Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Perpisahan Ana dan Arumi

Ibunya Ana berdiri didepan pintu kontrakan Arumi dengan berkacak pinggang.

"Ngapain kamu disini? Ibu sudah bilang jangan bergaul sama orang ini. Dia itu wanita nggak benar."Kata Ibunya Ana Marah.

"Bu, Mbak Arumi nggak seperti yang Ibu fikirkan."Kata Ana.

"Jangan belain dia kamu Na, otak kamu pasti sudah dicuci sama dia biar ngelawan sama orang tua. Dia juga kan yang ngajarin kamu pacaran sama Agus."Kata Ibunya Ana.

"Ana mending ajak Ibumu pulang daripada bikin keributan disini."Kata Arumi.

"Iya Mbak,Maafkan Ibu ya Mbak."Kata Ana keluar dari rumah Arumi.

"Ngapain kamu minta maaf sama dia, lagian yang Ibu bilang itu benar. Ibu pernah lihat dia jalan sama Bapak-bapak kok mesra sekali."Kata Ibu Ana.

"Bu sudah kita pulang, jangan buat keributan."Kata Ana menarik lengan Ibunya.

Mereka lalu pulang kerumah, Arumi tidak menyangka kalau warga mulai mengetahui pekerjaannya.

Arumi segera menelfon Fatma bahwa dia akan segera pindah. Arumi juga datang kerumah Bu Zul untuk berpamitan.

"Bu Zum, besok saya akan pindah dari kontrakan. Barang-barang milik saya akan saya angkut malam ini sebagian."Kata Arumi.

"Memang sebaiknya kamu pergi dari sini Arumi, daripada nanti bikin malu warga sini."Kata Bu Zum.

"Iya bu,"Kata Arumi lalu kembali ke kontrakan. Dia sudah menyewa mobil beserta orang untuk angkat barang. Sofa, meja, Almari,kulkas dan yang lainnya sudah diangkut.

Ana mendengar kabar bahwa Arumi akan pindah segera ke kontrakan Arumi.

"Ngapain kamu ke kontrakan Arumi, biarkan saja dia pindah."Kata Ibu Ana.

"Ana mohon Bu, kali ini saja biarkan Ana nginep dirumah Mbak Arumi. Besok kan dia sudah pindah."Kata Ana memohon pada Ibunya.

"Baiklah setelah ini jangan lagi berhubungan dengan dia."Kata Ibu Ana.

"Iya Bu, Ana janji sama Ibu."Kata Ana.

Ana lalu melajukan sepeda motornya ke kontrakan Arumi.

"Mbak Arumi..."Teriak Ana ketika melihat Arumi sedang bicara dengan tukang angkat barang.

"Ana, ngapain kamu kesini? nanti Ibumu marah lagi."Kata Arumi ketika melihat Ana mendekati dia.

"Ibu sudah ngasih izin Ana buat nginep sini malam ini Mbak. Malam ini kan perpisahan buat kita Mbak."Kata Ana sedih.

"Udah jangan sedih kayak gitu,udah sini ayo kita masuk!"Ajak Arumi menggandeng lengan Ana.

"Barangnya udah diangkut sebagian ya Mbak?"Tanya Ana ketika melihat ruang tamu yang sudah kosong.

"Kali ini nggak ada makanan soalnya kulkas udah diangkut juga."Kata Arumi.

"Nggak apa-apa Mbak, Ana udah makan tadi dirumah."Kata Ana.

Mereka tiduran diranjang, sambil berbincang-bincang.

"Nanti kalau nikah jangan lupa kabarin aku ya. Ini alamat rumahku yang baru, nanti aku kirim ke no Wa mu."Kata Arumi.

"Iya Mbak, Mbak Arumi kan orang paling berjasa pada hubungan kita."Kata Ana.

"Ana aku kok lapar beli bakso Bang Dimas yuk!"Ajak Arumi.

"Iya Mbak,"Jawab Ana.

Mereka naik motor Ana menuju Bakso Bang Dimas. Disana ternyata ada Bu Lela.

"Ngapain kamu kesini?"Tanya Bu Lela.

"Ya mau beli bakso lah Bu, masak ngapelin Bang Dimas."Jawab Arumi ketus.

"Bang bakso dua porsi ya."Kata Ana.

"Mbak Arumi katanya besok mau pindahan ya?"Tanya Bang Dimas.

"Iya Bang, mau pindah kerumah sendiri."Kata Arumi. "Disini Ibu-ibunya julid semua."Kata Arumi sambil melirik Bu Lela.

"Maksud kamu apa bilang julid sambil ngelirik aku?"Tanya Bu Lela.

"Situ juga julid kan buktinya kemarin nuduh aku nikung Bang Dimas. Tanya sendiri tuh sama Bang Dimas kalau dia emang nggak suka sama Ibu."Kata Arumi.

"Iya Bu Lela, Itukan usianya jauh lebih tua pantasnya jadi Ibuku."Jawab Bang Dimas.

"Tuh dengar sendiri kan?"Tanya Arumi.

Bu Lela segera menghabiskan baksonya dan segera pulang karena malu.

"Akhirnya dia malu sendiri tuh Mbak."Kata Ana.

Mereka lalu makan bakso sambil bercanda, tiba-tiba Agus datang.

"Na, besok malam orang tuaku mau kerumahmu. Bilang ya sama orang tuamu."Kata Agus.

"Iya mas, nanti aku kasih tahu Ibu. Malam ini aku nginep dirumah Mbak Arumi."Jawab Ana.

"Kenapa Mbak Arumi pindah?"Tanya Agus.

"Disini udah nggak nyaman aja gus."Jawab Arumi.

"Lha jualan kamunya gimana? Masih lanjut?"Tanya Agus.

"Masih aku tetap ambil ditempat Mbak siti tapi mungkin tidak keliling disini."Kata Arumi.

Mereka lalu pulang setelah selesai makan. Ana mampir kerumah dulu memberitahu keluarganya.

"Pak, Bu besok malam keluarga mas Agus akan kesini."Kata Ana.

"Ngapain? mereka kesini?"Tanya Ibu Ana.

"Sepertinya akan melamar Ana pak, Bu."Jawab Ana."Udah ya Bu, Ana ketempat Mbak arum dia nunggu didepan."Kata Ana lalu pergi.

Ana dan Arumi kembali ke kontrakan,ketika hendak menutup pintu Arumi melihat Ustadz Maulana lewat depan kontrakan.

"Pasti akan kangen sama kamu ustdaz."Kata Arumi lalu masuk kedalam rumah.

Esoknya Ana membantu Arumi untuk berkemas baju. Setelah Arumi pergi Ana baru pulang Kerumahnya. Sebelum Arumi pergi Ana menangis dipelukan Arumi dia merasa kehilangan seorang sahabat yang selama ini menjadi teman curhatnya. Begitu juga dengan Arumi dia sedih harus menahan kangen pada ustadz Maulana.

"Mbak jangan melamun terus loh."Kata Supir yang menganggut barang Arumi.

"Nggak kok mas, cuma sedih aja harus ninggalin kompleks itu."Jawab Arumi.

Sesampainya diperumahan Arumi menata bajunya, disana dia belum punya teman dekat. Karena perumahan itu belum full diisi semua.

Arumi melihat gadis bderjilbab didepan rumahnya sedang keluar.

"Baru pindah ya Mbak?"

"Iya Mbak, kenalkan aku Arumi."Kata Arumi mempeekenalkan diri.

"Aku Fatimah mbak, senang bisa bertetangga sama Mbak Arumi."Kata Fatimah sambil tersenyum manis.

"Mbak fatimah disini sama siapa aja?"Tanya Arumi.

"Saya sendiri Mbak, saya masih lajang."Jawab Fatimah.

"Wah sama dong Mbak, bisa jadi teman curhat nih."Kata Arumi tersenyum senang.

"Iya Mbak, kalau mau curhat silahkan datang kerumah."Kata Fatimah. "Saya keluar dulu ya Mbak."Tambah Fatimah lalu pergi.

Arumi senang akhirnya dia mempunyai teman yang seumuran diperumahan ini. Apalagi letak rumah Fatimah sangat dekat dengan rumah Arumi.

Arumi masuk kedalam rumah memberikan Arahan pada pegawai untuk meletakkan barang-barangnya. Tepat pukul 11.00 WIB rumah sudah rapi. Arumi membelikan makanan delivery untuk para pegawai.

"Wah enak nih makanannya."Kata Seorang pegawai.

"Silahkan dinikmati saja Pak, saya mau kedapur sebentar."Kata Arumi. Arumi kedapur membuatkan es buat para pegawai.

"Enak ya kalau punya rumah kayak gini."Kata salah satu pegawai.

"Iyalah harganya saja mahal loh."Kata Pak Supir.

"Ini pak esnya,"Kata Arumi meletakkan teko dan beberapa gelas ditempat mereka sedang makan.

"Lain kali kalau butuh tenaga angkat barang panggil kita saja ya Mbak."Kata Pak Supir.

"Iya Pak, saya juga berterima kasih karena Bapak-bapak udah mau kerja sama saya meskipun hanya sebentar."Kata Arumi.

Terdengar sebuah sepeda motor berhenti didepan rumah Arumi. Arumi kira itu Fatimah yang sudah pulang, ternyata menuju rumahnya.

"Arumi..."Panggil orang tersebut yang tidak lain adalah Mama Arumi.

"Mama...tahu darimana aku pindah kesini?"Tanya Arumi.

Mamanya tidak menjawab malah menarik tangan Arumi agar menjauh dari para pegawai.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel