Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Masalah Ana dan Agus

"Apa Agus perkosa kamu?"Tanya Arumi sambil melepaskan pelukan Ana.

"Iya Mbak, Awalnya aku nggak mau tapi dia maksa. Katanya sebagai bukti cinta aku ke dia."Jawab Ana.

"Ana kamu kan udah sering aku ingatkan, jangan lakukan hal nekat. Kalau kamu sampai hamil gimana?"Tanya Arumi.

"Kak bantu aku biar nggak hamil dong?"Tanya Ana panik.

"Aku udah KB sejak sebelum melakukan hal itu. Jadi kalau KB setelah melakukan itu belum tentu bisa mencegah."Kata Arumi.

"Lalu aku harus bagaimana Mbak?"Tanya Ana khawatir."Kalau Bapak dan Ibu tahu aku pasti dimarahin habis-habisan."Kata Ana.

"Aku juga bingung Na, coba kamu minta supaya Agus mau menikahi kamu. Nanti aku bantu, buat jebak Agus."Kata Arumi.

"Benaran ya Mbak, bantuin aku."Kata Ana.

"Iya kamu tenang ya, bersikap biasa aja anggap nggak pernah ada masalah."Kata Arumi.

"Baik Mbak, saya usahakan,"Kata Ana.

Ana pulang kerumah, sementara itu Arumi mencari cara untuk menjebak Agus.

"Aduh masalah aku aja nggak selesai, ini ditambah masalah Ana."Kata Arumi.

Esoknya Arumi pergi jualan jamu dia bertemu dengan Bu Ami. Bu Ami yang biasanya ramah sama Arumi kini ketus sekali. Namun Arumi tidak mempermasalahkan hal itu.

Ana memberi kabar bahwa Agus ingin bertemu dengan Ana. Terpaksa Arumi berhenti jualan dan menemani Ana secara diam-diam.

"Gimana kak? dia udah nunggu ditempat itu."Kata Ana.

"Kamu temui dia, nanti kalau dia berusaha neko-neko lagi akan aku rekam. Setelah kita dapat rekaman itu kita paksa Agus nikahin kamu."Kata Arumi.

"Baik Mbak, bantu aku ya mbak."Kata Ana lalu menemui Agus ditempat sepi yang biasa mereka bertemu.

"Sayang akhirnya kamu datang."Kata Agus ketika melihat Ana turun dari sepeda motor, Arumi sengaja diturunkan ditempat yang Aman untuk mengintai.

"Iya sayang, ada apa kok ngajak ketemu?"Tanya Ana.

Agus mendekati Ana dan tiba-tiba memeluknya, tangan Agus meraba-raba tubuh Ana, Ana berusaha untuk menyingkirkan tangan Agus. Arumi tidak lupa merekam kejadian itu.

"Yuk kita lakukan lagi!"Ajak Agus.

"Maaf sayang aku masih belum bisa, masih trauma sama yang kemarin."Kata Ana menolak.

Namun tangan Agus masih saja meraba-raba, Ana menyingkirkan tangan Agus.

"Katanya sayang diajak gituan kok nggak mau."Kata Agus.

"Kemarin kamu udah maksa aku, sekarang kamu minta lagi."Kata Ana.

Agus dengan nafsunya memaksa Ana, hendak membuka kancing baju Ana. Ana terus memberontak, baru terbuka dua kancing Arumi muncul.

"Hey Agus, kalau mau melampiaskan nafsu kamu jangan ke Ana, jajan saja sana."Teriak Arumi.

Agus kaget, dia sedikit menjauh dari Ana. Ana mengancingkan bajunya lagi.

"Aku udah rekam semuanya tadi kelakuan kamu ke Ana. Aku bisa saja menyebarkan ini kemedia sosial."Kata Arumi.

"Mbak Arumi jangan, aku mohon jangan Mbak."Pinta Agus.

"Kalau gitu kamu nikahin Ana segera, sebagai bentuk tanggung jawab kamu atas perbuatan kamu kemarin."Kata Arumi.

"Tapi Mbak aku belum siap menikah."Kata Agus.

"Aku nggak mau tahu, aku tunggu kamu melamar Ana. Saya kasih waktu 2 minggu, kalau dalam 2 minggu kamu nggak ngelamar Ana maka akan aku sebar. Ingat ya nikahin Ana, bukan cuma ngelamar terus ditinggal."Kata Arumi.

"Baik Mbak, saya usahakan."Kata Agus pasrah.

Arumi mengajak Ana pulang, setelah itu Arumi melanjutkan jualannya.

Arumi jualan lewat depan rumah Agus, agus sepertinya sedang berbicara dengan Bapaknya diteras rumah.

"Pak, Agus mau ngelamar Ana."Kata Agus sedikit takut.

"Kamu itu mikir nggak, kamu aja belum ada kerjaan tetap kok malah mau melamar anak orang."Kata Bapak Agus.

"Tapi pak, Agus sayang sama dia."Kata Agus.

tiba-tiba ibu Agus datang,"Memang siapa yang mau kamu lamar?"Tanya Ibu Agus.

"Ana bu, saya dan Ana sudah berpacaran. Agus ingin menikahi dia."Jawab Agus.

"Pak nikahan saja Agus daripada nanti nggak kita nikahkan malah nekat."Kata Ibu Agus.

"Bu, Agus itu belum punya kerjaan tetap nanti istrinya mau kasih makan apa?"Tanya Bapak Agus.

"Pak jangan berfikir seperti itu,ingat dulu Bapak nikahin Ibu juga tidak punya kerjaan tetap kan. Nyatanya Ibu selalu Bapak kasih makan pakai Nasi dan lauk."Kata Ibu Agus.

"Terserah Ibu, Bapak ngikut saja. Tapi Bapak nggak punya biaya buat nikahan dia."Kata Bapak Agus.

"Nikah di KUA saja nggak apa-apa Pak."Kata Agus.

"Terserah kamu, urus saja sama Ibumu."Jawab Bapak Agus.

Agus merasa lega karena orang tuanya sudah mengizinkan dia melamar Ana.

"Terimakasih Bu, Pak sudah ngizinin Agus ngelamar Ana."Kata Agus senang.

Mendengar keluarga Agus bersedia melamar Ana, Arumi segera memberikan kabar pada Ana.

Namun pesan Arumi belum dibaca oleh Ana. Arumi kembali menjual jamu lagi.

"Mbak Arumi apa benar yang orang bilang kalau Mbak Arumi suka godain suami orang."Kata Bu Emi.

"Ah itu tidak benar bu, orang-Orang saja yang pandai mengolah omongan."Kata Arumi.

"Ya pantas Bu Emi Mbak Arumi kan cantik beda sama kita yang udah tua."Kata Bu Ela.

"Cantik kalau kelakuannya nggak baik buat apa Bu?"Tanya Bu Emi.

"Sudah Bu,jangan bikin mbak Arimj sedih. "Kata Bu Ela.

"Alah bu, jangan belain dia". Kata bu Emi.

"Saya nggak belain siapa pun bu, saya hanya meluruskan."Kata Bu Ela.

"Beli jamunya nggak sih Bu? Tanya Arumi.

"Beli lah, kunir asam satu.'' Jawab Bu Ela.

"Ini bu sudah jadi."Kata Arumi memberikan segelas jamu pada Bu Ela.

Setelah Bu Ela selesai minum jamu, Arumi Kembali berkeliling hingga bertemu Ustadz Maulana.

"Ustadz ngapain disini?"Tanya Arumi ketika melihat Ustadz Maulana.

"Ini lagi jalan sore aja nih Mbak."Kata Ustadz Maulana tersenyum.

"Tumben kok belum habis mbak?"Tanya ustadz maulana.

"Iya ustadz tadi ada urusan sebentar."Kata Arumi."Ustadz Mau jamu? Tanya Arumi.

"Nggak Mbak, saya nggak terlalu suka jamu."Kata ustadz Maulana.

"Lalu ustadz suka apa?"Tanya Arumi.

"Suka susu,"Jawab Ustadz Maulana. Arumi tersenyum mendengar jawaban Ustadz Maulana. "Maksud aku suka susu soda."Kata Ustadz Maulana.

"Iya ustadz, tapi hati-hati jangan banyak-banyak nanti sakit."Kata Arumi lalu beranjak untuk pergi.

"Iya Mbak, Oh ya pria kemarin siapa Mbak? yang keluar dari rumah Mbak Arumi?"Tanya Ustadz.

"Itu teman lama ustadz, dia hanya singgah sebentar."Jawab Arumi.

"Saya permisi dulu Mbak, mau pergi."Kata Ustadz Maulana."Assalamualaikum."Kata ustadz Maulana.

"Waalaikumsalam ustadz."Jawab Arumi.

Ustadz Maulana meninggalkan Arumi mematung sendirian.

"Ustadz Maulana menghawatirkan aku."Kata Arumi senang.

Arumi berkeliling jualan lagi, setelah habis dia langsung pulang. Arumi merebahkan tubuhnya diatas ranjang.

Arumi tertidur hingga terlelap dan bangun ketika magrib tiba.

Selesai adzan dia mandi lalu makan sendirian. Arumi lalu santai didepan televisi. Ana tiba-tiba masuk kedalam rumah Arumi dia ceria sekali.

"Senangnya yang mau dilamar."Kata Arumi.

"Pastilah Mbak, Terimakasih Mbak udah bantu Aku."Kata Ana.

"Sama-sama dek."Kata Arumi.

Pintu kontrakan digedor-gedor seseorang, Ana dan Arumi membuka pintu.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel