Ringkasan
Weyna Magnolia Queen cucu dari seorang Mafia terkenal dan terkaya di London, ia harus mengikuti sang ibu yang menikah lagi saat berusia 7 tahun. Weyna meninggalkan sang nenek sendirian setelah ayah nya meninggal. Walau begitu, ia tumbuh dewasa dalam pengawasan keluarga Magnolia. Suatu ketika, Weyna yang merasakan patah hati karena dikhianati pun, memilih melakukan hal bodoh, "Kau mau tidur denganku?" mengajak pria yang tak dikenali nya untuk tidur bersama dalam keadaan mabuk. Dan kejadian pun tidak bisa dihindari, ia dan pria itu menghabiskan malam mereka di kamar Club. Berharap tidak lagi bertemu setelah kejadian itu, ternyata takdir kembali mempertemukan kedua nya. Sial nya lagi, pria yang bernama Nirvana adalah calon kakak iparnya sendiri. Tanpa Weyna sadari, jika Nirvana lah yang akan membuat nya berada dalam pilihan. Namun bukan pria itu yang menentukan pilihan nya, tapi ibu nya sendiri. Apakah pilihan itu?
Bab 1 : Kembali bertemu
Seorang gadis terus meneguk minuman beralkohol yang dituangkan oleh Bartender di hadapannya.
Dia terlihat mengangguk-anggukan kepala mengikuti alunan DJ yang memekakan telinga, bagi orang-orang yang belum terbiasa dengan suara keras bahkan teriakan di dalam Klub saat ini.
"Lagi, dan jangan pergi sebelum kau melayaniku sampai puas. Mengerti!!" gertak gadis itu saat melihat sang Bartender ingin menjauh dari hadapannya.
"Tapi Nona, kau sudah..."
"Jangan mengguruiku kalau kau tak ingin dipecat."
"Ba-baik Nona."
Bartender itu kembali menuangkan Wine ke dalam gelas dan itu botol ke enam untuk gadis dihadapannya saat ini.
Tegukan demi tegukan kembali dia teguk seakan tak ada hari untuk esok.
"Dasar brengsek!!" pekiknya,"Aku akan membunuhmu, biadab!!" racau nya yang sudah dikendalikan oleh minuman, lebih tepatnya ia telah mabuk sekarang.
"Kau sedang putus cinta?" tanya pria yang bersandar di samping dia duduk membuat Gadis itu menoleh mencari asal suara,"Kau ingin tidur denganku?"bukannya menjawab, ia malah bertanya dengan pertanyaan yang tak masuk akal bagi pria yang tengah membuang puntung rokoknya dan duduk disamping gadis itu.
Pria itu menatap gadis yang sedang menopang dagu. Sebelum ia menjawab pertanyaan yang terdengar gila itu, gadis berdiri kemudian berjalan ke arah dan merebut rokoknya menaruh benda itu di dalam gelas lalu menariknya kedalam kamar VIP yang berada di Club.
Entah apa yang terjadi didalam sana, yang pasti mereka tidak akan diam saja dengan gadis yang tengah berada dalam pengaruh Alkohol.
¤
¤
¤
Seorang pria mengerang saat pusing menyerang kepalanya. "Apa yang..." ucapannya terhenti melihat seorang gadis berdiri tak jauh dari tempat dia tidur dengan hanya memakai selimut saja menutupi tubuh polos nya.
"Hanya ingin mengingatkan, anggap itu semua tak pernah terjadi."
"Kau yakin, bahkan..." pria itu mengibaskan sedikit selimut melihat ada bercak darah disana. "Sepertinya ini pertama bagimu, aku tak yakin menaruhnya di..."
"Aku tak peduli. Jadi lupakan semuanya, mengerti!!"
"Oke."
"Bagus." katanya melengos pergi dari kamar. "DASAR WEYN, BODOH. MATI SAJA KAU GADIS GILA. HUEEE????...!!"umpat gadis itu berjongkok mengacak rambutnya kesal saat berada di luar Klub.
Pertemuan yang ingin gadis itu lupakan karena kebodohannya sendiri setelah melihat sang kekasih bermain hebat di apartemen bersama seorang jalang, malah membuat dirinya menawarkan sesuatu yang sangat gila pada pria yang sama sekali tak di kenalinya.
Sumpah serapah terus di lontar kan untuk dirinya sendiri. Kalau perlu, ia ingin menenggelamkan diri di dalam sungai saja agar urat malunya membeku.
☘️
☘️
☘️
5 bulan telah berlalu semua baik-baik saja bagi gadis itu. Sebelum sesuatu yang membuatnya ingin menjatuhkan diri dari atas menara eiffel.
"Weyn, kenalkan dia calon kakak iparmu." kata Oscar ayah dari Weyna Zachary Vincent .
Deg deg deg !!
Gadis yang dipanggil Weyn membulatkan mata melihat pria dihadapannya
"MATILAH KAU WEYN BODOH!!"Weyn menahan diri agar tak mengeluarkan sumpah serapah yang sering ia dengar oleh sang nenek.
Sedangkan pria itu tampak santai mengulurkan tangan, "Nirvana Orion Holden Kim, salam kenal Nona Weyn." ucapnya mengedipkan mata sebelah yang rasanya ingin Weyn tusuk saja agar buta sekalian.
"Ayah ingin kau menemani nya mulai sekarang, sebelum kakakmu kembali dari negara tetangga. Karena mulai..."
"No!"
"Why?"
"Daddy,"
"Weyna,"
"Ayah, papa, appa, daddy, otosan, padre, vater, pere, baba, am..."
"Ayah tau kau hanya bisa itu saja. Jadi jangan lakukan hal bodoh, mengerti." hardik Orcas pada Weyn dibalas dengan tatapan memelas.
Sedangkan Nirva senyum melihat pemandangan itu. "Ternyata dunia ini memang kecil ya, sampai kita bisa bertemu kembali gadis manis." ucapnya dalam hati melihat gadis yang bernama Weyn mengejar ayahnya.
"Ayah please, aku tidak bisa menemani orang asing. Ayah tau aku, dia pasti akan muak bersama ku nanti nya."
Oscar berhenti lalu menatap Nirva, "Benarkah seperti itu nak Kim?" tanya yang membuat Weyn yang berada di belakang sana menangkupkan kedua tangan nya memohon.
Nirva menaikkan sebelah alisnya seakan tidak peduli dengan gadis itu. "Oh tentu saja tidak tuan, lagi pula aku orang yang sedikit membosankan. Jadi butuh teman ya, seperti calon adik iparku ini." katanya yang seakan meledek Weyn yang kini menunjukkan jari tengahnya ke arah Nirva yang tampak santai mengangkat bahu nya tidak peduli.
"Fuck you!" bisiknya di belakang sana yang masih dilihat oleh Nirva.
Menurutmu apa yang akan terjadi pada mereka kedepannya? Dan kegilaan apa yang akan Weyn lakukan pada Nirva agar tetap menutup mulut tentang apa yang telah terjadi malam ia kehilangan harga diri nya. Walau sentuhan itu menimbulkan sesuatu dalam diri keduanya.
"Seharusnya, kami tak bertemu malam itu dan aku tak melakukan hal bodoh." -Weyn