Bab 6
"Zahra itu kelvin nya di ajak main dong sayang,sana ajak ke taman belakang," ucap Liliana dengan lembut.
Zahra menatap Kelvin, Kelvin menatap Zahra. Tampan, itu yang ada dipikiran Zahra saat pertama kali melihat Kelvin.
Zahra membuyarkan lamunannya, lalu ia mengajak Kelvin untuk mengikutinya ke taman belakang rumahnya.
"Kita mau main apa?" Tanya Kelvin, sebenarnya dia bingung. Untuk apa tante Liliana menyuruhnya dan Zahra untuk ke taman belakang? Disini hanya ada rumput dan tanaman, tidak ada satupun mainan. Apakah tante Liliana ingin menyuruh Kelvin menjadi tukang kebun? Pikiran kelvin melayang kemana-mana.
"Enggak tau," jawab Zahra dengan polosnya. Ia menatap Kelvin lagi, raut wajah kelvin berubah menjadi bingung alisnya bertautan menjadi satu,bibirnya maju beberapa senti dia cemberut.
Zahra tertawa terpingkal, aneh bukan? Ia tidak tau kenapa, wajah kelvin terlihat sangat lucu baginya.
"Malah ketawa," Kelvin mendengus kesal, ia bosan.
●●●
"Kelvin udah lari nya Zahra capeee," Nafas Zahra tidak beraturan akibat ia berlari mengejar Kelvin sedari tadi, entah permainan apa yang mereka mainkan membuat Zahra harus mengejar Kelvin.
"Ah , Zahra payah. Gitu aja cape, bleeee." ucap Kelvin mengejek sambil mengeluarkan lidahnya,ia menghampiri Zahra yang nampaknya tengah kelelahan.
"Zahra kan cewek!wajar kalo gak kuat lari lari kaya kelvin!" Zahra mendengus kesal, bisa bisanya bocah lelaki dihadapannya ini menyalahkan dirinya. Sudah hukum alam jika seorang wanita lebih lemah daripada seorang lelaki bukan?
"Ayo sini kejar lagi,bleeee,"
Zahra pun berdiri, ingin mengejar Kelvin lagi namun kakinya tersandung membuat ia jatuh dan lututnya berdarah dan telapak tangannya lecet.
Ia meringis kesakitan, menahan sakit dilutut dan seluruh tubuhnya. Zahra menangis, Kelvin melihat hal itu datang menghampiri Zahra dengan perasaan bersalahnya.
"Sakit ya Ra?" Tanya kelvin sembari membersihkan luka dilutut Zahra.
Yang ditanya hanya mengangguk sambil menangis sesegukan, menahan rasa sakit.
"Mulai hari ini, Kelvin janji akan selalu menjaga Zahra dan ga bakal bikin Zahra nangis." Ucapnya seraya mengusap puncak kepala Zahra dengan sayang.
Dan itulah janji anak berusia 8tahun bernama Kelvin Cario.
●●●
Zahra mendekap tubuh tegap lelaki dihadapan nya ini, sudah 4tahun mereka bersama. Dan sekarang mereka baru lulus sekolah dasar, Kelvin harus melanjutkan Junior High School nya di australia dan akan kembali ke Indonesia saat lulus nanti.
"Zahra, sabar ya. Kelvin pergi cuman sebentar kok, 3tahun aja. Nanti kalo libur Kelvin pasti pulang deh. Nanti juga Kelvin telfonin Zahra deh ya tiap hari oke tiap hari? Zahra tungguin Kelvin yaa.." Ucap anak berumur 12tahun itu, orang tua mereka yang menyaksikan anak anaknya hanya bisa tersenyum. Kelvin dan Zahra memang tidak bisa dipisahkan.
"Hiks.. Kelvin janji ya.. hiks cuman.. 3tahun.. okay," tanya Zahra yang masih mendekap tubuh lelaki dihadapannya ini, sambil menenggelamkan wajahnya ke dalam dada anak lelaki itu.
"Iya, Kelvin janji! Zahra tungguin Kelvin ya cuman 3tahun." Kelvin memeluk tubuh Zahra tak kalah erat.
Dan setelah itu, keluarga Kelvin check in dan mereka berangkat menuju Australia.
"Hiks..hiks..hikss... sedih banget hiksss.." Diandra menangis tersedu sedu karna kisah cinta Zahra dan Kelvin yang rumit itu.
"Astaga Ra, gue gatau lo nyimpen ini sendirian. Lo pasti sakit banget mendam rindu sendirian," Tania langsung menghamburkan pelukannya itu kepada sahabatnya.
Kini mereka berempat berpelukan, ada sedikit rasa lega didalam hati Zahra. Ternyata mencurahkan isi hati itu tidak seburuk yang ia kira, sekarang beban dihatinya berkurang sedikit.
●●●
"Ya Allah, bantuin Eldy untuk meluluhkan hati Zahrana yang sangat dingin seperti es lilin itu ya Allah," ucap Eldy dengan menangkup kedua tangannya ke depan wajahnya.
"Aamiinn" Regan,Davin, Tama dan Zafran meng-aamini doa yang sedang Eldy panjatkan.
"Tapi lo bakalan susah buat ngeluluhin hati adek gue El," ucap Zafran.
Alis Eldy terangkat sebelah, apa maksud Zafran barusan?
"Kenapa?"
"Zahra itu punya pacar,"
Dan jawaban Zafran sukses membuat keempat temannya melongo tak percaya. Zahra mempunyai pacar? Bahkan Zahra selama ini anti dengan lelaki selain ayah dan abang nya ini, namun siapa sangka siapa yang sudah berhasil meluluhkan es lilin dihati Zahra batin Eldy.
"Zahra itu kelvin nya di ajak main dong sayang,sana ajak ke taman belakang," ucap Liliana dengan lembut.
Zahra menatap Kelvin, Kelvin menatap Zahra. Tampan, itu yang ada dipikiran Zahra saat pertama kali melihat Kelvin.
Zahra membuyarkan lamunannya, lalu ia mengajak Kelvin untuk mengikutinya ke taman belakang rumahnya.
"Kita mau main apa?" Tanya Kelvin, sebenarnya dia bingung. Untuk apa tante Liliana menyuruhnya dan Zahra untuk ke taman belakang? Disini hanya ada rumput dan tanaman, tidak ada satupun mainan. Apakah tante Liliana ingin menyuruh Kelvin menjadi tukang kebun? Pikiran kelvin melayang kemana-mana.
"Enggak tau," jawab Zahra dengan polosnya. Ia menatap Kelvin lagi, raut wajah kelvin berubah menjadi bingung alisnya bertautan menjadi satu,bibirnya maju beberapa senti dia cemberut.
Zahra tertawa terpingkal, aneh bukan? Ia tidak tau kenapa, wajah kelvin terlihat sangat lucu baginya.
"Malah ketawa," Kelvin mendengus kesal, ia bosan.
●●●
"Kelvin udah lari nya Zahra capeee," Nafas Zahra tidak beraturan akibat ia berlari mengejar Kelvin sedari tadi, entah permainan apa yang mereka mainkan membuat Zahra harus mengejar Kelvin.
"Ah , Zahra payah. Gitu aja cape, bleeee." ucap Kelvin mengejek sambil mengeluarkan lidahnya,ia menghampiri Zahra yang nampaknya tengah kelelahan.
"Zahra kan cewek!wajar kalo gak kuat lari lari kaya kelvin!" Zahra mendengus kesal, bisa bisanya bocah lelaki dihadapannya ini menyalahkan dirinya. Sudah hukum alam jika seorang wanita lebih lemah daripada seorang lelaki bukan?
"Ayo sini kejar lagi,bleeee,"
Zahra pun berdiri, ingin mengejar Kelvin lagi namun kakinya tersandung membuat ia jatuh dan lututnya berdarah dan telapak tangannya lecet.
Ia meringis kesakitan, menahan sakit dilutut dan seluruh tubuhnya. Zahra menangis, Kelvin melihat hal itu datang menghampiri Zahra dengan perasaan bersalahnya.
"Sakit ya Ra?" Tanya kelvin sembari membersihkan luka dilutut Zahra.
Yang ditanya hanya mengangguk sambil menangis sesegukan, menahan rasa sakit.
"Mulai hari ini, Kelvin janji akan selalu menjaga Zahra dan ga bakal bikin Zahra nangis." Ucapnya seraya mengusap puncak kepala Zahra dengan sayang.
Dan itulah janji anak berusia 8tahun bernama Kelvin Cario.
●●●
Zahra mendekap tubuh tegap lelaki dihadapan nya ini, sudah 4tahun mereka bersama. Dan sekarang mereka baru lulus sekolah dasar, Kelvin harus melanjutkan Junior High School nya di australia dan akan kembali ke Indonesia saat lulus nanti.
"Zahra, sabar ya. Kelvin pergi cuman sebentar kok, 3tahun aja. Nanti kalo libur Kelvin pasti pulang deh. Nanti juga Kelvin telfonin Zahra deh ya tiap hari oke tiap hari? Zahra tungguin Kelvin yaa.." Ucap anak berumur 12tahun itu, orang tua mereka yang menyaksikan anak anaknya hanya bisa tersenyum. Kelvin dan Zahra memang tidak bisa dipisahkan.
"Hiks.. Kelvin janji ya.. hiks cuman.. 3tahun.. okay," tanya Zahra yang masih mendekap tubuh lelaki dihadapannya ini, sambil menenggelamkan wajahnya ke dalam dada anak lelaki itu.
"Iya, Kelvin janji! Zahra tungguin Kelvin ya cuman 3tahun." Kelvin memeluk tubuh Zahra tak kalah erat.
Dan setelah itu, keluarga Kelvin check in dan mereka berangkat menuju Australia.
"Hiks..hiks..hikss... sedih banget hiksss.." Diandra menangis tersedu sedu karna kisah cinta Zahra dan Kelvin yang rumit itu.
"Astaga Ra, gue gatau lo nyimpen ini sendirian. Lo pasti sakit banget mendam rindu sendirian," Tania langsung menghamburkan pelukannya itu kepada sahabatnya.
Kini mereka berempat berpelukan, ada sedikit rasa lega didalam hati Zahra. Ternyata mencurahkan isi hati itu tidak seburuk yang ia kira, sekarang beban dihatinya berkurang sedikit.
●●●
"Ya Allah, bantuin Eldy untuk meluluhkan hati Zahrana yang sangat dingin seperti es lilin itu ya Allah," ucap Eldy dengan menangkup kedua tangannya ke depan wajahnya.
"Aamiinn" Regan,Davin, Tama dan Zafran meng-aamini doa yang sedang Eldy panjatkan.
"Tapi lo bakalan susah buat ngeluluhin hati adek gue El," ucap Zafran.
Alis Eldy terangkat sebelah, apa maksud Zafran barusan?
"Kenapa?"
"Zahra itu punya pacar,"
Dan jawaban Zafran sukses membuat keempat temannya melongo tak percaya. Zahra mempunyai pacar? Bahkan Zahra selama ini anti dengan lelaki selain ayah dan abang nya ini, namun siapa sangka siapa yang sudah berhasil meluluhkan es lilin dihati Zahra batin Eldy.