Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 8 : Merasa ada sesuatu

Vint Resort

"Hei brengsek!"

Sama sekali tak punya sopan santun bukan, menyapa seseorang dengan sangat…

"Benar-benar gadis bar-bar ternyata." Nirva memaksakan bibir nya untuk tersenyum, kemudian menoleh menatap Weyna yang siap melayangkan semua…

"Apa maumu sebenarnya, hah? Untuk kali ini aku akan memohon padamu, please jangan menggangguku."

… sedikit jauh dari apa yang diharapkan pada nya.

"Tidak akan pernah terjadi,"

Benar, Weyna membenarkan kalau pria di hadapan nya itu seorang… argh… dia ingin membunuh nya sekarang. Weyna menunduk menghirup nafas yang banyak sebelum dirinya benar-benar melakukan apa yang Nirva inginkan. Selagi gadis itu berteriak dengan segala umpatan nya, Nirva menutup telinga mengangguk-ngangguk se akan menikmati umpatan untuknya itu.

"Sudah selesai?" tanya Nirva melihat Weyna kembali menunduk, yang tanpa sadar dibalas anggukan oleh gadis itu. Namun…

"YAKH, APA MASALAHMU BRENGSEK!" teriak nya geram, semakin ingin mengubur calon kakak ipar nya yang kini terkekeh. "Hahahaha, kau tertawa? Wah… dasar manusia menyebalkan." ucap nya berkacak pinggang jengah.

"Temani aku makan siang."

"What the fuck!"

"Hei, tidak bisakah kau--"

"Tidak bisa. Ada masalah? Dengarkan ini Tuan Muda Kim, yang katanya calon kakak iparku."

Nirva mengangguk, "Hu'um, aku mendengarkanmu." ucapnya tersenyum menopang dagu.

"Setan!"

Nirva terkekeh,

"Jika hanya makan siang, kenapa harus di resort Tuan Muda Kim?" Lelah berdebat, Weyna duduk dihadapan Nirva.

Niva menyilangkan kaki nya, "Katanya resort ini akan dijadikan hadiah pernikahan kami." kata nya menatap Weyna yang juga melihatnya mengangguk.

"Ah, begitu. Lalu hubungan nya denganku?"

"Kau adik iparku bukan, jadi kau pasti tau--"

"Calon please." Weyna menyelah memutar bola mata nya kesal.

Pria di hadapan nya berdecak kesal, "Whatever. Dari mana?" tanya Nirva entah kenapa dia ingin tahu kemana gadis itu pergi.

"Bukan urusan." Ia paling tidak suka jika seseorang ingin ikut campur urusan nya. weyna membenci nya.

"Iya sih." kata Nirva berusaha menutupi kegugupan nya.

"Ya sudah tak perlu tau--"

"Tapi aku ingin tau, bagaimana dong."

Senyuman kotak yang menyebalkan itu semakin membuat gadis itu geram.

"Apa kau memang seperti ini, menyebalkan." sebenarnya Weyna tak ingin berdebat tapi pria ini, sangat mengganggu nya. Lihat, dia kembali tersenyum. Cih…

"Tapi tampan."

"Tampan jidatmu. Tampan pas-pasan gitu tak ada spesialnya."

Nirva terkekeh, "Kau yang pertama mengatakan itu, dan mungkin akan menjadi yang terakhir." ia menatap Weyna yang…

"Tak peduli pun."

… yap benar. Weyna berdiri berjalan sedikit menjauh dari Nirva.

"Ada masalah? Kau terlihat berbeda kali ini." pertanyaan Nirva tak dihiraukan oleh nya. "Calon kakak ipar, apapun masalah yang sedang kuhadapi, bukan urusanmu. Kau bilang akan makan siang bukan, baiklah ayo… fuck." Weyna berdecak kesal melihat Nirva melenggak pergi begitu saja.

Untuk pertama kali nya Weyna mengakui, ketenangan yang harus ia lakukan hari ini terusik karena pria itu. Sedangkan Nirva tidak tahu, dengan keras kepala nya terhadap calon adik ipar nya membuat mereka perlahan semakin dekat.

°

°

°

Vint Cafe

"Kau yakin tidak tahu kemana dia pergi?"

Pertanyaan itu sudah Alex dengar sepuluh kali dan jawaban nya tetap sama.

"Permisi Tuan Xavier, aku hanya sahabatnya bukan orang tua nya yang harus tahu kemana dia pergi. Terserah kau akan percaya atau tidak, lakukan apapun sesukamu dan jangan menggangguku."

Alex pergi meninggalkan Digo yang tengah mencari keberadaan kekasihnya, Weyna.

"Aku yakin kau berbohong, aku akan menunggunya disini." tetap kekeh jika Alex tahu keberadaan Weyna.

Di meja kasir, Alex meraih ponselnya mengecek sesuatu. Ia kembali menatap Digo, "Ini tanggal 10. Jika tak bersama pria brengsek itu, lalu kemana dia?" monolog nya tersentak mendengar pertanyaan dari Nova Genevieve. Gadis yang paling ingin Alex hindari karena gadis itu terlalu banyak ingin tahu, Seperti sekarang. Rasa nya ia ingin pergi dari sana, tapi...

"Ada apa? Apa mereka masih bersama?Bukankah Digo berselingkuh dari Weyn, lalu kenapa masih bersama. Dasar--"

"Tutup mulut sialan kalau tak tahu apa-apa."

"Hei, aku mendengar nya sendiri saat kalian membicarakan nya."

"Apa kau tak punya kerjaan, selain mencampuri urusan orang? Kau karyawan disini tapi bertingkah sangat kurang ajar."

"Kau keterlaluan. Apa masalahmu sebenarnya, hah!"

"Apapun masalahku, pergilah jangan sampai orang lain tahu kalau tak ingin Weyna menghabisimu."

"Aku sudah memberitahu Nona Zeeyla." ucap Nova santai bahkan sangat santai sampai membuat Alex geram.

"APA KAU GILA, YA?"

Mendengar bentakan dari Alex, "Tak perlu berteriak bisa tidak, dasar gila." kesal nya segera pergi.

"Kau yang gila." sinis Alex tak ingin kalah, iadengan cepat menghubungi Weyna namun tak ada jawaban dari gadis itu.

"Ck, angkat bodoh. Dia kemana sih," tak ingin menunggu lagi, ia meraih tas nya dan segera berlari keluar dari cafe. Indigo yang sedang sibuk menghubungi Weyna bingung melihat Alex berlari keluar.

"Dia pasti ingin menemui Weyna." monolog nya segera berdiri mengikuti sahabat dari kekasih nya itu.

Sementara itu,

°

°

°

-Vint House-

Oscar kembali dari kantor dengan sedikit khawatir setelah mendengar keadaan Liliana. "Bagaimana keadaan Ana, Emma?" tanya nya begitu melihat Emma yang tengah menuruni anak tangga.

"Nyonya berada di kamar Tuan, beliau sudah lebih baik. Kata dokter hanya kelelahan dan terlalu banyak pikiran."

"Kau sudah memberinya obat,"

"Skyler sedang keluar menebus nya Tuan."

Oscar menghela nafas mengangguk, "Baiklah, buatkan bubur seperti biasa nya." perintah nya segera ke kamar. Dia merasa bersalah memaksa istri nya ke pusara keluarga Magnolia, jika akan berakhir seperti ini.

Didalam kamar Oscar mengecup kening Liliana yang tampak pucat itu. Sedikit terusik ia membuka mata melihat Oscar yang menatap nya khawatir.

"Kenapa bisa seperti ini, hmm? Apa terjadi sesuatu disana?" tanya Oscar mengusap pipi Liliana perhatian.

"Sayang,"

"Hu'um ada apa?

"Aku tidak ingin Weyna mengikuti jejak mereka, aku ingin putriku hidup normal seperti orang lain."

Liliana mulai menceritakan semua perbincangan nya dengan Nani. Oscar menghela napas menunduk memegang tangan Liliana yang mulai terisak.

"Kau dengar itu," Oscar menaikkan pandangan nya menatap Liliana. "Ini peringatan untukmu, sayang. Nyonya Azena benar. Bukan siapa yang membuat nya memilih jalan itu, tapi kita." Oscar menghela nafas sejenak, "Mungkin aku dan kau tak merasa sudah melakukan kesalahan pada nya, tapi aku menyadari nya setelah melihat anak itu berpura-pura mabuk." mendengar itu, Liliana sedikit bingung."Maksudnya?" tanya nya yang di sambut gelengan darisang suami. "Lihat, kau bahkan tidak tahu seperti apa dia." pernyataan itu membuat nya tertegun.

"Sebelum Nirva masuk ke kamar, dia sempat bilangWeyna sama sekali tak mabuk. Anak itu memang minum tapi tak mabuk. Dan itu benar saat aku bertanya pada Lany. seharus nya kita merawat nya, anak nakal itu hanya ingin perhatian kita. Tapi lihat apa yang kita lakukan, kau ataupunaku tidak peduli padanya."

Liliana kembali terisak. Ia mengingat Janji nya pada hari itu untuk tidak akan mengulanginya lagi, namun dilakukan nya dan...hhh.

Oscar yang tak tega memeluknya, "Sekarang pilihan ditangan kita, jangan sampai ia memilih jalan hitam itu." namun satu hal yang pria setengah baya itu rasakan. Dirinya tidak membohongi perasaan senang nya, jika wanita dalam pelukan nya lebih fokus padanya dan juga putrinya Zeeyla. Dia lupa jika keegoisan, kesenangan, ternyata membuat nya melakukan kesalahan fatal kemudian hari.

Liliana semakin terisak mengingat kebodohan yang dia lakukan selama ini. Dia bodoh, benar-benar bodoh. Bagaimana dia bisa melupakan Weyna yang akan menjadi seperti apa jika dirinya salah melangkah. Sekarang, dia sudah dihadapkan oleh pilihan jalan hidup putri kandung nya.

Dan Itu semua karena nya yang terlalu fokus dalam kehidupan suami dan anak bawaan suami nya Oscar.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel