah perkiraaannya benar, Suri melihat Tuan Dominic bersama kekasihnya di balkon. Tadi Tuan Dominic memintanya meninggalkannya saat di balkon bersama wanita itu.
Sam berjalan ke arah jendela kaca besar dan mengintip ke bawah, terlihat jelas tuan dan kekasihnya sedang bermesraan.
"Tuan Dominic berpesan untuk mendaftarkan sidik jari Suri ke akses lift," ujar Sam.
Sam adalah tangan kanan dan orang kepercayaan Tuan Dominic. Sam adalah bayangan Tuan Dominic, itu artinya perkataan Sam sama pentingnya dengan perkataan Tuan Dominic. Semua orang tahu itu.
"Ayo, aku daftarkan sidik jarimu ke pintu akses lift," ajak Toby.
Lalu mereka bertiga berjalan ke arah lift, Toby menggunakan laptop kecilnya menghubungkan dengan sistem lift, lalu meminta Suri meletakkan jari telunjuk diatas alat scan.
"Selesai!", ucap Toby sambil mematikan laptop kecilnya.
"Baiklah, sudah terlalu larut dan saya sudah lelah. Sudah saatnya saya pamit," ucap Suri sambil tersenyum kepada Toby. Suri menyukai Toby pria ramah tanpa maksud aneh-aneh kepadanya sama seperti Sam.
Setelah pamit dengan Toby, Sam dan Suri masuk ke dalam lift dan turun ke lantai 1. Mobil mereka parkir tepat di depan pintu putar, tempat parkir khusus Tuan Dominic.
Di dalam lift Sam melepaskan jas dan menyampirkannya ke bahu Suri, lalu.berkata "Pakailah, sangat dingin disini."
Suri memang kedinginan, gaunnya sangat kekurangan bahan. Suri merapikan jas Sam untuk menutup tubuhnya rapat. Jas Sam cukup panjang saat dikenakan Suri, tentu saja karena Sam sangat tinggi.
Lift berhenti tanda mereka tiba di lantai tujuan, lalu mereka berjalan ke luar menuju pintu putar besar kasino.
Tuan Dominic dengan wanita tadi dipelukannnya, masih berada di balkon, dirinya melihat kebawah. Melihat Suri dan Sam yang berjalan meninggalkan kasino. Tuan Dominic melihat Sam memberikan jasnya untuk dipakai Suri, sangat gentleman. Itulah alasan utama Tuan Dominic menyerahkan urusan Suri kepada Sam. Sam pria yang memiliki pandangan kuno untuk berhubungan dengan wanita, selama Sam mengikutinya, dirinya tidak pernah melihat Sam berkencan. Sesekali dirinya akan mengatur seorang gadis cantik untuk menemani Sam, namun Sam selalu menghindar dengan beribu alasan.
Kenangan pertama dirinya bertemu dengan Sam adalah saat Sam masih bocah. Sam terkapar bersimbah darah di samping kasino ini. Anak jalanan yang bertarung untuk bertahan hidup. Tidak tahu keberuntungan atau bukan Sam bertemu dengannya. Karena saat ini kehidupan Sam tidak banyak berbeda dengan dahulu dimana nyawa selalu menjadi taruhan.
Wanita di sisinya mulai ingin mencium dirinya lagi. Dominic menghindar, dirinya lelah menghadapi wanita ini yang dari tadi menempel padanya. Dominic pergi meninggalkan wanita itu tanpa berkata-kata. Itu artinya hubungan mereka selesai sampai disini. Wanita itu kesal lalu menghentakkan kakinya, Dominic terkenal pemain wanita, tapi dirinya belum puas bermain dan pria itu malah pergi meninggalkannya.
Dominic berjalan ke arah bar, dirinya memang sengaja berdiri di balkon dan bermesraan dengan wanita yang bahkan namanya tidak diingat. Dominic ingin Suri berhenti mengharapkannya, biasanya dirinya tidak peduli akan perasaan wanita. Baginya wanita sama seperti pakaian, jika bosan maka diganti.
Namun dengan Suri terasa berbeda, mungkin karena Suri pernah menyelamatkannya, batin Dominic.
Selama perjalanan pulang Suri tidak berbicara begitu juga dengan Sam. Saat mobil berhenti di depan pintu masuk gedung apartemen, Sam berkata "Saya tidak antar, saya masih harus menjemput Tuan Dominic."
Suri tidak menjawab, Suri membuka pintu mobil dan hendak turun. Sam menggenggam pergelangan tangan Suri.
Suri berhenti dan berbalik menatap Sam.
"Jadilah diri sendiri," ucap Sam, dirinya tidak ingin Suri terlalu berusaha menjadi pribadi yang bukan miliknya. Karena itu akan sangat melelahkan.
"Tentu," jawab Suri.
"Masuklah dan istirahatlah lebih awal." Sam melepaskan tangan Suri dan melambai kepadanya.
Setelah memastikan Suri masuk ke dalam gedung, Sam baru melajukan mobilnya meninggalkan gedung apartemen.
Suri mandi dan berganti pakaian lalu merebahkan tubuhnya di atas kasur baru yang empuk. Suri berjanji mulai hari ini dirinya tidak akan lagi berusaha menjadi wanita dewasa dan berpengalaman demi pria impiannya yang hidung belang.
Suri merasakan kakinya sangat sakit karena bertahan berdiri di sepatu heels yang sangat tinggi, sangat menderita. Suri lelah dan tidak lama dirinya pun tertidur lelap.
Di negara K, Darren Sima berdiri menghadap keluar jendela apartemennya. Dirinya tidak menyangka Suri benar-benar meninggalkan dirinya. Gadis itu lebih memilih pulang ke kota kelahirannya daripada hidup bersama nya disini.
Darren Sima selalu merasa ada sesuatu yang dirahasiakan Suri kepadanya. Namun pelacakan tidak menghasilkan apapun, semuanya sesuai dengan yang Suri sampaikan padanya. Suri mengatakan padanya, bahwa dirinya yatim piatu dan dibesarkan di panti asuhan Kasih.
Namun Darren Sima merasa ada sesuatu yang salah terutama setelah Suri mengatakan alasannya kembali adalah untuk membalas kebaikan panti padanya.
Darren Sima sangat menyukai gadis itu, awalnya dirinya mengira akan segera melupakan Suri. Namun kenyataannya, dirinya semakin merindukannya. Suri sama sekali tidak menghubunginya, apakah Suri baik-baik saja di sana? batin Darren Sima.
Darren Sima selalu menyadari ada orang lain di hati Suri, awalnya dirinya tidak mempermasalahkan selama Suri bersedia berada disisinya. Namun seiring berjalannya waktu, Darren Sima menjadi menginginkan lebih, dirinya ingin memiliki Suri seutuhnya. Dan Suri tidak pernah membiarkan itu terjadi, hanya pelukan dan ciuman yang diberikan gadis itu padanya. Jika Darren Sima mulai menginginkan lebih, maka Suri akan segera mundur.