Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Kesepakatan dengan Steven

Arumi datang kerumah pemilik kalung tersebut, dia benar-benar kecewa.

"Steve... keluar kamu."Teriak Arumi Marah.

"Eh Arumi senang sekali kamu kesini."Kata Steven.

"Maksudmu apa semalam menyelinap ke kontrakan gue, dan loe perkosa gue. Udah nggak bisa bayar PSK apa loe, sampai nyuri."Kata Arumi.

"Jangan nuduh ya, aku nggak melakukan itu. Jangan kamu kira aku mencintai kamu lalu melakukan hal seperti itu."Kata Steven mengelak.

"Oh ya dimana kalung pemberian ku dulu? aku mau lihat."Kata Arumi.

"Ada kok sebentar aku ambilkan kalungnya."Kata Steven lalu masuk kedalam kamarnya.

Steven tampak bingung kalung yang dia cari tidak ada disaku celananya.

"Mana kalungnya?"Teriak Arumi dari ruang tamu.

"Karunya hilang, mungkin aku lupa nyimpannya."Kata Steven.

"Ini kan kalungnya?"Tanya Arumi memperlihatkan kalung milik Steven.

"Kok bisa ada sama kamu?"Tanya Steven bingung.

"Aku nemuin ini dilantai kamarku tadi pagi, aku yakin kamu pelaku semalam. Ayo ngaku saja kamu, bukti sudah ada."Kata Arumi.

"Bukan aku pelakunya mungkin saja ada yanh menjebak aku."Kata Steven.

"Disana nggak ada yang kenal kamu, jadi ini pasti kamu."Kata Arumi.

"Arumi aku nggak sekeji itu meskipun aku cinta sama kamu."Kata Steven.

"Makan aja tuh cinta, kamu kira aku akan percaya begitu saja."Kata Arumi.

"Tolong Arumi kembalilah padaku, kalau tidak aku memberitahu semua warga komplek siapa kamu sebenarnya."Kata Steven."Termasuk ustadz yang kemarin nolongin kamu, aku pastikan dia juga tahu."Kata Steven.

"Kami kira aku takut sama ancaman mu? aku tidak pernah takut."Kata Arumi.

lalu Steven membuka leptopnya dan memperlihatkan vidio lama ketika Arumi dijual oleh Mamanya.

"Masih nggak takut?"Tanya Steven.

"Jangan sebarin itu, apa mau kamu?"Tanya Arumi.

"Aku ingin kamu jadi milikku. kamu boleh saja kerja tapi hasilnya buat aku."Kata Steven.

"Itu yang kamu sebut cinta? kamu kira aku bodoh. Mending aku jualan jamu dari pada kerja buat kamu."Kata Arumi.

"Terserah saja kalau kamu mau semua orang tahu."Ancam Steven.

"Oke saya mau tapi tidak semua hasil kerja saya 70% buat saya kamu 30%."Kata Arumi negosiasi.

"Oke tidak apa-apa. Dan kamu wajib melayani saya setiap saya menginginkannya."Kata Steven.

"Enak aja udah minta bagian uang aku, masih minta gratisan."Kata Arumi.

"Mau nggak? kalau nggak mau ya udah."Kata Steven.

"Oke, tapi jangan ganggu aku, atau mengusik hidupku."Kata Arumi.

"Oke. deal,"Kata Steven senang.

Arumi benar-benar tidak habis fikir dengan Steven tega sekali dia memanfaatkan Arumi hanya demi uang.

Arumi pulang dengan perasaan kesal, "Mbak Arumi, darimana?"Tanya Ana saat bertemu dijalan.

"Ikut kerumah yuk Na, butuh teman nih."Ajak Arumi.

mereka pergi ke kontrakan Arumi,"Ada apa Mbak?"Tanya Ana duduk disofa.

"Semalam ada orang masuk kesini dan dia melakukan hal bejat itu.Dia orang yang bertemu kita pas beli siomay. Aku datangin aja rumahnya ,eh dia ngancam aku akan nyebarin ke warga sini tentang kerjaan gue. Aku negosiasi akhirnya dia memberi syarat aku harus bagi hasil sama dia dan melayani dia."Kata Arumi.

"Gila banget tuh orang Mbak, harusnya laporkan aja dia kekantor polisi. Itu namanya pemerasan Mbak Arumi."Kata Ana.

"Dia mengancam akan ngasih tahu ustadz Maulana juga, aku jadi takut."Kata Arumi.

"Tapi dia keterlaluan Mbak, udah dapat uang minta jatah lagi. Dasar pengecut tuh cowok. Mbak Arumi gagal taubat dong kalau begini caranya."Kata Ana kesal.

"Aku bingung Na, aku nggak mau ustadz tahu siapa aku sebenarnya. Aku takut dia jadi menjauh sama aku."Kata Arumi.

"Mbak Arumi suka sama ustadz Maulana ya?"Tanya Ana.

Arumi hanya mengangguk pasrah, dia merasa tidak pantas untuk seorang ustadz.

"Lambat laun Ustadz Maulana pasti tahu Mbak, soal dia bisa terima Mbak apa adanya atau tidak Ana nggak tahu."Kata Ana.

Ana mendapat telfon dari Agus untuk bertemu, "Mbak aku nemuin mas Agus dulu ya, tadi ada janji ketemu."Kata Ana.

"Iya Na, hati-hati ya jangan neko-neko."Pesan Arumi.

"Iya Mbak,"Jawab Ana lalu keluar dari kontrakan Arumi.

Arumi mendapat telfon dari Fatma jika perumahan yang dia beli sudah siap huni.

"Akhirnya aku punya rumah sendiri."Kata Arumi.

Arumi pergi menemui fatma untuk melihat perumahannya. Disana banyak juga yang sudah dihuni oleh pemiliknya. Arumi melihat ada perempuan cantik berhijab membeli perumahan didepannya.

"Wanita berjilbab itu cantik sekali."Kata Arumi.

"Oh iya, pasti suaminya beruntung dapat dia."Kata Fatma."Kamu kalau berjilbab juga cantik Rum."Tambah Fatma.

"Aku nggak pantas ah Ma, kamu kan tahu sendiri aku seperti apa."Kata Arumi.

"Jangan pesimis, yakin kamu bisa lebih baik."Kata Fatma.

Akhirnya Fatma dan Arumi berpisah karena Fatma ada pertemuan dengan clien lain.

Arumi pulang ke kontrakan, ternyata disana sudah ada Steven.

"Ngapain lagi kamu kesini?"Tanya Arumi.

Arumi membuka pintu dengan cepat Steven mengajak Arumi masuk dan mengunci pintu kembali.

"Aku minta jatah,"Kata Steven.

Arumi berusaha memberontak namun tidak bisa. Steven menarik Arumi kekamar dan Steven melampiaskan hasratnya pada Arumi. Arumi kesal dengan perbuatan Steven.

"Cepat kamu pergi dari sini, aku mau lihat muka kamu."Usir Arumi.

"Oke cantik, Terimakasih udah layanin aku."Kata Steven senang.

Steven keluar, didepan kontrakan Arumi dia bertemu Ustadz Maulana.

"Hey Ustadz...Apa kabar?"Tanya Steven.

"Alhamdulillah baik,"Jawab Ustadz Maulana.

Steven pergi dari rumah Arumi, Ustadz Maulana khawatir jika Steven menyakiti Arumi.

"Assalamualaikum."Kata Ustadz Maulana.

Arumi keluar dengan rambut acak-acakan.

"Ustadz...ada apa ya?"Tanya Arumi sambil menyisir rambutnya dengan tangan.

"Tadi aku melihat pria kemarin datang kesini, Mbak Arumi tidak diapa-apain kan?"Tanya Ustadz Maulana tampa khawatir.

"Nggak kok ustadz,"Jawab Arumi.

Ustadz Maulana melihat ada tanda merah dibeberapa leher Arumi, namun dia tidak berani bertanya.

"Ustadz kenapa kok melihat saya kayak gitu?"Tanya Arumi jadi salah tingkah.

"Nggak apa-apa Mbak, syukurlah kalau Mbak baik-baik saja. saya permisi Mbak, Assalamualaikum."Kata Ustadz Maulana.

"Waalaikumsalam ustadz."Kata Arumi.

Setelah Ustadz Maulana pergi Arumi kembali kedalam kamar dia menyisir rambutnya dimeja rias. Arumi kaget ketika melihat ada tanda kissmark dilehernya.

"Ya ampun, jangan-jangan ustadz tadi lihat ini."Kata Arumi panik.

Arumi kesal dengan perbuatan Steven, dia meninggalkan jejak ditubuh Arumi.

"Gimana kalau ustadz tahu tanda ini, malu aku."Kata Arumi bingung.

Saat Arumi panik dia tidak bisa berfikir jernih, tiba-tiba dia mengamuk. Saat itu juga Ana datang kekontrakan Arumi. Ana datang lalu menangis sambil memeluk Arumi. Arumi bingung dengan sikap Ana.

"Kamu kenapa?"Tanya Arumi.

Ana hanya menggeleng namun tetap saja terisak.

"Ada masalah dengan Agus?"Tanya Arumi penasaran.

Ana mengangguk pelan, tapi dia masih enggan menjawab.

"Agus ngapain kamu? dia nyakitin kamu?"Tanya Arumi.

Ana hanya diam saja tanpa menjawab pertanyaan Arumi.

"Jujur saja, Agus ngapain kamu. Kok kamu nangis begini."Kata Arumi."Kalau kamu nggak ngomong aku jadi bingung sendiri."Tambah Arumi.

"Mas Agus melakukan itu sama aku Mbak? dia perkosa aku."Kata Ana.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel