Bab 3 . Ingat siapa Tuanmu
Tuan Dominic bangkit dari duduknya dan berjalan ke belakang kursi yang diduduki Suri.
Berdiri tepat di belakang Suri, Tuan Dominic membungkuk dan berbisik di sisi wajah Suri "Apapun yang kamu lakukan sejak menjadi keluarga Qin akan mempengaruhi nilai gunamu. Jadi pastikan jati dirimu tidak diketahui oleh siapapun termasuk kekasihmu."
"Aku mengerti akan hal itu sejak pertama kali melangkah masuk ke rumah besar ini. Jati diriku saat ini adalah anak yang dibesarkan di panti asuhan Kasih, saya pintar dan mendapat beasiswa kuliah ke universitas ternama di negara K dari pihak sekolah," ujar Suri "Latar belakang itulah yang diketahui kenalanku termasuk mantan kekasihku."
Latar belakang baru di buat khusus untuk Suri sebelum dirinya berangkat kuliah ke negara K. Semua tercatat di dalam dokumen pihak yang bersangkutan. Hal itu dilakukan dengan kekuatan keluarga Qin dengan tujuan Suri tidak memiliki kelemahan dimasa depan saat dirinya aktif dalam bisnis keluarga Qin. Orang yang dicintai dan keluarga adalah kelemahan bagi mereka yang bergelut di dunia kelam.
"Bagus jika kamu mengerti!" ujar Tuan Dominic.
Tuan Dominic berjalan ke arah jendela besar dan berdiri menghadap jendela, lalu berkata "Satu hal yang ingin saya ketahui, apakah kemampuanmu sesuai dengan kabar yang saya terima?"
Suri yang masih duduk di sofa tersenyum dingin, Tuan Dominic ragu akan kemampuan meretasnya. Sepertinya perlu memberi sedikit kejutan untuk sang penyelamat.
Suri bangkit dari duduknya dan berjalan ke samping Tuan Dominic dan berkata "Pinjam ponsel anda."
"Apakah kamu akan meretas ponselku?" tanya Tuan Dominic.
"Tidak, itu tidak sopan, saya hanya akan melakukan sesuatu pada sistem keamanan rumah ini. Jika anda tidak keberatan tentunya," balas Suri dan memberi senyuman polos yang memiliki arti bukan masalah besar.
Tuan Dominic ragu sejenak, lalu mengeluarkan ponselnya dan menyerahkannya pada Leah.
"Bukankah ponsel anda terhubung dengan kamera keamanan rumah ini, jadi saya akan mulai meretas melalui ponsel ini," jelas Suri.
Dengan ponsel Tuan Dominic di genggamannya, Suri berjalan dan kembali duduk di sofa. Suri tersenyum dingin, perlu memberi pelajaran berharga bagi orang yang tidak menghargai kemampuan seorang peretas.
Suri mengeluarkan laptop kecil dari tas ransel putih. Menyalakannya dan menghubungkan kabel data antara laptop dan ponsel Tuan Dominic.
"Lihatlah apa yang saya lakukan, biar anda yakin aku bukan meretas data ponselmu," ujar Suri.
Tidak perlu disuruh, Tuan Dominic telah berdiri di belakang Suri dan melihat jari jemari Suri sangat lincah menari di atas keyboard. Tuan Dominic tidak mengerti apa yang dikerjakan Suri, karena semua yang dimasukkannya hanyalah urutan huruf dan angka yang panjang.
Tidak sampai lima menit, Suri melepaskan kabel data dari ponsel Tuan Dominic dan mengembalikannya kepada pria itu.
"Periksalah kamera keamanan rumah ini," ujar Suri. Suri mematikan laptopnya dan menyimpan kembali ke dalam tas ranselnya.
Tuan Dominic menyalakan ponselnya dan memeriksa sistem yang terhubung dengan kamera keamanan rumahnya. Saat ini semua layar kamera berubah gelap, hanya ada logo topeng putih di bagian bawah, topeng tersenyum dengan inisial 'V'.
"Itu logo kelompok hacker kami," jelas Suri. Suri mengintip layar ponsel Tuan Dominic dari tempatnya berdiri saat ini.
"Mintalah bantuan salah satu tim IT yang anda miliki, dan biarkan dirinya mencoba mengembalikan sistem itu ke semula," ujar Suri. Dirinya sudah tidak sabar ingin segera melihat ekspresi pria arogan dihadapannya saat dirinya harus mengganti seluruh perangkat keamanannya.
Tuan Dominic mengikuti instruksi Suri dan menelepon salah satu staff IT yang paling pintar dan menjelaskan bahwa sistem keamanan diretas dan meminta staff IT untuk menyelesaikannya. Tentunya sistem keamanan rumah terhubung dengan sistem keamanan pusat, jadi staff IT dapat memeriksanya di sana.
Suri tersenyum dan bersandar di dinding samping jendela besar. Suri cukup berbaik hati hanya fokus pada jaringan keamanan rumah ini, jika dirinya mau, dirinya dapat mengakses semua sistem yang terhubung pada ponsel Tuan Dominic dan menghancurkannya.
Tidak lama, kamera pengawas yang berada di setiap sudut ruangan rumah besar ini mengeluarkan suara letupan kecil dan berasap. Termasuk kamera pengintai yang berada di ruang kerja saat ini.
"Apa yang kamu lakukan?" tanya Tuan Dominic. Dirinya melihat dengan jelas kamera pengintai yang terpasang mengeluarkan asap putih dan mendengar suara letupan kecil.
"Bukankah anda ingin mengetahui kemampuan ku, ini hanya seperempat kemampuan yang kutunjukkan pada anda," ujar Suri "Sistem keamanan yang saya retas akan segera menghancurkan sistem mereka sendiri saat seseorang melacak keberadaan ku."
"Jadi itu memastikan diriku tidak akan terlacak. Dan itu artinya anda harus mengganti semua sistem keamanan anda dengan yang baru."
"Dan... bukankah untuk pria seumuran dirimu sudah mengerti betapa berbahaya meminjamkan ponsel kepada orang lain apalagi orang itu berprofesi sebagai peretas!".
Suri puas melihat bagaimana gelapnya ekspresi pria dihadapannya. Pria yang biasanya tampak tenang dan arogan saat ini tidak dapat berkata-kata. Dan Suri dapat melihat tiga garis hitam yang muncul di kepala pria itu.
"Bukankah ini keterlaluan?" tanya Tuan Dominic dingin.
"Tidak keterlaluan dibandingkan jika data pribadi mu yang tersimpan di ponsel aku sebarkan di dunia maya." balas Suri dan menunjukkan ekspresi wajah polos tak berdosa.
Tuan Dominic memijat pelipisnya, dirinya yakin kucing kecil penakut yang dulu ditolongnya saat ini telah berubah menjadi harimau licik dengan taring tajam yang bersiap untuk menerkam dirinya.
Tuan Dominic berbalik menghadap Suri yang tersenyum senang karena berhasil membuat kekacauan.
Saat gadis itu tersenyum licik seperti itu memberi kesan menggoda. Tuan Dominic berjalan mendekat ke arah Suri, sangat dekat. Suri tidak lagi tersenyum, jantung Suri mulai berdegup kencang dengan Tuan Dominic yang berada terlalu dekat dengannya.
Suri hendak mundur, namun Tuan Dominic menghentikan langkah Suri dengan memeluk pinggang ramping gadis itu menggunakan salah satu tangannya. Dan satu tangannya lagi menangkap dagu lancip Suri, mendekatkan wajah gadis itu ke wajahnya.
"Kamu harus ingat siapa tuanmu dan jangan mempermainkan orang yang seharusnya kamu hormati," bisik Tuan Dominic.
Hembusan nafas pria itu yang hangat menerpa wajah Suri, kehangatan tubuh pria itu menempel pada tubuhnya. Suri merasakan tubuhnya bergetar, tidak sadar Suri mengangkat wajahnya sedikit dan perlahan membuka sedikit bibirnya tanda dirinya minta dicium. Jantungnya berdebar liar, Suri tidak pernah merasakan perasaan ini dengan mantan kekasihnya.
Tuan Dominic melihat Suri yang tidak melawan dan malah lebih mendekatkan tubuhnya padanya. Hasrat Tuan Dominic mulai tergelitik, gadis dihadapannya sangat cantik dan seksi. Kemben putih yang dikenakan Suri cukup menampilkan jelas kulit putih wanita itu dan belahan dada yang berisi.
Tuan Dominic tidak menolak wanita cantik, lalu pria itu mendaratkan bibir tipisnya ke bibir Suri yang penuh. Tuan Dominic mengulum bibir mungil Suri dan lidahnya menerjang ke dalam mulut gadis itu. Suri menyambut ciuman Tuan Dominic, sudah beribu kali Suri membayangkan ciuman ini.
Suri memeluk leher Tuan Dominic, menempelkan seluruh tubuhnya ke tubuh hangat pria itu. Suri dapat merasakan kejantanan pria itu yang mulai bereaksi.
Suri merasakan dirinya seakan berputar-putar, seakan kakinya melayang, Suri tidak ingin ciuman ini segera berakhir.
Aroma anggur, bibir pria itu beraroma anggur, Suri sangat menyukainya.