Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 11 : Nyonya Liliana

-Orion House-

Orion House berada di hadapan Vint House. Seperti yang Nirva katakan waktu itu, mereka menyewa rumah di depan kediaman Vint yang kebetulan sedang kosong.

"Mike," panggil Keevah pada anak kedua nya yang tengah sibuk dengan lukisan nya.

"Ada apa bu," jawab Mike tanpa mengalihkan tatapan dari kertas kansas di depannya.

"Kemana kakakmu sebenarnya? Ini sudah jam berapa, sebentar lagi kita akan ke depan."

"Tenang saja bibi, dia sudah dalam perjalanan pulang."

Bentley datang menjawab pertanyaan dari Keevah.

"Kau yakin?"

"Iya bibi." jawab Bentley melonggarkan dasi nya yang terasa mencekik itu.

"Kak, kau akan ke depan?" tanya Mike yang kini berbalik menatap Bentley.

"Untuk apa? Lebih baik aku tidur." jawab Bentley santai membuat Mike mengalihkan tatapan nya pada sang ibu, memberinya tatapan memelas.

"Ibu, aku juga please." pinta nya berharap… "No, kau harus ikut dengan ibu. Oke."...yang tidak pasti tentu nya.

Bentley yang masih berada disana meledek Mike, membuat pemuda berumur 20 tahun itu berdecak kesal. Ia pun terkekeh, "Aku lelah, banyak yang aku kerjakan tadi." kata nya memberi Mike pengertian.

"Aku juga lelah--"

"Jadi menemani ibu, membuatmu lelah. Seperti itu,"

"Eh," Bentley tertawa segera pergi ke kamar melihat Mike yang terdiam merasa ada yang salah dengan omongan nya.

Keevah memelaskan wajah nya, "Ibu sangat kecewa." mendengar itu, Mike mengangkat tangan ke arah kuping lalu menariknya tak lupa berdiri dengan satu kaki. Itulah yang sering dirinya lakukan saat melakukan kesalahan.

"Bukan itu maksudku bu, benar. aku tak bohong tau." tak ada jawaban semakin membuat nya merasa bersalah karena telah menyakiti sang ibu. "Ibu maaf." Satu hal yang Keevah tau, putra kedua nya ini sangat manja pada nya apalagi dengan Nirva sang kakak.

Maka dari itu, dia rela pindah kuliah agar tetap bersama sang kakak.

"Aigoya… anak ibu ternyata masih manja juga." kata Keevah terkekeh. "Di maaf kan?" tanya Mike dengan mata berkaca-kaca.

"Oke."

"Yes." girang nya segera mengecup pipi Keevah, membuat wanita itu menahan gemas pada sang anak.

Kedua nya tersadar saat anjing penjaga rumah yang Nirva sewa menggonggong dengan keras, itu tanda nya tuan rumah sudah kembali.

Mike mengikuti Keevah yang mengintip kegiatan di luar, Mereka melihat Nirva tertawa keluar dari mobil, di susul seorang gadis yang nampak kesal.

"Dia siapa? kalau ibu lihat lagi, dia bukan calon kakak iparmu." tanya Keevah penasaran pada sosok gadis yang bersama anak pertama nya. Bahkan senyuman yang tak pernah dia lihat dari sang anak, malah kembali dan itu semua karena gadis cantik itu.

Mike mengangguk, "Benar. Ibu tau kan, kalau calon kakak ipar punya adik. Nah dia orang nya." kata nya membuat sang ibu mengangguk mengerti.

"Tapi kenapa mereka tampak serasi, hehe." celetuk Keevah melihat Nirva dan Weyna yang tampak bertengkar kecil, layaknya sepasang kekasih.

Nirva hanya tertawa keras berlalu pergi tanpa peduli dengan sumpah serapah Weyna.

"Dasar menyebalkan." gumam Weyna menatap kepergian Nirva tanpa mengucapkan tanda terima kasih. Rasa nya dia benar-benar ingin melempar sepatu pada pria itu.

Weyna berjalan memasuki rumah dengan santai.

"Weyn/Nona!" Emma dan Lany saling melirik yang mendapat tatapan bingung dari Weyna. "Ada apa?" tanya gadis itu.

Lany menoleh melihat Emma, "Emma, biar aku saja yang memberitahu nya." kata nya di balas anggukan oleh Emma yang segera kembali ke dapur.

"Ada apa?"

"Nyonya sakit dan--"

"Apa! kenapa tak mengabariku sejak tadi sih." katanya berlari ke lantai dua, ia sangat khawatir dengan Kondisi Liliana. Lany tersenyum tipis melihat betapa khawatir nya anak nakal itu pada ibunya.

Weyna berpikir mungkin Nani mengatakan sesuatu pada sang ibu. Dia mengatur napas begitu tiba di depan kamar Liliana yang sedikit terbuka. Saat meraih gagang pintu ingin mendorong seketika berhenti, melihat pemandangan yang membuat dada nya terasa sesak. Apa ini kata nya sedang sakit, tapi apa yang ia lihat saat ini, perkumpulan keluargakecil dari Vincent. Kalau dia bisa mengabari orang lain, kenapa dirinya tak dikabari juga. Apa sebegitu tidak berartinya kah dalam hidup mereka, sampai tak ada waktu untuk… persetan dengan semua nya.

"Dia kembali." gumam nya menjatuhkan tangan dari gagang pintu kemudian perlahan mundur. Dada nya semakin sesak melihat pemandangan, betapa manja nya gadis yang berada dalam pelukan sang ibu.

Zeeyla sang kakak semakin bermanja melihat Liliana mengecup kening nya. Perasaan sesak mulai mendominasi di dalam dada Weyna, pertahanan dirinya agar sang kristal tak mengalir mulai runtuh.

Weyna memegang kening nya, kapan terakhir ia mendapat kecupan dari sang ibu. Jangankan kecupan, usapan pun mungkin saat ia melepaskan seragam sekolah nya.

Isakan nya membuat Yang berada dalam kamar menoleh melihat nya terdiam bak patung.Mereka terkejut melihat Weyna yang pergi dengan tatapan kecewa. Dengan cepat Liliana bangkit memanggil Weyna, namun terlambat…

"Weyn tunggu. Hei, kau mau kemana?"Lany menahan Weyna, melihat gadis yang ia rawat sejak kecil berlari dengan isakan dan juga tatapan kecewa.

"Lany kumohon, lepaskan aku." pindah Weyna memohon.

Kekecewaan yang dia rasakan saat ini akan menjadi titik pertama untuk melangkah ke dalam dunia hitam yang dirinya benci.

"Tidak sebelum kau--"

"Weyna,tunggu nak." pekik Liliana menyela ucapan Lany.

Melihat itu, Weyna sedikit menghempaskan tangan Lany kemudian keluar dari rumah tak lupa meraih kunci motor nya.

"WEYNA TUNGGU, HEI!" teriak Zeeyla yang mengejar Weyna keluar dari rumah namun gadis itu sudah tak terlihat.

"Sial." kesal nya berdiri di luar pagar sedikit melirik rumah di seberang, dia melihat Nirva yang sedang menatap nya. Dirinya sedikit membungkuk memberi hormat yang dibalas oleh Nirva. Setelah itu, Zeeyla pun kembali masuk kedalam rumah.

"Zee, kemana adikmu?" tanya Oscar yang hanya mendapat gelengan. Melihat itu, Liliana semakin terisak, yang segera mendapat pelukan dari sang suami. "Sudah ya, dia hanya salah paham sayang. Kita akan berbicara pada nya--"

"Aku harus--"

"Maaf Nyonya. Nyonya Kim akan datang malam ini." bukan bermaksud tidak sopan, Emma hanya menyampaikan pesan saja.

Mendengar itu, Zeeyla menatap Liliana memohon. "Bu, dia cuma salah paham. Kau tenang saja, aku yakin dia akan segera pulang setelah merasa tenang." kata nya yakin membujuk sang ibu.

Lany yang khawatir akan keadaan Weyna juga berada disana, dia menunggu keputusan apa yang akan Liliana ambil kali ini.

Liliana melepaskan pelukan Oscar dan mengusap air mata nya menatap Zeeyla.

"Liliana," bisik Oscar se akan memberikan wanita itu kode agar tak melakukan hal yang akan membuat nya menyesal.

"Kamu benar sayang, adikmu akan segera kembali."

Jawaban membuat Oscar menghela napas begitu juga Lany. Dia dengan cepat melenggak pergi, sedangkan Zeeyla tersenyum tipis.

Wanita setengah baya itu lupa, yang dia lakukan sekarangmemberikan putrinya peluang untuk melangkah ke titik kedua untuk mencapai ke titik selanjutnya.

"Baiklah, kau siap-siap. Ibu akan membantu Emma di dapur." ucap Liliana seakan tidak terjadi sesuatu disana.

Zeeyla tersenyum memeluk sang ibu, "Terima kasih bu, aku sangat sayang padamu." ucap nya mengecup pipi Liliana dan segera berlari ke kamar.

"Liliana, apa yang kau--"

"Oscar, pertemuan ini sangat penting bagi Zeeyla."

"Tapi Weyn,"

"Seperti yang kau katakan, dia hanya salah paham. Setelah dia kembali, aku akan menjelaskan semua nya dengan pelan. Kau tenang saja. Sudah cepat naik, kau juga harus bersiap." kata nya penuh semangat tak ada rasa sakit lagi, seperti sebelumnya yang terlihat lemah setelah kembali dari pusara sang suami pertama nya.

Liliana melirik ke arah pintu sebelum mengikuti emma. "Kuharap kau mengerti keadaan ibu nak. Ibu akan menunggumu pulang, dan kita akan kembali baik-baik saja nanti." batin nya yang ingin dimengerti tapi tak ingin mengerti kondisi sang anak.

Lany yang tak jauh dari sana mendengar semua nya benar-benar kecewa terhadap sikap Liliana.

"Kau akan kehilangan putrimu, Nyonya Liliana."

Batin nya segera menghubungi semua orang kepercayaan Nani untuk mencari Weyna.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel