Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 3

Di malam harinya, ibu tiriku memesan satu ruangan di sebuah restoran hotel bintang lima.

Sesampainya di sana aku mendapati bahwa George juga datang.

Semua makanan sudah dihidangkan di atas meja, karena memang datang untuk makan malam, jadi aku langsung menyantapnya sesaat setelah duduk.

Tapi siapa sangka, George langsung merebut pisau dan garpu di tanganku, bahkan garpunya sampai menggores kulit tanganku.

Aku pun marah, "Apa yang kamu lakukan?"

George menceramahiku, "Putriku masih belum datang, kenapa kamu makan terlebih dahulu? Apakah tidak ada orang yang mengajarimu sopan santun yang paling mendasar? Apa karena ayahmu koma?"

Tanpa mengatakan apa-apa, aku langsung meninju wajah George.

Mengingat ayahku telah disiksa olehnya, dan dia masih berani menghinaku dan ayahku, aku benar-benar akan meninjunya sampai mati.

Ibu tiriku terlihat syok, dia langsung mendorongku dan berteriak, "Kenapa kamu tiba-tiba menyerangnya? Kamu benar-benar kurang ajar!"

Aku pun menyindirnya, "Memangnya kenapa kalau aku kurang ajar? Kalau ayahku tidak bodoh, bagaimana mungkin kamu bisa masuk ke rumah kami?"

Mendengar itu, wajah ibu tiriku langsung menjadi canggung.

Dulu ayahku tidak mau menikah lagi karena memikirkan perasaanku, kemudian, teman bisnisnya mengajaknya pergi bertemu beberapa orang, dan tidak tahu kenapa ayahku menyukai Kylie yang saat itu hanya menjadi seorang pelayan di restoran.

Karena aku sudah menginjak usia dewasa, ayahku pun tidak lagi memikirkan perasaanku dan mulai berpacaran dengan Kylie, bahkan pada akhirnya menikah dengannya.

Ketika suasana semakin canggung, tiba-tiba pintu ruangan dibuka dari luar.

Seorang wanita berambut merah yang memakai gaun ketat dengan dandanan yang menor di wajahnya masuk ke dalam ruangan.

Dia melihat seisi ruangan sekilas, lalu langsung duduk di sampingku.

"Kamu adalah calon suami yang dicarikan oleh ayahku?"

Sebelum aku bersuara, ibu tiriku memperkenalkan wanita ini padaku sambil tersenyum, "Dia adalah putrinya Paman George, cantik bukan? Nanti kalau kalian sudah menikah, kalian bisa bekerja di kantor bersama-sama."

Aku tertawa, seperti mendengar lelucon yang sangat lucu.

Selama ini perusahaan keluargaku selalu diurus oleh ayahku, dan aku juga yang selalu membantunya.

Kemudian, setelah ayahku menikah lagi, Kylie berniat untuk ikut campur masalah perusahaan, tapi kutolak.

Ini membuatku dan ayahku sempat ribut untuk sesaat.

Kemudian ayahku mengalami kecelakaan, aku pun jadi sibuk mengurus perusahaan sendirian.

Tidak disangka, ibu tiriku masih mengincar perusahaan keluargaku itu.

Apakah dia mengira, setelah ayahku koma, semua aset keluargaku akan menjadi miliknya seorang?

Lucu sekali.

Memangnya seorang wanita yang bukan siapa-siapa ini mampu bersaing denganku?

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel