Bab 3
Saat ini Eldy dan teman-teman nya sedang berdiri depan kelas Zahra menunggu gadis itu keluar, awal nya hanya Eldy yang ingin menghampiri Zahra. Namun teman-teman nya mengekor dibelakangnya. Saat ditanya mereka beralasan, ingin cuci mata.
Mereka menunggu cukup lama dan itu membosankan, Davin yang sudah tidak tahan malah membuat lelucon yang membuat para lelaki itu tertawa. Dan itu membuat bu Kinan a.k.a guru killer yang sedang mengajar dikelas Zahra tiba tiba keluar.
"Zafran, Eldy, Regan,Tama dan Davin ngapain kalian berdiri disitu!" Tegur bu Kinan.
"Astagfirullah" ucap Davin sambil mengelus dada nya, kaget.
"Nungguin Adek,bu" jawab Zafran.
"Nungguin Doi,bu" sahut Eldy.
"Nungguin doi nya temen bu" sahut Regan tak mau kalah.
"Nungguin doi adek nya temen bu" terakhir Tama menyahut
"Siapa yang kalian maksud?!" Tanya bu Kinan dengan nada sarkatis.
Mereka berlima pun saling pandang, seolah sedang berbicara setelah itu mentap bu Kinan bersamaan.
"NENG ZAHRA BU!!" suara mereka berlima menggelegar keseluruh lorong kelas XI.
"YA AMPUN, GA USAH TERIAK IBU BELUM TULI" padahal sekarang ia juga berteriak.
"Hehe, maapin ya bu" ujar Davin sambil nyengir kuda.
Daripada dirinya naik darah lagi, lebih baik ia kembali ke kelas untuk meneruskan pelajaran yang sempat tertunda.
Kring,kring,kring
Bel berbunyi tanda pelajaran telah berakhir,semua murid berhamburan keluar kelas.
Zahra terkejut melihat kakaknya dan teman-temannya yang berada didepan kelasnya.
"Ngapain," Zahra menatap Zafran dan teman teman nya dengan tatapan bingung.
"Nungguin Zahra," jawab mereka berlima serempak, namun yang ter jadi setelah nya Eldy menoyor kepala teman teman nya itu.
Zahra menatap Zafran seperti meminta penjelasan, walaupun tadi Eldy sudah bilang jika mereka akan pulang bersama.
Zafran yang mengerti dengam tatapan adiknya itu lantas menjelaskan.
"Abang ga nyuruh kok Ra, Eldy nya yang maksa. Kalo Zahra gamau, gapapa," ucap Zafran terkekeh.
"Pala lo gapapa," Eldy menoyor kepala Zafran.
●●●
Hening, itulah yang terjadi didalam mobil Eldy sekarang. Tadi setelah berdebat cukup lama dengan Zafran, Zahra akhir nya mau pulang bersama Eldy, walaupun sedikit terpaksa-ingat hanya sedikit-.
"Emm," Eldy ingin memulai percakapan nya dengan Zahra, karna Eldy tidak bisa diam. Berada sangat dekat dengan orang yang kita suka, bisa kalian bayang kan?
"Zahra?"
"Hm." Zahra hanya berdehem menanggapi panggilan Eldy, ia tidak menoleh. Pandangan nya keluar jendela,namun Zahra merasakan Jantung nya berdegub. Sangat kencang.
"Kita cari makan dulu ya,laper" tanya Eldy dengan nada yang di buat manja, ia sendiri jijik membayang kan diri nya yang seperti ini. Demi Zahra, Eldy rela kok Alay.
Ia hanya mengangguk, lagi-lagi Zahra tidak menoleh, mata nya masih saja memandang ke arah luar jendela.
"Zahra mau makan dimana?" Tanya Eldy dengan lembut.
"Terserah" masih sama, nada yang datar posisi yang sama. Zahra ini, membuat Eldy kikuk
"Cafe Book's aja ya Ra?"
"Hm."
Sabar Eldy, sabar. Ini ujian, ujian dari Tuhan. Al fatihah..
●●●
S
aat mereka berdua memasuki cafe bernuasa casual itu,tatapan memuja kaum hawa langsung menyambar Eldy. Pelayan yang melihat pelanggan baru masuk langsung mengampiri meja mereka dan memberikan buku menu.
"Pesen apa Ra?" Tanya Eldy.
Zahra membolak-balik 'kan buku menu yang ada ditangannya, ia tampak menimang-nimang makanan yang akan ia pilih. Dan pilihannya jatuh kepada omelete dan ice greentea caramel.
"Omelete satu sama greentea caramel"
Eldy memilih menu yang sama denga Zahra."Dua ya mba, sama tambahan kentang goreng satu."
Pelayan itu mencatat pesanan mereka, kemudian menyebutkan nya lagi untuk memastikan tidak ada yang kurang. Setelah mendapat anggukan dari Eldy, pelayan itu melenggang pergi.
"Kak Eldy," panggil Zahra.
"Iya Ra?"
"Kenapa," ucapnya terdengar bukan seperti pertanyaan namun pernyataan.
Dahi Eldy mengeryit, apa maksud cewek di depan nya ini? Bukan kah tadi Zahra yang memanggil nya, lalu sekarang gadis itu bertanya kenapa? Sungguh, Zahra yang aneh.
"Hah? Kenapa apa nya Ra?" Eldy sungguh tidak mengerti.
Zahra menghela nafas nya berat, ia jarang berbicara panjang lebar. Terkadang, ia hanya mengeluarkan Inti dari kalimat yang ingin ia lontarkan. Hanya sahabat dan keluarga nya yang benar benar mengerti apa yang di maksud Zahra tanpa harus bertanya lagi.
"Kenapa kak Eldy mau antar Zahra pulang?" akhirnya pertanyaan itu keluar, sudah dari tadi Zahra merasa tidak nyaman. Bukan karna tidak suka, namun jantung nya dari tadi terus berdegub kencang membuat Zahra risih dan bingung. Mengapa ini terjadi?
"Ohh, karna aku tuh manusia" jawab Eldy.
Sekarang Zahra yang bingung.
"Hah?"
"Iya aku tuh manusia bukan halte"
"Serius kak Eldy"
"Aku manusia bukan halte. Jadi jodohku aku jemput bukan aku tungguin"
Saat ini Eldy dan teman-teman nya sedang berdiri depan kelas Zahra menunggu gadis itu keluar, awal nya hanya Eldy yang ingin menghampiri Zahra. Namun teman-teman nya mengekor dibelakangnya. Saat ditanya mereka beralasan, ingin cuci mata.
Mereka menunggu cukup lama dan itu membosankan, Davin yang sudah tidak tahan malah membuat lelucon yang membuat para lelaki itu tertawa. Dan itu membuat bu Kinan a.k.a guru killer yang sedang mengajar dikelas Zahra tiba tiba keluar.
"Zafran, Eldy, Regan,Tama dan Davin ngapain kalian berdiri disitu!" Tegur bu Kinan.
"Astagfirullah" ucap Davin sambil mengelus dada nya, kaget.
"Nungguin Adek,bu" jawab Zafran.
"Nungguin Doi,bu" sahut Eldy.
"Nungguin doi nya temen bu" sahut Regan tak mau kalah.
"Nungguin doi adek nya temen bu" terakhir Tama menyahut
"Siapa yang kalian maksud?!" Tanya bu Kinan dengan nada sarkatis.
Mereka berlima pun saling pandang, seolah sedang berbicara setelah itu mentap bu Kinan bersamaan.
"NENG ZAHRA BU!!" suara mereka berlima menggelegar keseluruh lorong kelas XI.
"YA AMPUN, GA USAH TERIAK IBU BELUM TULI" padahal sekarang ia juga berteriak.
"Hehe, maapin ya bu" ujar Davin sambil nyengir kuda.
Daripada dirinya naik darah lagi, lebih baik ia kembali ke kelas untuk meneruskan pelajaran yang sempat tertunda.
Kring,kring,kring
Bel berbunyi tanda pelajaran telah berakhir,semua murid berhamburan keluar kelas.
Zahra terkejut melihat kakaknya dan teman-temannya yang berada didepan kelasnya.
"Ngapain," Zahra menatap Zafran dan teman teman nya dengan tatapan bingung.
"Nungguin Zahra," jawab mereka berlima serempak, namun yang ter jadi setelah nya Eldy menoyor kepala teman teman nya itu.
Zahra menatap Zafran seperti meminta penjelasan, walaupun tadi Eldy sudah bilang jika mereka akan pulang bersama.
Zafran yang mengerti dengam tatapan adiknya itu lantas menjelaskan.
"Abang ga nyuruh kok Ra, Eldy nya yang maksa. Kalo Zahra gamau, gapapa," ucap Zafran terkekeh.
"Pala lo gapapa," Eldy menoyor kepala Zafran.
●●●
Hening, itulah yang terjadi didalam mobil Eldy sekarang. Tadi setelah berdebat cukup lama dengan Zafran, Zahra akhir nya mau pulang bersama Eldy, walaupun sedikit terpaksa-ingat hanya sedikit-.
"Emm," Eldy ingin memulai percakapan nya dengan Zahra, karna Eldy tidak bisa diam. Berada sangat dekat dengan orang yang kita suka, bisa kalian bayang kan?
"Zahra?"
"Hm." Zahra hanya berdehem menanggapi panggilan Eldy, ia tidak menoleh. Pandangan nya keluar jendela,namun Zahra merasakan Jantung nya berdegub. Sangat kencang.
"Kita cari makan dulu ya,laper" tanya Eldy dengan nada yang di buat manja, ia sendiri jijik membayang kan diri nya yang seperti ini. Demi Zahra, Eldy rela kok Alay.
Ia hanya mengangguk, lagi-lagi Zahra tidak menoleh, mata nya masih saja memandang ke arah luar jendela.
"Zahra mau makan dimana?" Tanya Eldy dengan lembut.
"Terserah" masih sama, nada yang datar posisi yang sama. Zahra ini, membuat Eldy kikuk
"Cafe Book's aja ya Ra?"
"Hm."
Sabar Eldy, sabar. Ini ujian, ujian dari Tuhan. Al fatihah..
●●●
S
aat mereka berdua memasuki cafe bernuasa casual itu,tatapan memuja kaum hawa langsung menyambar Eldy. Pelayan yang melihat pelanggan baru masuk langsung mengampiri meja mereka dan memberikan buku menu.
"Pesen apa Ra?" Tanya Eldy.
Zahra membolak-balik 'kan buku menu yang ada ditangannya, ia tampak menimang-nimang makanan yang akan ia pilih. Dan pilihannya jatuh kepada omelete dan ice greentea caramel.
"Omelete satu sama greentea caramel"
Eldy memilih menu yang sama denga Zahra."Dua ya mba, sama tambahan kentang goreng satu."
Pelayan itu mencatat pesanan mereka, kemudian menyebutkan nya lagi untuk memastikan tidak ada yang kurang. Setelah mendapat anggukan dari Eldy, pelayan itu melenggang pergi.
"Kak Eldy," panggil Zahra.
"Iya Ra?"
"Kenapa," ucapnya terdengar bukan seperti pertanyaan namun pernyataan.
Dahi Eldy mengeryit, apa maksud cewek di depan nya ini? Bukan kah tadi Zahra yang memanggil nya, lalu sekarang gadis itu bertanya kenapa? Sungguh, Zahra yang aneh.
"Hah? Kenapa apa nya Ra?" Eldy sungguh tidak mengerti.
Zahra menghela nafas nya berat, ia jarang berbicara panjang lebar. Terkadang, ia hanya mengeluarkan Inti dari kalimat yang ingin ia lontarkan. Hanya sahabat dan keluarga nya yang benar benar mengerti apa yang di maksud Zahra tanpa harus bertanya lagi.
"Kenapa kak Eldy mau antar Zahra pulang?" akhirnya pertanyaan itu keluar, sudah dari tadi Zahra merasa tidak nyaman. Bukan karna tidak suka, namun jantung nya dari tadi terus berdegub kencang membuat Zahra risih dan bingung. Mengapa ini terjadi?
"Ohh, karna aku tuh manusia" jawab Eldy.
Sekarang Zahra yang bingung.
"Hah?"
"Iya aku tuh manusia bukan halte"
"Serius kak Eldy"
"Aku manusia bukan halte. Jadi jodohku aku jemput bukan aku tungguin"