Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Pertemuan tidak terduga

Arumi bangun, ternyata dia hanya mimpi saja.

"Alhamdulillah ternyata cuma mimpi, tapi kenapa seperti nyata?"Tanya Arumi pada dirinya sendiri.

Arumi memasak untuk makan malam, tiba-tiba ponselnya berdering. Pelanggan setia Arumi ingin dilayani malam ini, Arumi ragu sekali untuk menjawab.

"Ayolah Arumi! temani aku lagi."Kata Seorang Pria disebrang sana.

"Baik Om nanti tolong jemput saya ya om."Kata Arumi.

Pria tersebut tampak senang mendengar Arumi setuju untuk melayani dia.

Tepat pukul 7 malam sebuah mobil avanza menjemput Arumi. Dengan mengendap-endap dia masuk kedalam mobil. Mereka lalu pergi ke sebuah hotel berbintang.

Sesampainya disana Arumi masuk kedalam sebuah kamar dan melayani pelanggan setianya. Setelah itu Arumi keluar dari hotel. Sampai dilobi hotel, Arumi melihat Ustadz Maulana.

"Om pulang saja duluan, saya nanti pulang sendiri. Masih ada urusan yang harus saya kerjakan."Kata Arumi.

"Baiklah hati-hati cantik." Kata Pria itu lalu pergi meninggalkan Arumi.

"Mbak Arumi...Sedang apa disini?"Tanya seseorang ternyata ustadz Maulana sudah ada dibelakang Arumi.

"Oh itu ustadz baru bertemu teman yang menginap disini."Jawab Arumi. "Ustadz sendiri sedang apa?"Tanya Arumi.

"Ini teman saya ada yang nginep disini juga."Kata Ustadz Maulana.

Arumi sedikit canggung karena dia memakai mini dres yang ngepas dibadan.Tampaknya ustadz Maulana faham jika Arumi tidak nyaman berhadapan dengan dia dengan penampilan seperti itu.

"Sudah dulu ya Mbak, saya menemui teman saya dulu."Kata Ustadz Maulana. Belum sempat ustadz Maulana pergi, tiba-tiba ada yang memanggilnya.

"Maulana..."Panggil seorang Pria berbaju kemeja coklat.

"Kenapa kamu turun, kan tadi aku bilang akan keatas."Kata Ustadz Maulana.

"Kamu kelamaan, ternyata disini ngobrol sama cewek cantik."Kata Pria itu.

"Oh Mbak Arumi kenalkan ini teman saya namanya Arman."Kata Ustadz Maulana.

"Oh wanita cantik ini siapa kamu Maulana?"Tanya Arman.

"Oh dia tetangga saya,"Kata Ustadz Maulana.

"Ustadz saya duluan ya."Kata Arumi baru melangkah selangkah tangan Arumi dipegang oleh Arman.

"Cantik jangan buru-buru, boleh kita pergi ngobrol sebentar bertiga."Kata Arman melepaskan tangan Arumi.

"Maaf Mas Arman, saya masih ada urusan. Permisi Assalamualaikum."Jawab Arumi lalu melangkah pergi meninggalkan hotel.

"Arman kamu tidak pernah berubah kalau lihat cewek cantik selalu saja gelap mata."Kata Ustadz Maulana.

"Aku merasa cewek tadi tidak asing, dari penampilan seperti wanita nggak benar."Kata Arman.

"Sudah jangan lihat orang dari penampilannya. Sekarang kita mau kemana?"Tanya Ustadz Maulana.

"Kita ke cafe seberang sana saja ya."Kata Arman.

Arumi duduk dicafe seberang hotel dia minum jus pesanan dia. Malam ini dia akan bertemu teman lamanya. Tidak berapa lama terlihat Ustadz Maulana dan Arman masuk cafe tersebut.

"Aduh mereka malah ikut kesini."Kata Arumi panik.

Namun ustadz Maulana tidak menyadari jika ada Arumi disana. Mereka memesan makanan dan minuman.

Teman Arumi datang dengan wajah sumringah.

"Arumi maaf sudah lama menunggu ya."Kata Fatma.

"Nggak juga sih, Oh ya mah minum apa nih."Kata Arumi.

Mereka lalu mengobrol soal perumahan, Fatma merupakan seles dari perumahan sempurna. Arumi berniat untuk membeli rumah.

"Kamu kenapa masih kerja begini Rum?"Tanya Fatma.

"Harusnya kamu segera taubat deh terus nikah, biar ada yang bimbing kamu kejalan yang benar."Kata Fatma.

"Aduh Ma, kalau aku nggak kerja aku makan apa nanti. Kamu sendiri aku sendirian, Kalau aku ikut Mama ujung-ujungnya sama aja."Kata Arumi.

"Rejeki itu sudah ada yang ngatuk Rum, kamu jangan pernah khawatir. Katanya kamu juga jualan jamu tekuni saja itu."Kata Fatma.

"Aku belum bisa Ma, nggak tahu kalah nanti. Saat ini saya mau kumpulin uang lagi buat buka toko."Kata Arumi.

"Sampai kapan kamu begini? nanti pasti kamu akan menyesal."kata Fatma.

"Aku tidak tahu fatma, susah kalau aku meninggalkan duniaku ini. Akh masih merasa nyaman dengan pekerjaan ini."Kata Arumi.

"Ingat dosanya Arumi jangan maunya enak saja."Kata Fatma.

"Tahu ah pusing,"Kata Arumi.

Mereka Asyik mengobrol tentang agama, Fatma selalu menasehati Arumi agar segera taubat.

"Katanya pulang kok disini."Kata Arman yang tiba-tiba berada disamping Arumi.

"Tadi mendadak pengen bertemu Fatma, Mas."Jawab Arumi.

Fatma nampak memperhatikan Arman dan ustadz Maulana.

"Mbak Arumi kita duluan ya."Kata Ustadz Maulana menarik tangan Arman.

"Siapa mereka?"Tanya Fatma.

"Oh itu ustadz Maulana tetangga saya, dan yanv satu temanmu namanya Arman."Kata Arumi.

"Oh dia ustadz tah pantas ganteng banget."Kata Fatma.

"Iya ganteng, kamu naksir?"Tanga Arumi.

"Iya Mau lah punya pacar ustadz."Kata fatma.

"Ya kalau dia mau sama kamu."Kata Arumi.

"Kok kamu bilng gitu, jangan-jangan kamu juga suka ustadz tadi. Iyakan?"Tanya Fatma.

"Nggak kok, aku sadar diri aku nggak pantas buat dia."Kata Arumi.

"Tapi kalau kamu sama dia sih pas Rum, dia bisa bikin kamu benar-benar taubat dan meninggalkan dunia gelap kamu ini."Kata Fatma."Oh ya kemarin aku ketemu Steven, katanya dia masih cinta sama kamu."Tambah Fatma.

"Udah jangan bicara dia nanti aku mual."Kata Arumi.

"Dulu kamu mencintai dia, kenapa sekarang benci banget? Apa karena ustadz tadi?"Tanya Arumi.

"Aku masih kecewa sama dia yang udah nggak bisa aku maafkan. Biarkan dia kena karmanya karena dulu dia nyakitin aku."Kata Arumi.

"Jangan kayak gitu Steven pasti nekat buat dapatin kamu, dia pasti melakukan apa saja demi bisa dapatkan kamu kembali."Kata Fatma.

"Udahlah aku pusing dengar namanya."Kata Arumi.

Akhirnya mereka pulang kerumah masing-masing. Pukul 10 malam Arumi sampai di gang kompleks Arumi. Dia berjalan masuk gang lalu menuju kontrakannya.

Arumi masuk kedalam kontrakan lalu menguncinya kembali. Arumi merebahkan diri diatas sofa dia sangat capek hari ini.

Baru beberapa menit tertidur terdengar suara benda jatuh dari dapur. Arumi menghampiri suara tersebut namun nyatanya hanya kucing yang menjatuhkan piring plastik.

"Ternyata kucing bikin takut saja."Kata Arumi. Arumi mengambil piring plastik tersebut lalu mencuci piring tersebut. setelah itu Arumi kembali merebahkan diri diatas ranjang kamarnya.

Seseorang masuk menyelinap kedalam kontrakan Arumi, Arumi yang terlelap tidak menyadarinya. Pria yang masuk itu memperhatikan Arumi yang sedang tertidur. Pria tersebut tergoda untuk meniduri Arumi. Lalu dia melampiaskan hasratnya pada Arumi. Arumi terbangun dan memdapati tubuhnya tanpa busana.

"Siapa yang meniduriku?"Tanya Arumi.

Arumi mencium bau parfum pria dibajunya.

"Lagi-lagi aku kecolongan, tapi siapa yang masuk? Apa Pak Maman? secara yang punya kunci antara aku sama Bu Zum."Kata Arumi kesal.

Arumi merasa tempat ini sudah tidak nyaman bagimu. Dia ingin segera pindah ke rumahnya sendiri. Dia tidak ingin kecolongan lagi.

"Enak saja makan gratisan."Omel Arumi sambil memakai pakaiannya.

Arumi sepertinya menginjak sesuatu, sebuah kalung dilantai.

"Kalung siapa ini?"Tanya Arumi.

Arumi memperhatikan kalung itu, seketika dia tahu siapa pelakunya. Kalung itu merupakan kalung yang dibeli Arumi untuk seseorang. Arumi yakin dugaannya benar bahwa dia pelaku.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel