Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 5

Zahrana Beauty Alexis menyukai Eldy Rolando Wirawan?

Bahkan Zahra hanya tersenyum tipis menyadari kebenaran ini, membayangkan wajah Eldy saja membuat pipinya menjadi merah merona.

Zahra mengingat lagi hari saat ia pertama kali bertemu Eldy, dan mulai saat itu Zahra sudah yakin bahwa Eldy akan selalu mengganggu hidup nya. Namun, tidak pernah terbesit di dalam benak nya, ia menyukai Eldy?

Tenang, ini hanya rasa suka bukan sayang ataupun cinta masih bisa di hilangkan, batinnya. Namun, bisa kah ia menghilangkan rasa suka itu jika setiap hari Eldy selalu berusaha mendekati nya? Kita lihat saja.

LINE

Eldy Rolando W : Ra, jalan kuy? Ah no no no, lebih tepat nya makan yuk? Mau ya? Mau aja deh, udah di depan rumah lo soalnya ?

Dahi Zahra mengeriyit, yang benar saja.

Zahrana Alexis : ajak bang zafran aja sana gue sibuk.

Eldy Rolando W : gue maunya sama Zahra bukan Zafran bleeeee

Zahrana Alexis : gue sbk ok bye.

Zahra langsung mematikan ponselnya, ia bisa gila jika harus bertemu dengan Eldy sekarang. Ia harus menghilangkan rasa suka nya ini, sebelum ini berubah menjadi sayang. Zahra tidak bisa, ia mempunyai janji yang harus ia tepati.

"Ra?" Tania menepuk pundak Zahra.

Yang dipanggil kemudian menengok,Tania daritadi menatapnya dengan tatapan penuh selidik.

"Gue ngga bisa," suara Zahra nampak lemah.

Lea dan Diandra yang mendengar suara Zahra langsung menatap wajahnya. Terlihat matanya yang indah itu mulai tertutupi cairan bening yang siap tumpah jika ia berkedip.

"Lo kenapa?" Ucap Lea seraya mendekati sahabatnya itu.

Zahra hanya menggeleng, ia ragu apakah harus menceritakan kepada sahabatnya atau tidak.

"Ra, kita udah hampir 11tahun temenan ups ralat. SAHABATAN, lo masih mau nyembunyiin sesuatu yang bisa bikin lo sampe sedih kaya gini?" Cecar Tania.

Zahra mendongakan kepalanya, menatap lekat-lekat ketiga sahabatnya yang kini sedang menatapnya juga.

"Kelvin," Zahra menarik nafasnya berat sebelum ia mulai bercerita. Teman temannya kini menatapnya dengan serius.

"Gue punya janji sama Kelvin, gue bakalan nungguin Kelvin balik lagi. Dia waktu itu bilang dia ke Aussie cuman sebentar, sampe dia lulus smp disana dan dia bakal balik buat nyambung SMA nya disini. Dia nyuruh gue buat nunggu dia 3tahun doang,tapi.. ini udah 5tahun.." Dan akhirnya alasan mengapa Zahra selalu bersikap dingin dan cuek terhadap lelaki, terungkap.

"Kelvin? Kelvin Cario? Astaga Zahra, lo selama ini deket sama kelvin?" Tanya Tania penasaran.

Zahra hanya mengangguk.

"Ini freak banget Ra, astaga. Kapan deket nyaaaaa" kini Lea juga mulai dengan kepo akutnya.

"Jelasin lebih detail lagi Ra , otak gue ga nyampe untuk mencerna ini semua." Ucap Diandra sambil menopang pipinya dengan kedua tangkup tangannya.

"Gue kenal Kelvin waktu umur 8tahun,"

"Zahra sayang, hari ini ada temen mama mau kesini loh. Karna papah sama abang ga ada dirumah dan Kya lagi dirumah Nenek , kamu nanti jangan dikamar aja ya? Soalnya temen mama ngajak anaknya, nanti kalo kamu dikamar, dia bosen dong nggak ada temen. Zahra keluar ya sayang?" Ucap Liliana mama nya Zahra dengan lembut.

Zahra hanya mengangguk patuh kepada mamanya, Zahra sangat suka berada dikamarnya entah mengapa. Jika anak seusianya cenderung bermain diluar rumah, namun berbeda dengan Zahra yang suka berdiam diri dikamar. Entah apa yang dikerjakannya.

Ting.tong

"Nah itu pasti mereka," senyum manis tercetak dibibir Liliana. Ia berjalan membuka 'kan pintu dan benar saja. Disana, berdiri seorang wanita cantik,tangan kirinya menggenggam tangan seorang anak lelaki berusia kurang lebih 8tahun.

"Putri!" Liliana berjalan menghampiri sahabatnya itu, sudah lama mereka tidak bertemu."ayo masuk,ini anak kamu ya? Ganteng ya, siapa namanya sayang?" Ucap liliana sambil mencubit pipi anak lelaki itu gemas.

"Kelvin tante," ucap anak lelaki ini sambil tersenyum manis.

Mereka pun memasuki rumah besar bak istana itu dan berjalan menuju ruang tamu.

"Bi minah, bawain makanan yang saya suruh tadi sama orange jus ya," ucap liliana sedikit berteriak agar bi minah dapat mendengar dengan jelas.

"Zahra sayang, ayo turun!" Panggilnya lagi, kali ini ia memanggil putri keduanya Zahrana.

Zahra pun keluar dari kamarnya dan menghampiri Liliana dan Putri. Zahra melirik bocah lelaki tampan yang berada disamping Putri.

"Anak kamu cantik banget ya Li," ucap Putri sembari tersenyum.

"Iya anak kamu juga ganteng banget, kita jodohin aja asik kayanya ya," Liliana terkekeh pelan, ucapannya berhasil membuat Zahra melotot tajam ke arah mama nya.

(Zahrana Beauty Alexis menyukai Eldy Rolando Wirawan?

Bahkan Zahra hanya tersenyum tipis menyadari kebenaran ini, membayangkan wajah Eldy saja membuat pipinya menjadi merah merona.

Zahra mengingat lagi hari saat ia pertama kali bertemu Eldy, dan mulai saat itu Zahra sudah yakin bahwa Eldy akan selalu mengganggu hidup nya. Namun, tidak pernah terbesit di dalam benak nya, ia menyukai Eldy?

Tenang, ini hanya rasa suka bukan sayang ataupun cinta masih bisa di hilangkan, batinnya. Namun, bisa kah ia menghilangkan rasa suka itu jika setiap hari Eldy selalu berusaha mendekati nya? Kita lihat saja.

LINE

Eldy Rolando W : Ra, jalan kuy? Ah no no no, lebih tepat nya makan yuk? Mau ya? Mau aja deh, udah di depan rumah lo soalnya ?

Dahi Zahra mengeriyit, yang benar saja.

Zahrana Alexis : ajak bang zafran aja sana gue sibuk.

Eldy Rolando W : gue maunya sama Zahra bukan Zafran bleeeee

Zahrana Alexis : gue sbk ok bye.

Zahra langsung mematikan ponselnya, ia bisa gila jika harus bertemu dengan Eldy sekarang. Ia harus menghilangkan rasa suka nya ini, sebelum ini berubah menjadi sayang. Zahra tidak bisa, ia mempunyai janji yang harus ia tepati.

"Ra?" Tania menepuk pundak Zahra.

Yang dipanggil kemudian menengok,Tania daritadi menatapnya dengan tatapan penuh selidik.

"Gue ngga bisa," suara Zahra nampak lemah.

Lea dan Diandra yang mendengar suara Zahra langsung menatap wajahnya. Terlihat matanya yang indah itu mulai tertutupi cairan bening yang siap tumpah jika ia berkedip.

"Lo kenapa?" Ucap Lea seraya mendekati sahabatnya itu.

Zahra hanya menggeleng, ia ragu apakah harus menceritakan kepada sahabatnya atau tidak.

"Ra, kita udah hampir 11tahun temenan ups ralat. SAHABATAN, lo masih mau nyembunyiin sesuatu yang bisa bikin lo sampe sedih kaya gini?" Cecar Tania.

Zahra mendongakan kepalanya, menatap lekat-lekat ketiga sahabatnya yang kini sedang menatapnya juga.

"Kelvin," Zahra menarik nafasnya berat sebelum ia mulai bercerita. Teman temannya kini menatapnya dengan serius.

"Gue punya janji sama Kelvin, gue bakalan nungguin Kelvin balik lagi. Dia waktu itu bilang dia ke Aussie cuman sebentar, sampe dia lulus smp disana dan dia bakal balik buat nyambung SMA nya disini. Dia nyuruh gue buat nunggu dia 3tahun doang,tapi.. ini udah 5tahun.." Dan akhirnya alasan mengapa Zahra selalu bersikap dingin dan cuek terhadap lelaki, terungkap.

"Kelvin? Kelvin Cario? Astaga Zahra, lo selama ini deket sama kelvin?" Tanya Tania penasaran.

Zahra hanya mengangguk.

"Ini freak banget Ra, astaga. Kapan deket nyaaaaa" kini Lea juga mulai dengan kepo akutnya.

"Jelasin lebih detail lagi Ra , otak gue ga nyampe untuk mencerna ini semua." Ucap Diandra sambil menopang pipinya dengan kedua tangkup tangannya.

"Gue kenal Kelvin waktu umur 8tahun,"

"Zahra sayang, hari ini ada temen mama mau kesini loh. Karna papah sama abang ga ada dirumah dan Kya lagi dirumah Nenek , kamu nanti jangan dikamar aja ya? Soalnya temen mama ngajak anaknya, nanti kalo kamu dikamar, dia bosen dong nggak ada temen. Zahra keluar ya sayang?" Ucap Liliana mama nya Zahra dengan lembut.

Zahra hanya mengangguk patuh kepada mamanya, Zahra sangat suka berada dikamarnya entah mengapa. Jika anak seusianya cenderung bermain diluar rumah, namun berbeda dengan Zahra yang suka berdiam diri dikamar. Entah apa yang dikerjakannya.

Ting.tong

"Nah itu pasti mereka," senyum manis tercetak dibibir Liliana. Ia berjalan membuka 'kan pintu dan benar saja. Disana, berdiri seorang wanita cantik,tangan kirinya menggenggam tangan seorang anak lelaki berusia kurang lebih 8tahun.

"Putri!" Liliana berjalan menghampiri sahabatnya itu, sudah lama mereka tidak bertemu."ayo masuk,ini anak kamu ya? Ganteng ya, siapa namanya sayang?" Ucap liliana sambil mencubit pipi anak lelaki itu gemas.

"Kelvin tante," ucap anak lelaki ini sambil tersenyum manis.

Mereka pun memasuki rumah besar bak istana itu dan berjalan menuju ruang tamu.

"Bi minah, bawain makanan yang saya suruh tadi sama orange jus ya," ucap liliana sedikit berteriak agar bi minah dapat mendengar dengan jelas.

"Zahra sayang, ayo turun!" Panggilnya lagi, kali ini ia memanggil putri keduanya Zahrana.

Zahra pun keluar dari kamarnya dan menghampiri Liliana dan Putri. Zahra melirik bocah lelaki tampan yang berada disamping Putri.

"Anak kamu cantik banget ya Li," ucap Putri sembari tersenyum.

"Iya anak kamu juga ganteng banget, kita jodohin aja asik kayanya ya," Liliana terkekeh pelan, ucapannya berhasil membuat Zahra melotot tajam ke arah mama nya.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel