Bab 7 . Wanitaku
Tuan Dominic masih berbicara dengan kedua pria tersebut dan tangan pria itu masih bermain di punggungnya. Suri yang berada dalam pelukan Tuan Dominic perlahan menyandarkan tubuhnya ke tubuh Tuan Dominic. Satu tangan Suri memeluk pinggang pria itu, dan satu tangan lagi diletakkan di atas dada bidang Tuan Dominic.
Jari jemari mungilnya bermain di dada bidang pria itu mengikuti gerakan jari jemari pria itu di punggungnya.
Tuan Dominic menghentikan elusan jari jemarinya di punggung Suri. Untuk sesaat Tuan Dominic tidak fokus pada lawan bicaranya. Namun hanya sesaat, lalu Tuan Dominic mengencangkan pelukannya dan menarik Suri lebih menempel pada dirinya.
Tentu hal tersebut tidak luput dari pandangan lawan bicara Tuan Dominic. Dapat dipastikan mereka menganggap Suri adalah kekasih baru pria kaya itu. Dan tatapan pria paruh baya itu berubah terhadap Suri, jika Tuan Dominic sudah tidak menginginkan wanita itu, maka dirinya akan dengan senang hati menerimanya.
Suri merasakan taktiknya untuk membuat Tuan Dominic kewalahan seperti dirinya, gagal total. Suri menurunkan tangannya dan hendak menjauhkan tubuhnya yang menempel pada Tuan Dominic. Tapi sia-sia karena pelukan pria itu semakin erat, Tuan Dominic masih berbicara dengan kedua pria itu dan tidak menatap Suri.
Yang bisa diperbuat Suri hanya menempel di tubuh pria itu dan menatap wajah pria idamannya. Sudah lima tahun tetapi pria itu sama sekali tidak menua malahan terkesan semakin matang dan tampan.
Tuan Dominic sadar akan tatapan Suri pada dirinya dan sambil berbicara dirinya melirik ke arah Suri. Suri yang serius menatap dirinya terlihat sangat cantik dan menggoda, seketika muncul keinginan untuk mencium gadis itu lagi. Namun sebelum keinginan dilaksanakan, tiba-tiba ada suara wanita yang memanggilnya dari arah belakang kedua pria yang berdiri dihadapannya.
"Dominic...," Suri mendengar suara seorang wanita yang terdengar sangat manja memanggil pria yang memeluknya saat ini. Seketika tubuh Suri menegang dan melepaskan dirinya dari pelukan Tuan Dominic, dan Tuan Dominic tidak lagi menahan tubuhnya seperti tadi.
Bagaikan tersiram air dingin, Suri melihat seorang wanita cantik sangat cantik layaknya boneka berjalan ke arah Tuan Dominic lalu memeluknya mesra.
Dan keduanya bertukar ciuman yang cukup basah dan panjang. Suri merasa jijik mengingat seperti itulah Tuan Dominic menciumnya tadi siang. Suri merasa bibirnya sangat kotor, sudah berapa banyak wanita yang pernah dicium pria itu.
Sedih pasti, tapi yang paling menjengkelkan adalah pria itu menggoda dirinya tanpa rasa bersalah. Setelah menggodanya ,langsung bermesraan dengan wanita lain.
Sam yang berdiri di belakang mereka melihat jelas perubahan ekspresi wajah Suri. Memang seperti itu sikap tuan yang sangat dihormatinya, dan beruntung untuk Suri mengetahui hal tersebut lebih awal sebelum terjerumus lebih dalam.
Pria paruh baya berjalan ke arah Suri dan dengan lancang mengelus pundaknya yang terbuka dan berkata "Tuan Dominic sudah memiliki wanita lain, bagaimana jika kamu bersamaku saja."
Suri menatap pria paruh baya yang sama tinggi dengannya, dengan senyum manis Suri perlahan memegang tangan yang berada di pundaknya.
Tuan Dominic dan Sam melihat bagaimana pria itu menggoda Suri, mereka penasaran akan seperti apa nasib pria itu saat mencari masalah dengan wanita pemegang sabuk biru Taekwondo.
Pria paruh baya tersenyum girang, dirinya mengira Suri menerima ajakannya.
Awalnya genggaman Suri lembut, namun saat melihat bagaimana pria tua itu tersenyum Suri langsung menarik tangan pria tua itu dan memutarnya ke belakang tubuh pria itu.
'Kreeekkk!!!"
Suara tulang terdengar jelas, Suri tidak mematahkannya, namun karena pria tua ini jarang berolahraga maka tulang nya kaku.
"Ah.. ah... sakit!!!! Tolong aku..," ratap pria itu.
Suri mendekatkan wajahnya dan berbisik di telinga pria itu "Hati-hati, perhatikan dengan siapa anda berurusan!"
Lalu Suri melepaskan tangan pria tua itu dan menatap tajam melihat apa yang akan dilakukan pria itu. Suri tidak keberatan memberi satu atau dua tendangan ke wajah menjengkelkan itu.
"Kau.. kamu..," Pria tua itu mulai marah dan menunjuk wajah Suri.
Tuan Dominic berjalan dan berdiri di depan Suri menghadang pria paruh baya itu.
"Dia wanitaku, hanya milikku!" ujar Tuan Dominic. Dirinya yakin pria tua itu akan babak belur jika dirinya tidak menengahi mereka. Sebetulnya Tuan Dominic ingin melihat bagaimana Suri menghajarnya, namun melihat pakaiannya yang minim, Tuan Dominic tidak senang jika tubuh indah Suri dilihat orang lain.
Kata-kata Tuan Dominic terdengar sangat manis, mungkin Suri akan terbang ke langit ke 7 jika tadi tidak melihat bagaimana pria itu bermesraan dengan wanita lain dihadapannya.
"Maaf.. maafkan aku." Pria paruh baya itu meminta maaf pada Suri, tidak ada yang berani berebut wanita dengan pria keluarga Qin.
"Pergilah, untuk informasi selengkapnya nanti kalian serahkan pada Sam." Lanjut Tuan Dominic dan kedua pria itupun meninggalkan mereka.
Wanita itu masih memeluk erat Tuan Dominic dan pria itu juga sangat menikmati pelukan itu. Suri marah dan kesal, bagaimana ada pria murahan seperti itu. Dulu saat mendengar kisah cinta Tuan Dominic yang tragis dari Sam, Suri beranggapan pria itu adalah tipe yang setia tapi apa yang terlihat dihadapannya sangat berkebalikan.
Tuan Dominic melihat jelas ekspresi marah di wajah Suri. Suri adalah sosok penting dalam lingkup bisnisnya, Tuan Dominic tidak akan melibatkan diri dengan Suri karena hal itu akan membuat diri gadis itu menjadi lemah. Lagipula Tuan Dominic hanya menyukai hubungan singkat dan itu tidak cocok untuk jiwa Suri yang masih murni.
"Tunggu saya di bar," ucap Tuan Dominic kepada wanita cantik itu sambil memberikan kecupan singkat di bibir indahnya. Wanita itu mengikuti perintahnya dan berbalik pergi meninggalkan mereka bertiga.
Tuan Dominic hendak memeluk pinggang Suri kembali, namun Suri menghindar sangat cepat dan berkata, "Aku bisa jalan sendiri!".
Tuan Dominic menyadari kecemburuan Suri, dirinya senang lalu mengangguk dan berjalan kembali ke dalam lift diikuti Sam dan Suri di belakangnya.
Mereka masuk ke dalam lift, Tuan Dominic menekan tombol untuk lantai atas. Suri memperhatikannya ternyata tombol lift menscan sidik jari Tuan Dominic dan menyala setelah terverifikasi. Keren!!!! batin Suri.
Pintu lift terbuka dan mereka langsung berada di ruang kontrol yang amat luas. Suri melupakan kemarahannya dan berjalan melewati Tuan Dominic dan Sam.
Ruangan ini sangat luas dengan puluhan layar monitor tipis tergantung. Di depan layar terdapat deretan perangkat komputer, Suri tahu itu keluaran perusahaan ternama dan produk terbaru dan pastinya canggih.
Di depan deretan meja panjang tampak sekitar sepuluh orang duduk disana dan mengoperasikannya, mereka semua terlihat sangat serius.
"Selamat malam Tuan!" sapa seorang pria kepada Tuan Dominic.
Suri menatap ke arah suara dan dengan hanya melihat penampilan pria itu, Suri sudah yakin bahwa pria itu jenius dan pasti pemimpin ruang kontrol ini. Penampilan kutu buku maksimal melekat pada pria itu.
"Perkenalkan ini Toby dan ini Suri," Tuan Dominic memperkenalkan mereka berdua dan mereka bersalaman.
"Toby adalah staff yang kemarin mencoba mengatasi sistem keamanan rumah besar," jelas Tuan Dominic.
"Jadi itu kamu?" Toby terkejut menatap gadis cantik dihadapannya ternyata adalah seorang peretas handal.
Suri mengangguk dan membalas senyuman pria itu. Lalu keduanya tenggelam membahas hal-hal yang terdengar asing bagi Tuan Dominic dan Sam.
"Biarkan Suri sementara disini!" ucap Tuan Dominic kepada Sam. Lalu mereka berdua pergi meninggalkan ruang kontrol.